Samar-samar Bara mendengar pembicaraan Clara dan para orang tua hingga menimbulkan keterkejutan. Dengan emosi yang terkontrol Bara langsung menggendong Aya ke ruang tamu lagi.
"Cla nanti begitu nikah bikin anak kaya Aya yang banyak ya. Bikin sepuluh," ucap Bara riang lalu mengecup pipi Aya.
Clara langsung membelalakkan mata terkejut.
"Jadi ini biang keroknya," gumam Adam.
"Pantes Clara minta diundur," sahut Fajar.
"Mirip mas Adam ya," ucap Caca pada suaminya yang langsung diangguki.
"Mau ya? Bikinnya gak langsung sepuluh kok. Satu-satu tapi tiap taun," ucap Bara lagi.
Clara langsung menggeleng cepat.
Caca cuma lairan sekali aja aku gak kuat, ini Claraku disuruh sepuluh. Ya ampun. Dikata anakku kucing apa ya? Batin Fajar horor.
Deg deg deg
Wajah Clara! Duh jadi inget waktu mau kugarap dulu! Gawat ini! Bisa-bisa bangun pedangku! Batin Bara lalu memberikan Aya pada Ayahnya yang mulai terlihat marah dan segera lari ke kamarnya sebelum ia benar-benar tegang.
***
Ini bukan pertama kali! Ini bukan pertama kali! Ini bukan pertama kali! Batin Bara menguatkan dirinya ketika ingatannya tentang nikmatnya tubuh Clara kembali terputar di otaknya.
******* malah kepikiran waktu ngen***! Batin Bara kesal lalu onani di toilet dibantu sabun sebagai pelicin.
"Arghh Clara," lenguh Bara pelan saat mulai mencapai puncaknya.
"*******! Gue hampir gak pernah ngefap! Kalo gak gara-gara kamu Cla. Gak bakal benihku kebuang di toilet" gumam Bara mengomeli Clara.
Usai memuaskan diri Bara langsung mencuci mukanya juga mengganti celana dalamnya untuk jaga-jaga agar tidak mencurigakan.
"Kak Bara," bentak Clara yang sudah berdiri di depan kamar Bara dengan tangannya yang berkacak pinggang.
"Aku gak ngapa-ngapain sumpah!" jawab Bara spontan karena masih belum fokus.
"Apa sih kok jadi gitu?" tanya Clara bingung.
"Kenapa?" tanya Bara setelah cukup fokus.
"Kita perlu bicara berdua" ketus Clara.
Kita? Berdua? Bicara? Bisa mati gue! Batin Bara panik dan kacau.
"Soal apa?" tanya Bara panik.
"Hubungan kita," jawab Clara lalu melangkah masuk ke kamar Bara.
Dengan cepat Bara langsung menahan Clara agar tidak masuk ke kamarnya.
"Kalo mau bicara jangan di kamarku. Kita di perpus aja," ajak Bara lalu menutup pintu kamarnya dan menarik clara ke perpustakaan.
Clara hanya pasrah ketika Bara mengajaknya ke perpustakaan pribadinya. Tanpa ada kecurigaan apapun bahkan setelah tau sikap Bara.
"Jadi gini," belum sempat Clara menyelesaikan ucapannya Bara sudah langsung menyerangnya.
Bara ******* bibir Clara dan langsung memojokkannya di rak buku. Bara terus ******* bibir Clara meskipun Clara menolaknya.
"Kamu nakal Clara," ucap Bara dengan napas panasnya yang berhembus di depan mulutnya.
Aroma mint dan maskulin Bara sangat tercium. Uhh bagai tengah dihipnotis. Bukan! Ini lebih tepat sebagai pengganti candu bagi Clara. Dengan hati-hati Clara mengecup bibir Bara, yang langsung disambut dengan lumatan yang lebih lembut darinya.
"Kamu nakal Clara. Kamu bikin aku deg-degan gak jelas," ucap Bara saat lumatannya terlepas lalu kembali ******* bibir Clara yang sudah mulai dibalas Clara.
"Kamu nakal Clara! Nakal! Clara nakal!" racau Bara lalu memperdalam lumatannya.
Puas dengan lumatan dan morning kissnya yang terlambat. Akhirnya Bara melepaskan pagutannya, lalu memeluk erat Clara sambil mengecup keningnya beberapa kali.
"Kamu ini nakal, nyebelin juga," ucap Bara yang masih memeluk Clara.
"Aku salah apa?" tanya Clara sedih.
Dengan cepat Bara melepaskan pelukannya dan menatap Clara bingung, karena membuatnya sedih.
"Kamu marah sama aku, kamu benci aku, kamu gak suka aku. Tapi kenapa kamu mau nikah sama aku? Toh aku," ucapan Clara kembali dipotong Bara dengan lumatan penuh gairahnya.
Air mata Clara mengalir tanpa ia sadari, dengan cepat Bara melepas lumatannya setelah merasa ada benda cair yang membasahi pipinya.
"Kenapa Clara? Kenapa? Ada masalah apa? Cup cup jangan nangis," ucap Bara sambil menghapus air mata Clara.
"Kakak jahat!" jawab Clara.
"Jahat kenapa Clara?" tanya Bara bingung lalu menarik kursi agar dapat duduk berhadapan dengan Clara.
"Kamu ambil semuanya."
"Jangan bahas itu Cla. Aku cukup gila gara-gara itu. Kamu tau gimana stresnya aku pagi ini liat kamu? Aku mau kamu! Susah payah aku menghindari kamu, tiga hari. Bukan! Empat hari ini aku coba hindari kamu! Kamu tau betapa berdebarnya aku?" ucap Bara lalu menarik tangan Clara ke depan kirinya lalu menempelkannya "Senyum, wajah, semua. Semua Clara. Aku gila gara-gara kamu! Aku gak mau perkosa kamu lagi Clara. Paksa kamu. Aku gak mau. Kalo aja kamu nurut. Kalo aja gak ada kejadian Via. Ini gak akan terjadi," sambung Bara frustasi.
Clara terbelalak mendengar pengakuan Bara.
"Asal kamu tau aku gak pernah onani! Gara-gara kamu aku jadi ke inget semuanya. Punyaku on dan kamu tau apa?" tanya Bara.
Clara hanya menggeleng pelan.
"Aku onani untuk yang pertama kalinya Clara! Aku gak suka!" ucap Bara menjawab pertanyaannya sendiri.
"Kak apa kamu gak benci aku?" tanya Clara.
"Ya benci lah! Kamu jadi alasan ku deg-degan tanpa sebab sampai sekarang tau gak!" jawab Bara.
"Apa aku gak menarik?" tanya Clara sedih mendengar jawaban Bara.
Bara langsung bangun dari duduknya, lalu menarik tangan Clara ke arah celananya.
"Rasakan Cla dia bangun, keraskan? Cuma gini sama kamu. Dan dalam waktu sesingkat itu. Cuma sama kamu. Sudah bisa simpulkan sendiri?" jawab Bara lalu duduk kembali.
"Terus kenapa kamu ngehindar?" tanya Clara.
"Masih tanya ni bocah," jawab Bara jengah harus menjelaskan.
"Kalo kakak benci kenapa mau dilanjutin? Aku cuma bocah. Aku egois. Susah diatur. Aku. Aku tau sebejat apa kamu. Tapi kita. Kita bisa cari pasangan lain kak. Gak harus memaksakan diri," ucap Clara yang mulai menangis lagi.
"Kamu kenapa jadi cengeng Cla? Apa yang salah lagi sekarang? Aku sendiri bingung dengan perasaanku. Tapi yang jelas aku gak mau kamu jauh atau terlalu dekat sama aku secara harfiah. Aku mau gini aja dulu, sampai aku paham gimana perasaanku. Nanti aku bakal lakukan. Bukan maksudku. Hubungan ini. Aku kamu kita. Semuanya akan berjalan tanpa paksaan, semua akan mengalir. Jadi sabar. Tunggu dan bantu aku," ucap Bara menenangkan Clara sambil menggenggam tangan Clara dan mengecupnya.
Clara langsung mengangguk dan tersenyum manis.
"Aku bakal bantu," ucap Clara lalu mengecup kening Bara.
Aku bakal bantu kamu sampai kamu move on, sampai kita benar-benar jadi pasangan yang benar. Batin Clara.
Beri aku waktu sayangku. Sampai aku bisa kasih kamu semua hatiku. Sampai debar ini jelas karena apa. Biar semua sesuai racau nakalmu saat mabuk waktu itu. Batin Bara lalu menurunkan Clara dari meja dan mengecup keningnya.
***
"Kamu ini belajar yang benar! Pokoknya harus bisa masuk kampusku!" ucap Bara sambil mengantar Clara ke depan setelah puas memandangi Clara dan membiarkannya memakai kamar mandinya untuk cuci muka.
"Iye bawel!" jawab Clara.
"Ayah, ayah mertua aku baru nikahin ni bocah kalo dia dah dapet kampus! Titik!" putus Bara.
Clara langsung menatap Bara.
"Apa lihat-lihat? Gak terima? Gue kawinin minggu depan beranak tiap taun lo!" ucap Bara lalu mengacak rambut Clara.
Semua orang membelalakkan mata mendengar ucapan Bara, apalagi semua anggota keluarga tengah berkumpul. Bahkan Hana menghentikan aktivitasnya menyuapi Aya makan. Juga Rey yang menghentikan tangkapan bolanya dengan Leo hingga terlempar ke wajahnya.
"It's so fast," ucap Rey tanpa sadar lalu kembali ke aktivitasnya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments