Part 4

Tak ingin membuang waktu Bara segera menghubungi Fajar untuk meminta anaknya sebagai teman ke acara resepsi sialan itu. Fajar langsung setuju. Bahkan tanpa Bara minta secara formal, Fajar sudah mengizinkannya. Bara juga menanyakan tentang Clara pada fajar, perihal perjodohannya.

"Kalo emang Clara mau sama saya, saya sih gak masalah," ucap Bara.

"Gak usah formal gitu lah pakek 'saya' segala," jawab Fajar canggung.

"Namanya juga ke camer om. Biar gak dianggap kurang ajar," ucap Bara sambil terkekeh.

"Minggu depan om paksa deh si Clara," ucap Fajar.

"Jangan dipaksa om. Nanti kalo ada waktu biar aku aja yang ketemu Clara langsung," jawab Bara dengan sopan.

Perbincangan hangat antara Bara dan Fajar terus berlanjut. Bahkan Bara sudah benar-benar mencuri hati Fajar, dengan sedikit basa-basi dan bersabar untuk sopan akhirnya Bara mulai melangkah.

"Nanti om kirim nomernya si Clara," ucap Fajar sebelum menutup sambungan telepon dari Bara.

"Oke om," jawab Bara lalu mematikan sambungan teleponnya.

***

Suara DJ yang mengalunkan musik EDM berdentum kencang mengiringi orang-orang yang menari di lantai dansa. Clara terlihat sama sekali tidak berminat dengan apa yang ada di lantai dansa. Bahkan temannya Nita yang tengah hamil entah anak siapa susah mengajaknya turun ke lantai dansa. Nadia juga terlihat sudah mulai mabuk dan makin erotis saat berjoget bersama Bela, pasangan lesbinya.

"Lo yakin gak mau ikut?" tanya Bela dan Nadia yang akhirnya menepi dan duduk menemani Clara.

"Idih jijik gue kalo ikut ke sana," jawab Clara sinis "Lo gak liat tuh si Nita jadi bunting gara-gara kebanyakan goyang, di goyang juga sih," sambung Clara sambil tertawa sinis.

"Alah sok muna lu!" saut Bela.

"Dih! Emang nape? Gini-gini gue masih perawan! Gak kayak elu! Jebol gara-gara dildo!!" umpat Clara yang sudah mulai mabuk.

Bela dan Nadia yang tau kalau temannya ini sudah mulai mabuk dan jelas sekali kalau Clara pergi clubing hanya karena ada masalah, hanya tertawa. Toh memang itu faktanya.

"Ada masalah apa sih kamu sebenarnya?" tanya Nita yang akhirnya ikut bergabung ditemani oleh seorang pria tampan dan kekar yang digaetnya.

"Gue ilfil! Gue masih muda dah disuruh nikah mulu, nikah mulu!" jawab Clara yang jelas tidak lagi dipedulikan Nadia dan Bela yang asik bercumbu.

"Nikah? Emang adahh calonnya?" tanggap Nita dengan suaranya yang begitu erotis saat payudaranya yang makin montok diremas oleh pria yang digaetnya tadi.

"Dijodohin," jawab Clara sambil menggenggam whiskynya tanpa melihat apa yang dilakukan ketiga temannya.

Nita tampak sangat terkejut hingga memajukan tubuhnya hingga terlepas dari tangan nakal pria tersebut. Nadia dan Bela juga langsung berhenti bercumbu.

"Hmm," jawab Clara lalu menyulut rokok dan menghisapnya.

Mendapat reaksi terkejut dari Nita, pria tersebut langsung mengeluarkan uang $100 dari dompetnya yang entah berapa lembar dimasukkannya ke dalam belahan payudara Nita. Nita segera menatapnya dengan manja lalu mengambil uang yang diselipkan di dadanya dan menyimpan uang tersebut ke dalam tasnya.

"Gue mau pulang," ucap Clara frustasi lalu mengambil botol whiskynya dan tas ranselnya yang digendongnya.

"Loh kok buru-buru?" tanya Nita sambil mengelus perutnya yang buncit sambil bergelayut manja pada pria tadi.

"Lu *****! Dia lesbi, gak ada yang bener. Gue mau ke tempat Bob aja," jawab Clara yang selalu tampil dengan pakaian gothicnya.

Nita sudah tidak menahannya lagi. Apalagi pria tadi sudah menyelipkan uang ratusan ribu rupiah ke perut, dada, bahkan ke celana dalam yang dikenakannya. Nita yang memang seorang pelacur langsung paham apa maksudnya. Tanpa banyak basa-basi Nita langsung memasukkan uangnya ke dalam tas dan dengan gerak cepat ia sudah melepas celana dalamnya yang basah. Clara langsung pergi meskipun sedikit sempoyongan, sambil mengacungkan korek apinya yang berbentuk pistol pada semua orang yang menyentuhnya.

Clara memang nakal, brutal, kasar, bahkan ia juga pemabuk dan sebenarnya merupakan pecandu kokain. Karena obsesinya untuk kurus dan cantik. Meskipun tanpa itupun Clara sudah cantik dan sempurna, kalau saja ia sedikit lebih baik. Clara yang suka clubing juga berusaha untuk tidak terlalu mabuk agar ia mampu menjaga dirinya sendiri. Paling tidak ia tetap perawan, sampai dijebol suaminya kelak.

Dengan langkah gontai Clara terus berjalan ke tempat Bob, Muhamad Fatah. Temannya yang sama-sama dari pondok dan kini jadi gali. Tentu saja dalam kondisi mabuk Clara akan sangat kesulitan mencari Fatah setidaknya sebelum ganti nama jadi Bob Stress dan mulai mentato seluruh tubuhnya. Bagaimana tidak sulit? Kondisi normal saja Clara tak bisa menemukannya! Apalagi mabuk!

Jalan sempit, berbelok, penuh gang dan jalan buntu. Clara jelas bingung. Hingga akhirnya Clara berjalan ke tempat yang sama sekali tak disangkanya bahkan enggan di datanginya saat ia normal sekalipun.

"Aku mau bikin laporan ke polisi! Ayah dah melanggar HAM!" ungkap Clara lalu berjalan ke kantor polisi.

Semua orang terkejut melihat seorang wanita muda yang cantik, di penuhi tato temporal tiba-tiba masuk dan duduk di ruang tunggu. Dengan whisky dan rokok di tangannya. Telinganya juga penuh tindik. Rambutnya diwarna dengan warna yang mencolok.

"Mau apa kamu?" gertak seorang polisi muda.

"Saya?" tanya Clara sambil menunjuk dirinya sendiri "Saya mau bikin laporan pak! Hik eh bu," sambung Clara dengan suaranya yang lantang dan hormat dengan tangannya yang terselip rokok.

Semua polisi dan polwan yang kebagian jaga malam bingung dan heran pada Clara. Clara langsung tertawa terbahak-bahak dengan sangat nyaring, lalu menghabiskan whiskynya dan membuang puntung rokoknya yang sudah mengecil.

Seorang polwan yang melihat Clara langsung mendekatinya, berharap Clara bisa di ajak bicara. Clara duduk dengan santainya di ruang tunggu. Bersandar dengan kaki yang di naikkan layaknya di angkringan. Polwan yang melihat Clara duduk lalu ikut duduk manis di sampingnya sambil memegang bahu Clara agar merasa tenang.

Tapi diluar dugaan, Clara malah memuntahi polwan tersebut. Memuntahkan isi perutnya di atas rok polwan yang mengajaknya bicara. Semua orang jijik melihatnya. Bahkan ada yang ingin ikut muntah karena melihat Clara.

"Gue Clara anaknya Fajar!" ucap Clara lancang setelah puas muntah sambil berjalan masuk ke dalam ruangan pengajuan laporan.

Hening

Tak ada yang berbicara dan menegur Clara lagi. Apalagi saat Clara menunjukkan fotonya bersama ayahnya.

"Biar dia aku yang urus. Lanjutkan pekerjaan masing-masing," ucap Rifki yang tertarik dengan Clara.

"Siap pak!" jawab salah seorang anak buah yang di perintahnya.

"Sebelah sana pengajuan laporan. Saya AKP emm. Maksudku, sekretaris Rifki. Akan membantu anda," ucap Rifki lalu menggiring Clara ke ruangannya.

Dia sangat menarik. Nakal dan condong seperti anak punk. Tapi ada sesuatu yang lain darinya. Tapi apa? Batin Rifki sambil menegangi dadanya yang berdegup.

Tapi belum juga duduk, Clara sudah ambruk tertidur di lantai, yang lagi-lagi membuat semua orang terkejut dan mengiranya mati karena overdosis.

Rifki hanya geleng-geleng kepala melihat Clara yang kacau, lalu menggendongnya dan menidurkannya di sofa. Rifki hanya melepas tas dan sepatu boots milik Clara, lalu menunggu wali dari Clara datang sambil menggeledah tas dan ponselnya.

Terpopuler

Comments

Yadi Kusma

Yadi Kusma

Aq jd ragu Clara pecandu kokain tapi masih perawan dan berpikir logis, padahal kalo kita simak sekali make kokain dah bakal selamat segalanya, faktor ketergantungannya sangat tinggi termasuk akibat di cecokin alias dipaksa orang lain

2021-10-19

0

Maria Juni Yati

Maria Juni Yati

😲😲😲😲😲😲

2021-05-13

0

Nur Hayati

Nur Hayati

gak cocok Thor,, karakter Clara kayak gitu,,apalagi tubuhnya banyak tatonya sulit di terima perempuan kayak gitu...cepet di revisi Thor untuk karakter perempuannya...makasih.

2020-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!