Kita apakah wanita ini?" Tanya seorang temannya dikawanan penculik ini, mereka berempat.
Mona saat ini masih belum menyadarkan diri.
"Kita tunggu perintah dari bosnya langsung" jawab salah satunya lagi.
"Ok"
"Bagaimana sudah kalian bereskan!" Suara seorang wanita dengan pakaian serba tertutup menghampiri mereka, wanita itu memakai hodie berwarna hitam, menutup kepalanya, dan juga memakai masker.
"Lenyapkan dan hilangkan jejak, nanti selesai baru bayaran kalian lunas" perintah wanita itu. Wanita itu memberikan sebuah amplop coklat yang berisi uang.
"Baik bos" jawab mereka serempak.
Wanita itu pun segera pergi dengan tergesa-gesa.
"Siapa wanita itu?!" Batin Gavin, ternyata Gavin sudah sampai disana dan menguping pembicaraan mereka.
"Sialan, mereka membawa mona kegudang bekas yang tidak dipakai ditepi hutan!" Gigi Gavin mengeras, dia rasanya ingin segera terjun untuk menghajar para penculik dan menangkap siapa wanita itu.
Gavin memastikan situasi dan sangat tidak memungkinkan dia untuk melawan para penculik sendirian. Dia akhirnya menelepon seseorang lagi.
"Dirgo! Tolong bawa pasukan mu kesini, tempat tadi yang kau kasih lokasinya!" Perintah Gavin.
"Ok" jawab Dirgo.
Gavin selalu memantau kegudang tempat dimana Mona berada, dia pun mematikan hpnya supaya tidak di ganggu lagi.
Tidak butuh waktu lama, Dirgo dan beberapa orang temannya telah datang.
"Ssstttt" Gavin meminta mereka untuk diam pelan-pelan mengikutin Gavin.
"Mereka mau apakah wanita itu?" Tanya Dirgo.
"Ada seseorang wanita yang meminta mereka membunuh bos ku ini!" Jawab Gavin kesal, setiap dia mengingat jika Mona diperlakukan begitu, darahnya rasa mendidih dan matanya rasa ingin membunuh saja.
Mereka melangkah pelan-pelan, Dirgo dan teman-temannya berencana untuk mengecoh para penculik dengan membuat onar didepan gudang, sedangkan Gavin berfokus pada penyelamatan untuk Mona.
Gavin pelan-pelan menyelinap ketika semua anak buah penculik berada diluar karena onar yang dibuat Dirgo dan temannya.
Gavin segera berlari mendobrak pintu yang mengunci Mona didalam. Bunyi dobrakkan membuat Mona tersadar.
"Syukurlah Mona belum diapa-apakan" batin Gavin.
Mona mengedipkan matanya karena silau lampu, setelah dia pingsan lama.
"Gavin" gumam Mona.
"Nona, bersabar lah, aku buka dulu tali ini" Gavin sedang membuka tali yang berada di tangan Mona, kemudian beralih kekakinya.
Setelah lepas, Mona langsung memeluk Gavin, dengan suara tangisannya.
"Hiks, hiks, hiks, Gavin, aku takut, aku enggak selamat!" Gavin mengelus pundak Mona, untuk menenangkannya.
"Apakah anda baik-baik saja, tidak ada yang terluka?" Tanya Gavin memeriksa keadaan Mona dengan memandang dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Mona mengelengkan kepalanya, menandakan diam tidak kenapa-kenapa lagi.
"Ups, maaf!" Kata Mona setelah sadar dia memeluk Gavin.
Mona terlihat malu, wajahnya memerah merona.
Gavin pun mengandeng tangan Mona untuk keluar, sampai diluar Mona binggung melihat beberapa orang berpakaian rapi tapi mereka kelelahan.
"Siapa mereka" tanya Mona heran.
"Hanya penolong saja Nona!" Jawab Gavin.
"Iya kami hanya kebetan lewat Nona!" Jawab Dirgo dengan mengedipkan matanya kepada Gavin.
"Mereka pun melarikan diri, setelah menyerang kami beberapa kali!" Kata Dirgo.
Gavin hanya diam, saja seperti orang yang tidak mengenal Dirgo.
"Sialan Dirgo, membuat curiga saja!" Batin Gavin.
Gavin dan Dirgo saling menatap tajam mata mereka.
"Ku potong gaji mu" batin Gavin untuk Dirgo.
"Jangan tuan, jangan potong gajiku ya!?" Mohon Dirgo dibatinnya, mereka seakan mengerti pembicaran mata batin saja.
Kemudian Dirgo dan teman-temannya undur diri, mereka segera pergi, Mona semakin heran, orang yang menolongnya pergi dengan menggunakan mobil sport Mewah.
"Siapa mereka?!" Batin Mona, lagi-lagi sesuatu yang aneh bagi Mona, apa semua ini hanya kebetulan.
"Sudah ayo kita pulang istirahat!"
"Agh" seru Mona ketika Gavin mengendong dia dengan gaya bride style, dia pun mengalungkan tangannya dileher Gavin, saling memandang. Gavin meneguk salivanya beberapa kali, karena sangat dekat dengan keadaan bergini, detak jantung Gavin pun sangat kencang begitu pula Mona, detak jantungnya juga sangan kencang membuatnya takut diketahui oleh Gavin.
Cepat-cepat Gavin membawa Mona kedalam mobil karena dia semakin gugup bersama Mona sedekat itu.
"Terima kasih" ucap Mona ketika sudah dimobil.
"Tadinya aku sangat takut enggak akan kembali lagi!" Ucap Mona dengan suara pelan.
"Nona, masih bersamaku!"
"Aku janji akan selalu melindungin Nona!"
"Terima kasih!" Ucap Mona sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Eddy Junaedi
haduh untung aja ada gavin klo ga ada udh jd santapan hewan buas kali km mon mangkanya jgn polos2 bgt penjahatnya ada di sekitar km sendiri mona km aja yg ga sadar
2023-10-17
0
Tejo Purnomo
'kita apakah wanita ini? 'serasa nonton OVJ, he3 untung lah mona blm diapa apakah y.....
2022-06-05
0
Maqil Liban
Gavin ini ga ada skil beladiri kayaknya
2022-04-08
0