Mereka tidak melakukan malam pertama seperti pada umumnya orang menikah.
Gavin sadar dia hanya seorang supir yang menikahi bosnya itu karena suatu kesalah pahaman.
Bagi Gavin, Mona mau menerimanya sebagai supir saja dia sudah sangat bahagia, tetapi siapa yang tidak tertarik dengan Mona, gadis cantik, pintar, berkulit putih, rambut dia lurus panjang sepinggang, tubuh yang sang ideal bak seorang super model (tentunya Mona merawat tubuhnya) mata yang bulat berwarna hitam gelap dan merupakan seorang ceo disebuah perusahaan besar dengan usia Mona yang sangat muda berusia 20 tahun, Mona sudah mempimpin perusahaanya semenjak orang tuanya meninggal, sedari Mona masih duduk dibangku SMA, dia sudah sangat sering ikut orang tuanya kekantor untuk belajar pekerjaan kantor.
Kini Mona telah tertidur diatas kasurnya, sedangkan Gavin masih saja memainkan hpnya.
Tidak lama pun, Gavin ikut naik keatas kasur itu atas permintaan Mona sendiri. Mona tidak tega jika Gavin tidur dibawah lantai yang dingin, sedangkan mereka besok masih harus melaksanakan pekerjaan dikota tersebut.
"Papa, mama jangan tinggalkan mona, Mona sendirian, Mona harus sama siapa!" Teriak Mona terbangun dengan airmata yang membasahi pipinya.
Gavin pun segera bangun, dia kaget karena Mona tiba-tiba saja berteriak dan menangis.
Mona masih dalam kondisi menangis, Gavin yang melihatnya tidak tega, Gavin berniat untuk memeluk Mona tetapi dia tidak berani, dia takut Mona akan membencinya.
Akhirnya Gavin hanya memberanikan jari telunjuknya untuk mengusap airmata Mona.
"Sudah jangan nangis lagi ya!" Bujuk Gavin.
"Aku disini akan jagain kamu selalu" janji Gavin.
Mona terperanjat sesaat akan kata-kata Gavin.
"Kamu bisa ceritakan apa yang kamu alami!" Gavin
"Kamu mimpi apa?" Penasaran Gavin.
"Aku mimpi papa dan mama, mereka pergi meninggalkan aku!" Jawab Mona lemah dan mengalir lagi airmatanya.
"Papa, mama meninggal karena kecelakaan, tetapi aku yakin kecelakaan itu ada tindak kesengajaan, aku ingin menyelidikinya, tetapi tante selalu melarangku, katanya ini sudah berlalu jangan dicari lagi!"
"Bagaimana kamu tau orang tua mu meninggal karena sebuah kesengajaan?" Penasaran Gavin.
"Itu karena papa selalu merawat mobilnya, dia tidak pernah melewatkan untuk mengecek keadaan mobilnya, apalagi untuk berpergian jauh, kecelakaan itu terjadi saat papa dan mama akan meninjau lokasi pembangunan cabang perusahaan ini, tetapi entah mengapa saat itu rem mobil papa blong dan mengalami kecelakaan" cerita Mona
Gavin yang hanya diam mendengarkan dengan sesakma.
"Bagaimana bisa?" Batin Gavin.
"Sudah ya tidur lagi, besok kita kerja Nona!" Bujuk Gavin.
Mona hanya mengganggukkan kepalanya dan segera berbaring kembali kekasur dengan diikutin Gavin, mereka memang kelelahan, dalam sesaat mereka tertidur.
2 tahun lalu.
Hari dimana orang tua Mona belum mengalami kecelakaan.
"Kak, aku pinjam mobil mu ya, mau pergi ke rumah teman sebentar" kata Dewi (adik dari papa Mona)
"Mobil mu kemana?" Tanya papa Mona.
"Kempes kak bannya, tuch dalam garasi" jawab Dewi.
"Ya sudah ini, jangan malam-malam pulangnya, besok kakak mau kelokasi pembukaan cabang baru!" Papa Mona
"Siap kak!"
Dewi pun pergi mengendarai mobil tersebut, setelah malam Dewi pun pulang dan langsung memberikan kunci mobilnya ke kakaknya.
"Kak, ini kuncinya, mobilnya enak dibawa, sudah kakak servis ya!"
"Sudah, ok kan semuanya!"
"Ok kak" jawab Dewi dengan senyumnya.
Besoknya pun tiba, berangkat lah orang tua Mona, setelah berpamitan dengan Mona dan Dewi.
Tiba-tiba saja setengah jam setelah keberangkatan orang tua Mona.
Dewi mendapatkan telepon dan langsung saja dengan derai air mata, Dewi memanggil Mona yang sedang berada dalam kamarnya.
"Ada apa tante, kog tante menangis?" Tanya penasaran Mona.
"Mona, hiks, hiks ,hiks!"
"Iiih, tante kenapa sih drama gitu!" Becanda Mona.
"Mona, papa mama mu!" Dewi tidak sanggup berkata-kata lagi.
"Papa, mama, mereka kenapa tante!" Langsung saja Mona berkata dengan paniknya, setelah mendengar tantenya menyebut orang tuanya.
"Papa dan mamamu, mereka kecelakaan" masih dengan airmata yang menetes dengan sekuat tenaga Dewi menyampaikan kepada Mona.
"Tante bohongkan, papa dan mama baru saja berangkat!" Mona tidak percaya.
"Tante tidak bohong, tante baru ditelepon oleh pihak rumah sakit jika papa dan mamamu dirumah sakit dan mengalami kecelakaan!"
"Enggak, enggak mungkin tante" teriak Mona dengan airmata yang sejak tadi ditahannya kini mulai mengaliri pipinya.
"Papa dan mama baik-baik sajakan tante!"
"Tante belum tau kondisi papa dan mamamu!"
Keadaan mereka juga sangat panik pada saat itu, hanya airmata yang terlihat diwajah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Eddy Junaedi
waduh sedih bgt ia kehilangan orng tua secara bersamaan ngilu n miris bgt hatinya Mona ia
2023-10-16
1
Nuage Laboratoire
text
2022-08-12
2
Hartin Marlin ahmad
mungkin memang sudah di rencanakan oleh tantenya
2022-06-16
0