...Kebiasaan itu sulit di ubah, apalagi ada kamu di dalam nya....
...Aldi~...
Aldi pulang dengan raut wajah masam, Aldi diam memerhatikan ponselnya saat dosen nya tengah duduk di hadapan nya dengan wajah tersenyum tulus.
Flashback on
"Jangan takut untuk membagi waktumu kursus, Saya rasa kamu memang berhak ikut tahun depan," ucap bu Eca.
"Tapi Bu, saya kurang tertarik ikut program ini, sudah senang di Indonesia saya," jawab Aldi ogah-ogahan.
Aldi benar-benar tidak suka dengan tawaran dari Bu Eca, kalau bukan Dosen PA (penasehat Akademik) yang selama ini bersama nya sampai semester lima ini, Aldi pasti ogah untuk ikut ke ruangan nya.
"Saya yakin orang tua nak Aldi pasti akan senang, bukan nya ini kesempatan langka? Yakan," ujar Bu Eca.
Aldi menghela nafas berat. Study di luar negri memang impian banyak orang, tapi bagi Aldi, semua yang berhubungan dengan nya sekarang adalah yang terbaik, Lala? Mungkin itu salah satu yang membuatnya enggan menerima tawaran Bu Eca, bukan hal yang menyenangkan bila harus memulainya dari awal.
"Kamu jangan takut nak, sudah lima mahasiswa Ibu yang melanjutkan sekolah ke luar negri, dan ibu berharap kamu bisa memahami harapan Ibu."
Lagi-lagi Bu Eca membuat Aldi diam, menurut Aldi dia tidak sepintar yang lain, tapi kenapa pilihan Bu Eca justru tertuju kepadanya.
"Ya sudah, kamu boleh pulang sekarang, jangan lupa beritahu Ibu kalau sudah punya jawaban," ucap Bu Eca.
Senyum Bu Eca mengembang, bagi Bu Eca Aldi termasuk murid yang rajin dan tinggi jiwa sosialnya.
"Ya udah deh Bu, Aldi pulang dulu ya Bu, Assalamualaikum." kata aldi sambil menyalimi Bu Eca.
Flashback off
***
Aldi datang dengan tiga kantong kresek, makanan, minuman, dan bahan dapur. Lala sudah duduk manis di ruang tamu Aldi, sangat jarang Lala berkunjung ke rumah Aldi, cuma Aldi yang hampir tiap hari ke rumah Lala.
Aldi meletakkan semua makanan di atas meja, sedang Lala hanya memeriksa belanjaan mereka.
"Ehh ada Lala disini rupanya," seru Tante Nia
"Eh tante Nia, kapan datang tante?" tanya Lala,
Lala bangkit menyalimi tante Nia.
Memang yang paling mengherankan, Lala seperti anak tante Nia dan Aldi seperti anak tante Ega.
"Kamu malah manggil tante, panggil mami, sudah sering di tanya juga," kesal tante Nia.
"Iya Mami ku yang cantik, eh! tapi kok bisa Aldi jelek gitu ya Mi?" tanya Lala iseng.
"Dulu waktu Mami ngidam, Mami makan nya bakso gosong jadi Aldi jelek," jawab tante Nia jenaka.
Lala tertawa puas, Aldi hanya berdecak kesal. Mana ada ngidam bakso gosong.
"Aldi masak yang banyak ya, Lala lagi lapar, yakan la?"
"Iya mi, Aldi tadi lama banget konsultasi, Lala di biarin jadi gembel di gazebo nungguin nya," kesal Lala.
"Anak mami, Lala apa Aldi?" tanya Aldi kesal sekali, dia ingin sekali menenggelamkan tetangga nya yang berisik ini, atau lebih baik menyergapnya di gudang.
"Lala sama Aldi," jawab tante Nia.
Lala Menaik-turunkan alisnya, Aldi hanya mempercepat irisan bawang nya.
"Hati hati di, tangan kamu entar ke iri..."
Lambat sekali, tangan Aldi sudah mengalir darah segar.
"Auuuu…"
Aldi memegang lengan nya sambil menahan sakit, Lala bangkit begitupun tante Nia, tante nia segera berlari ke kamarnya mengambil kotak P3K sedangkan Lala mendekat dan mengemut jari Aldi.
Aldi seketika mematung, aliran darahnya berdesir cepat, entah mengapa jantungnya berpacu tak karuan.
"Ini obat merah, sama kasa nya," tante Nia datang meberikan kotak kepada Lala, Aldi mencuci tangan nya dan duduk di kursi.
"Kamu biar di urus sama Lala, mama aja yang lanjut, Mami sudah bilang jangan masak sambil balas dendam," omel tante Nia.
"Udah kelar," sorak Lala.
"Btw, pedes bat mulut gue." sambung Lala polos, dia menuju wastafel mencuci mulutnya.
Tante Nia melanjutkan memasak soup dan menggoreng ayam. Setelah selesai, tante Nia menghidangkan makan siang mereka.
Hari ini memang tante Nia pulang awal. Karena jadwal di kantor tidak banyak untuk sekarang. Sementara suaminya masih stay di kantor.
"Gimana caranya kamu makan Di? Tangan kanan kamu ke iris, tuh mami bilang hati hati, malah sok-sok an pake tangan kiri motong nya," lagi-lagi tante Nia marah marah, sepertinya dia kuat sekali mengomel, itu mungkin the power of emmak.
"Udah Mi, biar Lala yang suapin Aldi," ucap Lala.
"Rencanain apaan lu?" tanya Aldi curiga, tumben Lala suka cita dengan nya. Aldi memasang wajah curiga.
"Suapin lu lah, ngak usah bawel." ketus Lala tak terima di hujani tatapan menyelidik.
Lala dengan senang menyuapi Aldi, walaupun kesan nya Lala seperti baby sitter yang jahat. dia menaruh banyak sekali nasi.
"Makan yang banyak ya nak," ucap Lala mengelus rambut Aldi.
"Cocok kalian mah keliatan kayak suami istri," puji Tante Nia.
"Gak deh mami," seru keduanya. Keduanya saling tatap dan membuang muka, sok kesel.
"Etdeh kompak banget." kekeh tante Nia masih menggoda keduanya, terasa menyenangkan membuat keduanya terlihat seperti pemain drama anak SMA di filem-filem sinetron.
Tak ada yang menyadari kalau perasaan mereka memang sudah sejauh itu…
...****Maaf lama up nya ya, abis banyak kesibukan****...
...****Salam cinta****...
...****KazukyAlichia****...
...****I luv yu All-di******😍😍😍**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments