Adam terus membicarakan masalah tawaran Fajar dengan istrinya hampir selama seminggu, sebelum menyampaikannya pada Bara. Sebenarnya Adam sangat ingin memberitahu Bara secepatnya. Tapi Adam tidak pernah dapat momen yang pas.
"Ayah!" pekik Lisa mengagetkan ayahnya yang tengah menemani bundanya yoga.
"Aduh princess bikin kaget aja," ucap Adam yang kaget karena pekikan si bungsu.
"Ayah dah cerita sama kakak?" tanya Lisa lalu duduk di pangkuan ayahnya yang duduk bersila.
"Belum," jawab Adam sambil berbisik agar tidak mengganggu Istrinya.
"Ayah bilang aja waktu mabar sama kakak," saran Lisa sambil berbisik.
"Boleh tuh. Nanti kak Bara pulang ke sini apa enggak tapi," ucap Adam mempertimbangkan saran Lisa.
"Aku telfon kakak aja biar ke sini. Ayo yah!" ajak Lisa semangat sambil berdiri dan menarik-narik tangan ayahnya.
"Iya," jawab Adam lalu bangun dan mengecup kening Anna sebelum pergi menuruti Lisa.
Adam segera berjalan mengikuti Lisa ke ruang keluarga lalu menekan nomor telepon Bara sementara Lisa sudah siap menunggu jawaban dari kakaknya.
"Ayah minum dulu ya. Kamu telfon kakak aja dulu," ucap Adam lalu mengecup kening Lisa.
"Oke bos!" jawab Lisa dengan ceria "Halo kakak," ucap Lisa saat sambungan teleponnya dijawab Bara.
"Iya apa Sa?" jawab Bara.
"Kakak nanti pulang ke mana? " tanya Lisa antusias.
"Lisa kangen?" ucap Bara yang balik tanya.
"Iya dong. Sama kak Rey juga. Aku kangen semuanya. Setiap hari begitu," jawab Lisa lalu bersandar ke tembok.
"Yaudah nanti kakak pulang," ucap Bara.
"Beneran kak?" tanya Lisa tak percaya.
"Iya dong," jawab Bara "Nanti mau di bawain apa?" sambung Bara.
"Bawain kak Rey bisa?" tanya Lisa yang langsung membuat Bara terbahak-bahak.
"Kak Rey lagi keluar kota dek. Nanti juga balik," jawab Bara.
"Kakak bawa martabak dong. Biar kayak yang di tipi-tipi kalo lagi ngapel cewek," jawab Lisa sambil tersipu-sipu sendiri.
"Hihihi iya siap," jawab Bara "Dah dulu ya dek. Kakak mau cari makan dulu," pamit Bara sebelum mematikan sambungan teleponnya.
"Kakak jangan cari cewek ya," pesan Lisa lalu mematikan sambungan telponnya.
***
Bara hanya tersenyum geli mendengar ucapan adiknya.
"Yaudah sana pergi," perintah Bara pada dua wanita sexy di kanan dan kirinya yang tengah menemaninya makan siang.
"Loh kenapa?" tanya wanita sexy tersebut nyaris bersamaan.
"Princess bilang gak boleh cari cewek," jawab Bara sambil melanjutkan makannya ditemani wine dan pasta yang di pesannya.
"Ayolah tapi princess gak di sini kan?" bujuk salah seorang wanita.
"Princess itu panggilan sayang keluargaku buat Lisa, adikku," ucap Bara sambil melanjutkan makannya "Dah sana pergi!" usir Bara.
"Kan princess bilang gak boleh cari cewek, bukannya kita cuma teman 'main'?" bujuk wanita yang lainnya.
Bara enggan menjawab, ia terus melanjutkan makannya hingga habis lalu meminum winenya langsung dari botolnya.
"Lisa, itu prioritas semuanya. Apa yang Lisa mau kuturuti. Apapun," ucap Bara lalu berdiri dan pindah tempat.
Setampan apapun aku. Sehebat apapun aku. Sekuat apapun aku. Adik kecilku gak pernah lihat aku. Sekaya apapun ayah sama kak Rey, adekku gak bisa liat aku. Lisa gak tau apa itu cantik. Apa itu tampan. Hanya gelap dan abu-abu yang di lihat Lisa. Batin Bara sedih.
Bara jelas tidak menjadikan pasangan yang selama ini ia pacari secara serius. Ada hal lain yang Bara inginkan dari para pasangannya. Bukan hanya kepuasan bercinta saja. Bara tidak senaif Rey.
"Kalo saja aku jagain Lisa lebih baik lagi. Semuanya gak bakal kayak sekarang," gumam Bara sambil menenggak winenya yang tinggal setengah.
Flashback~
"Adek, jagain babynya ya," perintah Adam pada Bara yang terlihat cuek pada adik kecilnya.
"Hmm," jawab Bara lalu pergi ke ruangan adiknya yang belum ada sehari di dunia, bahkan adik perempuan kecilnya itu baru akan dibersihkan.
Dia bukan adikku! Dia jahat! Dia cuma mau rebut ayah sama bunda! Egois! Batin Bara saat melihat adiknya yang tengah di bersihkan.
"Cantik ya adikmu 'Kak' Bara? " tanya Rey sambil merangkul bahu adiknya.
"Biasa!" jawab Bara ketus "Dia cuma mau rebut bunda sama ayah!" sambung Bara sinis lalu pergi meninggalkan kakak dan adik yang harusnya ia awasi.
Flashback off~
Menjelang petang Bara baru meninggalkan restoran milik keluarganya yang mulai di kelolanya beberapa hari ini. Bara tentu tidak mau cari ribut dengan keluarganya.
Jadi Bara memutuskan untuk pulang dulu ke apartemen milik Rey yang sekarang jadi miliknya. Bara langsung mandi dan bersiap-siap pulang ke rumah orang tuanya. Tak lupa memesan martabak pesanan Lisa. Martabak manis dengan toping coklat, kacang, dan keju.
Bara memilih pulang dengan menaiki ojek online agar lebih cepat sampai.
"Ini mau ngelamar kerja mas?" tanya si driver saat mengantar Bara sampai gang kompleks perumahannya yang elit dan mewah.
"Bukan," jawab Bara singkat.
"Ngapel ya?" tanyanya lagi dengan kepo.
"Bisa jadi," jawab Bara sekenanya saat turun sambil melepaskan helmnya.
"Gede ya mas rumahnya," kagum si driver.
"Hmm," jawab Bara sambil mengeluarkan uang lembaran lima puluh ribu dari kantongnya "Sisanya buat uang tip," jawab Bara lalu memasuki rumah orang tuanya yang langsung disambut para pelayan.
Belum sempat si driver berterima kasih Bara sudah masuk ke dalam rumah dan pintu langsung ditutup.
"Ternyata bos," kagum si driver tak percaya lalu tancap gas setelah ditegur satpam.
***
"Lisa, adek," panggil Bara sambil mencari Lisa di kamarnya atau di taman belakang.
"Kakak!" pekik Lisa yang malah keluar dari dapur.
"Kamu ngapain di dapur?" tanya Bara lalu memeluk Lisa, "Eh iya ini martabaknya," sambung Bara.
"Aku mau masak. Biar semuanya terkejut," jawab Lisa polos.
Bara langsung menatap tajam ke arah para pelayan yang membiarkan adiknya memasak.
"Aku ambil piring ya kak?" tanya Lisa.
"Gak usah biar Mukti aja," jawab Bara lalu memberikan martabaknya pada pelayan rumahnya agar disajikan di ruang keluarga.
"Eh kak Bara dah pulang," sapa Adam basa-basi.
Bara hanya tersenyum menanggapi ayahnya.
"Eh kamu berani gak tanding PS sama ayah. Ayah habis beli game Taken 8 loh tadi," ucap Adam yang langsung mengajak anaknya tanding PS.
Bara langsung siap-siap menolak. Karena tujuan awal ia ingin menemani Lisa saja. Baik bermain jadi princess dan prince, jadi monster atau naga yang merangkap jadi pangeran, masak-masakan, jadi pasien atau korban di salon Lisa.
"Tapi kalo kamu berani aja sih kak," pancing Adam saat tau gelagat penolakan Bara yang akan segera meluncur.
"Berani! Ayo!" jawab Bara dengan semangat karena merasa direndahkan ayahnya.
"Aku jadi suporter!" ucap Lisa sambil mengacungkan dua tangannya.
Dah masuk pancingan. Tinggal nanti dibicarakan. Batin Adam senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Lastri Gete
kayak ikan harus dipancing 😂😂
2021-03-29
0
ⓘ ⓝ ⓐ ⓨ
jarang2 cerita, anaknya udh dewasa, bpknya sempet2nya ngajak main game🤣🤣.. biasanya bapaknya cuma sibuk ngomongin kerjaan mulu..
2020-07-20
4
Meli_Melati
hallo kakak yang ganteng and cantik jangan lupa y buat mampir di karya aku yang judulnya " Bersama Denganmu menuju pelaminan "
2020-05-01
0