**Hae gaes, makasih yang udah baca cerita aku sampai sekarang, aku seneng banget, hmm untuk semua yang silent rider, yang like ... Aku berterimah kasi banyak udah mampir di karyaku walaupun jellek gini kek author nya🤣🤣🤣🤣
uppsss... ya udah pokoknya cuma mau ucapin makasih😍😘**
happy reading guys...
****
Lala mengambil kursi kemudian duduk di tengah Bagas dan Heiji
"Ye, dilarang ada pihak ketiga onyet," seru Bagas.
Lala tak merespon, dia asyik dengan benda pipih di tangan nya.
Lala menoleh sekilas kepada Heiji dan Bagas bergantian, kemudian memasang muka di malas-malas kan.
"Pacaran tuh jangan di sini, bego." Lala kemudian memundurkan kursinya.
"Hadeh gue ngak pacaran ama si tukang ngaco ini. La," Heiji tak terima dan menatap Bagas sangar.
"Ya lama-lama lu bakal suka sama gue, Ji. Tenang aja, gue sabar kok nungguin elo," seru Bagas percaya diri.
"Aishhh, kalau mau bahas rumah tangga ngak usah depan gue tau, najis."
"Yaelah, La. Kek lu ngak tiap hari bertengkar Ama suami lu," ucap Bagas seraya menarik turunkan alisnya.
"Siapa nyet?!"
"Ya siapa lagi kalau bukan anak fakultas sebelah."
tiada lain tiada bukan, Aldi lah yang di maksud Bagas. Memang, kalau Lala ketemu dengan Aldi ngak ada situasi dan lingkungan yang gak cocok buat saling ribut, walaupun cuma hal sepele.
"Itu tetangga gue, bukan suami gue, tau. lagian kalau gue nikah ama dia, gue bakalan prewedding di Paris untuk menghilangkan setres gue kali ya." Lala membayangkan tapi tidak meneruskan khayalan nya.
Dosen Ilmu Alamiah Dasar, Bu Zube guru yang terdengar lembut saat menerangkan tapi saat nilai lu keluar palingan dapat B doank, ya tau sendirilah.
"Ya, jangan lupa HP nya di silent ya, semua, hmm... Di simpan di tas dulu," ucapnya sambil tersenyum.
Lala dengan malas menyimpan HP nya dalam tas, mengabaikan pesan WhatsApp dari Aldi yang hanya terlihat sekilas.
kali aja tuh monyet lagi iseng
batin Lala.
***
berhubung IAD adalah mata kuliah yg terakhir karna mata kuliah DDP di pindahkan ke hari Sabtu, Lala dan Heiji berakhir di sini, di sebuah cafe tak jauh dari kampus di samping betamidi yang warna merah merah, Lala menatap heiji sambil menyedot es teh nya.
"Kenapa lu, La?"
"Eumm, beneran lu ngak ada apa-apa sama si Bagas?"
"Gak!"
Heiji menggeleng cepat, sebenarnya Heiji pernah menyukai Aldi. Aldi memang tampan dan menurut Heiji Aldi sangat ramah dan humoris, tapi Heiji tau kalau Aldi menyukai sahabat nya ini dan mungkin Lala tidak sadar atau lebih tepat nya kurang peka.
"Terus, lu suka siapa?"
"Pak Syamsul kali ya," ucap Heiji sambil mengetuk-ngetuk dagunya.
"Ahh dia udah ada istri kali, lu mau jadi pelakor?" Lala sebel. Heiji memang aneh.
Walaupun pak Syam memang dosen tercakep di kelasnya.. maklum yang lain sudah berlumut eh maksudnya berumur untuk dilihat ke gantengan nya.
Lala memilih tidak membahas lebih jauh, lebih tepatnya sudah males.
Heiji menatap Lala sekilas, kalau Lala tau kalau Heiji pernah suka Aldi gimana ya respon nya, tapi Heiji tak bisa mengatakan rahasianya, toh dia sudah mulai mengubur perasaan nya dengan Aldi.
Lala memerhatikan Heiji yang banyak diam, dia sepertinya sedang menutupi sesuatu, tapi Lala membiarkan nya, toh, walaupun Lala tidak berusaha mencari tahu, Lala akan tetap mengetahuinya, dan itu yang selalu terjadi.
"Ji, pulang yuk, dah sore nih." Lala beranjak dari kursinya dan menarik tangan heiji, membayar di kasir dan keluar dari cafe.
"Lo gak bawa motor ji?" Lala melihat heiji heran, tumben.
"Kempes La, gue nebeng ama lu deh, antarin gue ya, Deket kok."
"Yaudah buruan naik,"
Lala kemudian melajukan motornya.
***
Lala turun dari motor dan melihat pintu rumah
terbuka, pasti mama sama papa udah pulang.
"Papa, mama..." seru Lala, kebetulan keduanya sedang asyik menonton berita liputan 7.
"Kok baru pulang, nak?" tanya Ega.
"Abis makan sama anterin Heiji, mah."
"Oh yaudah, kamu makan lagi aja, terus mandi."
"Oleh-oleh buat Lala mana, pa?"
"Di dapur, kamu papa beliin makanan khas Makassar."
"Papa pinter banget," puji Lala. s
Sebenarnya Lala memang masih lapar berhubung hanya cemilan dan es lemon tea yg di pesan di cafe tadi.
Lala berlalu dari hadapan orang tuanya dan menuju ke dapur.
matanya menangkap sosok Aldi yang asyik membelah ketupat.
"Eh nyet kok lu ada disini? kayak etang lu lama-lama, ada di mana-mana." Lala hampir kaget aja dikiranya salah liat orang.
"Biasa aja kali, Mama lu yang ngajak gue makan. katanya dia bawain gue oleh-oleh coto special," jawab Aldi.
Lala melongo, kok kesan nya Lala jadi punya sodara, tapi si tukang nyebellin dan rese gini.
Lala menghela nafas dan menarik kursi. Lala mengambil porsi piring di hadapan Aldi.
"Eh gembel, itu punya gue tau, sini-in." Aldi menarik piring nya.
"Bawel lu nyet, gue ini baru datang, ngerti dikit kek.!!"
Aldi mengalah dan memotong kembali ketupat membuat satu porsi lagi untuk dirinya.
***
...bersambung........
...🥰🥰...
...see yu nex part........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments