Mereka sekolah di sebuah SMA favorite di kota A yang memang sebagian besar muridnya adalah anak pembisnis.
Sesampainya mereka di sekolah, semua murid berdiri di pinggir karena tidak ada yang berani menghalangi jalan mereka yang di kenal anak salah satu Genk tersbesar di kota A hingga tiba di depan kelasnya sebelah ips.
"Dek, gua ke kelas dulu okey lu jangan membuat ulah lagi, nakalnya nanti saja di luar jangan di dalam sekolah" bisik Nawan sambil tertawa kecil.
"Hehe oke bos, tapi gak janji yak. kalau tidak membuat masalah bukan Ratih Purmama Sari namanya hehe" ucap Ratih sambil tertawa kecil membalas ucapan Nawan.
"Heh nawan, ngomong bisik-kan terus dikata kita ini setan kali" celetuk Riko sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Kalau lu setan mana mau gua temenan sama lu," balas Nawan dengan wajah datarnya.
"Hehe.. ampun bang jago, sorry bang jago, ampun bang jago" sambung Riko sambil sedikit bernyanyi.
"Ehem" dehem Nawan.
"Yasudah Ka, sana ke kelas nanti lu di hukum lagi" ucap Ratih.
"Baiklah, wil, Li, gua titip Ratih ya" ucap Nawan sambil menepuk pundak mereka.
"Siap bosque" jawab William dan Julio serentak.
Ratih masuk kedalam kelas bersama William dan Julio, sedangkan Nawan pergi bersama Tomi, Riko dan dua temannya ke kelas mereka. maklum mereka beda satu tahun jadi kelasnya beda.
Saat pelajaran dimulai, William dan Julio terlihat gelisah karena guru mereka hari ini sangat galak sedangkan Ratih terlihat biasa saja dengan wajah dinginnya itu.
"Rat, lu sudah ngerjain tugas?" tanya Julio dengan keringat yang bercucuran.
"Sudah, santai aja lu kenapa sampai keringetan tuh" tanya Ratih.
"Parno gua" ucal Julio lalu mengambil sapu tangan dan mengelap keningnya yang berkeringat .
Tidak lama kemudian Guru killer itu masuk kedalam kelas menyapa semua nurid dikelas. Guru galak itu bernama Sri dan diberi julukan penyihir oleh Ratih.
"Selamat pagi anak-anak" sapa Guru tersebut dengan ekspresi garangnya.
"Selamat pagi bu" jawab serentak murid di kelas.
"Baiklah, kumpulkan tugas kalian sekarang!, tegas Bu Sri.
Semua murid langsung beranjak dari tempat duduknya lalu berhamburan untuk mengumpulkan tugas mereka. setelah itu Bu Sri langsung memberikan materi dengan serius.
"Bosen tau gak Li," bisik Ratih pada Julio.
"yasudah sabar, fokus sama pelajarannya dulu saja" balas bisik Julio pada Ratih.
"Ailah.. lu penakut banget si Li" lanjut Ratih.
"Eh lu berdua bisa tenang tidak?,.sutt jangan berisik nanti malah dihukum" ucal William yang selalu menjadi penengah diantara pertikaian mereka brdua.
"Lu berdua penakut!, cuma madam penyihir juga ngapain takut" celetuk Ratih.
Tanpa disadari mereka bertiga, sedari tadi Bu Sri sudah memantau kelakuan tiga sejoli itu hingga akhirnya penghapuspun melayang trpat mengenai kening Ratih.
"Adaw," pekik Ratih sambil mengelus keningnya.
"Berani sekali kalian mengobrol disaat saya sedang menjelaskan matero!" bentak Bu Sri.
"Hadeh Bu, kita cuma bicara sebentar anda sudah marah bagaimana jika kita berkrlahi di kelas pasti satu kelas berdengung karena suara anda yang menggema" ucap Ratih sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Ratih!, ibu bosan ya setiap hari kamu selalu membuat ulah terus dan melawan terhadap Guru. berdiri kamu sekarang di lapangan! sampai pelajaran saya selesai!" bentak Bu Sri yang mengusir Ratih.
"Yes, terimakasih Bu haha" tawa Ratib sambil berlari kecil keluar kelas.
Ratih keluar dengan senang hati lalu pergi ke lapangan dan berdiri disana. itulah kebiasaannya jika dia tidak suka dengan Guru maka dia akan membuat ulah agar tidak ikut pelajaran.
"Kalian berdua William dan Julio jangan mengobrol lagi dan jang contoh juga sifat Ratih," bentak Bu Sri.
"Tapi Bu, kenapa hanya Ratih yang dihukum tapi kita tidak di hukum? kita juga tadi mengobrol" Celetuk William.
"Sutt, Wil kebiasaan lu!, maaf ya Bu si William memang suka begini kalau bicara ngelantur hehe" ucap Juulio sambil menutup mulut William dan berbisik.
"Sekali aja lu diem dulu dah Wil, biarin si Ratih yang dihukum dia yang salah biar dia kapok" jelas Julio sambil melotot kepada William
William hanya mengangguk lalu Julio membuka bekapan tangannya.
"Huh, gila bisa mati gua Li" sahut William yang masih mengatur nafasnya.
"Hehe maaf" singkat Julio.
Merekapun melanjutkan pelajarannya, sedangkan di lapangan tempat Ratih berdiri datang beerapa siswa yang dijewer oleh Pak Gibran lalu mereka ikut berdiri bersampingan dengan Ratih.
Ya salah satu dari mereka adaalah seorang siswa yang populer di kelas 11 ipa, ia anak dari pemilik sekolah sifatnya baik, keren, dan sedikit arogan dia bernama Randi Pratama sanu.
Tidak hanya itu, ia juga mempunyai Genk bernama King Cobra atau disingkat menjadi Kibra dengan annggota yang cukup banyak, namun di sekolah ini hanya ada dua Teman setia nya yang satu sekolah dan Genk juga.
"Randi, diam di sini sampai pelajaran saya selesai dan jangan kemana-mana selagi saya mengajar!, ketauan kamu pergi dari lapangan, hukuman kamu saya tambah pecamkan itu!, ucap Pak Gibran lalu pergi.
...****************...
Brsambung..
Jangan lupa like. koment and saran, vote and rate ya gaes🙏🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Abdy ChuQe
anak sekolah kayak gini gimana bisa dapat baroqah ilmu
2021-06-24
0
нιєℓ∂нα『Ra』
wkwkwk setan rawa apa setan alas tuh 🙄🤣. hukuman nya gampang bet dah.. harusnya jangan berdiri di lapangan. tapi bersihin wc sekolah 🤣🤣🤣
2021-05-06
1
Tataxx
Oke.... Aq ngl jejak disini ya ar.... Bru smpe sini aq
2020-10-29
1