"Omaaa... !" Pink berteriak memanggil Oma.
"Hush.. jangan teriak-tariak." kata Oma.
"Oma.. kita diajak jalan-jalan sama papa. " kata Pink
"Kalian saja Oma di rumah saja. "
"Tapi tante Anggi nggak akan ikut kalau Oma tidak ikut. " Bintang yang baru nyampe rumah ikutan nimbrung.
"Anggi ikut?" tanya Oma sangsi.
"Iya.. papa yang ajak. " kata Bintang.
"Benarkah?" Oma bertanya sambil mukanya menunjukan rasa tak percaya. Namun sejurus kemudian ia tersenyum.
"Baiklah Oma ikut. " kali ini Oma berkata sambil menunjukan senyum devilnya. Otaknya sudah dipenuhi dengan rencana untuk mendekatkan gadis yang ia sukai itu dengan anaknya.
Tak berapa lama kemudian mereka berlima sudah bersiap akan berangkat. Kali ini Langit yang mengemudi. Anggi duduk di kursi penumpang depan, bersebelahan dengan Langit.
Oma dan kedua cucunya di kursi depan.
Mobilpun meluncur menyibak ramaknya lalu lintas hari itu.
"Kita kemana nih?" tanya Langit.
"Ke mall aja pa.. aku mau main ice skating. " ajak Bintang.
"Pink mau berenang." ajak Pink.
"Kalau Mama mau kemana?" tanya Langit pada Oma.
"Mama ngikut aja. "
Langit melirik ke Anggi.. ia ingin bertanya tapi gengsi.. karena ada mamanya. Sementara Anggi hanya menatap lurus ke jalan yang ada di depannya.
Akhirnya Langit menurunkan gengsinya dan bertanya.
"Kalau kamu ingin kemana?" tanyanya lirih agar mamanya tidak mendengar. Karena anak anaknya yang dibelakang sepertinya sedang sibuk bicara kesana kemari dengan Oma nya.
"Aku?" tanya Anggi sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya kamu... " jawab Langit.
"Aku ikut saja.. nggak ada tujuan. " jawab Anggi masih dengan menatap lurus ke jalan.
"Sialan.. apa bagusnya aspal di depan. Hai nona.. ada cowok cakep disampingmu kau anggurin. Malah aspal kau lihatin. " batin Langit kesal.
"Baik kita putuskan.. kita ke mall dulu. pulangnya baru ke waterboom. Kita ke mall sekalian cari baju renang.. tadi lupakan nggak bawa baju renang? ' kata Langit.
" Asyiikk.. " Langit dan Bintang girang. Oma trenyuh melihat kebahagiaan cucu cucunya itu. Sudah lama Langit tidak mengajak mereka jalan jalan. Sudah lama Langit hanya menyibukan diri dengan urusan kerjaan.
"Mungkinkah perubahan Langit yang tiba-tiba ini karena Anggi. Apa yang sebenarnya terjadi pagi itu. Apakah seperti yang diceritakan Langit atau ada hal lain? apapun itu asalkan bisa mendekatkan mereka, aku bersyukur. Semoga kebahagiaan ini bukan kebahagiaan sesaat" batin Oma sendu.
Tak berapa lama kemudian.. mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan terbesar di kota itu.
Setelah memarkir mobil.. mereka berlima masuk.
Anggi memapah Oma. Langit berjalan sambil menggandeng kedua anaknya.
"Pemandangan yang sangat indah" batin Oma. Andai kami ini jadi satu keluarga beneran. .
Di Area Ice Skating.
Bintang segera menyewa sepatu luncur. Langit dan Pink juga ikutan.
Mereka bertiga berseluncur bersama. Langit dengan sabar dan telaten mendampingi Pink.
Oma dan Anggi melihat itu dari tempat mereka duduk.
"Kenapa kamu nggak ikutan. Sana ikutan. Oma di sini sendiri nggak papa. " kata Oma.
"Ah aku nggak bisa main skatting Oma." balas Anggi.
"Oh ya?" tanya Oma tak percaya. Anggi mengangguk malu
Satu jam kemudian
Bintang datang sambil terengah engah. Diikuti Langit yang memanggul Pink.
"Sekarang kita kemana?" tanya Langit.
"Cari baju renang Papa. " jawab Pink.
"Ok.. yuk jalan. " Langit langsung berjalan.
"Langit... mama tunggu di food court saja ya. Mama capek kalau harus ngikuti kalian. " kata Oma.
"Lha nanti yang milih baju buat anak-anak siapa, Ma? Masak iya Langit yang milih?"
"Kan ada Anggi.. ia akan membantumu. " jawab Oma.
Anggi kaget.
Bibir Langit nampak melengkung sedikit. Ia nggak mau kalau mamanya melihat senyumnya.
"Apa kamu bersedia?" tanya Langit sambil menatap Anggi. Anggi menatapnya sekilas lalu mengalihkan pandangannya lagi.
"Ditatap sebentar saja jantungku berdebar gini.. apa karena ia jarang melihatku ya.. aku sering ditatap wanita tapi nggak pernah jantungku bereaksi. Apa aku menyukainya atau karena penasaran saja? " batin Langit.
Mendapat pertanyaan dari Langit, Anggi hanya mengangguk.
"Ayo tante kita ke sana, " Bintang segera menggandeng Anggi.
Mereka berempat lalu melangkah ke bagian sport wear. Pada saat asik memilih milih baju renang, tiba--tiba Bintang diam mematung.
Pandangannya lurus ke arah seorang wanita yang juga sedang memilih baju renang anak-anak. Di samping wanita itu berdiri seorang anak laki laki seumuran Bintang. Mungkin itu anaknya.
Melihat Bintang diam, Anggi mendekati.
"Bintang." tegur Anggi pelan. "Kamu kenapa?" tanya Anggi.
Bintang tidak menjawab. Ia masih mematung, tiba-tiba ia terisak. Tubuhnya bergetar menahan tangisnya agar tidak meledak.
Melihat itu Anggi memeluknya. Ia bingung apa yang terjadi dengan Bintang.
"Kamu kenapa nak?" tanya Anggi. Lalu Anggi mengikuti arah pandangan Bintang.
Apa Bintang teringat mamanya? Melihat mereka mungkin Bintang ingin seperti mereka jadi ia menangis. Tapi Bintang bukan anak cengeng. " batin Anggi.
"Ada apa?" tanya Langit yang tiba-tiba berdiri di dekat mereka.
"Mama." ucap Pink yang ada di samping Langit.
Langit juga ikut menatap wanita yang sedang di lihat Bintang. Ekspresinya tak jauh beda dengan Bintang. Rahangnya mengeras. Giginya gemeretak menahan amarah.
"Kita pergi!" ajaknya sambil menggandeng Pink.
Belum sempat mereka berjalan.
"Bintang!" wanita yang tadi mereka perhatikan memanggil Bintang.
Ia berlari kecil ke arah Bintang dan ingin memeluknya, namun Bintang menepis kan tangannya.
"Aku bukan anakmu. Dia anakmu!" jawabnya sambil menangis dan berlari meninggalkan tempat itu.
Wanita itu menangis. Ia lalu memandang Pink. Pink nampak menyembunyikan tubuhnya di belakang Langit.
Wanita itu ingin memegang Pink.
"Jauhi anak-anakku!" kata Langit dengan nada tegas.
"Kenapa? mereka juga anak-anakku. " jawab wanita itu.
"Masih pantaskah kau mengaku sebagai ibunya setelah kau menelantarkan mereka demi laki-laki itu. " geram Langit.
Wanita itu tidak memperdulikan ucapan Langit. Pandangannya tertuju pada Pink.
"Pink.. sini nak. mama kangen!"
Pink lari dan memeluk Anggi.
Wanita itu tampak agak terkejut dengan keberadaan Anggi. Sedangkan Anggi yang tidak menduga kalau akan bertemu dengan ibu dari anak-anak itu.. mematung. Perasaannya campur aduk antara terkejut, bingung dan kagum.
"Jadi dia mamanya Bintang. Subhanallah cantiknya. Kulitnya putih, hidung mancung, bibir penuh dan sangat seksi. Dan mata itu seolah olah ia hidup.. bersinar. Ia juga tinggi. Badannya juga sangat bagus. Rambutnya hitam lurus. Dan dandannya sangat anggun dan berkelas. ' batin Anggi masih dalam keterkejutan nya.
" Kamu siapa?" tanya wanita itu pada Anggi.
Anggi gelagapan ditanya begitu. Ia akan menjawab tapi didahului Langit.
"Ia calon istriku!" kata Langit tegas.
Anggi dan wanita itu nampak kaget.
wanita itu kaget tak menyangka Langit bisa move on darinya.
Sedangkan Anggi kaget.. karena pengakuan Langit. Ia tahu Langit berbohong tapi ucapannya itu tetap saja membuat hatinya bergetar.
"Ohh.. kenalkan. Saya Embun.. mamanya Bintang." wanita itu mengulurkan tangannya.
"Pelangi." jawab Anggi gugup.
"Jadi kamu tunangan Langit?" tanya Embun.
"Saya.. "
Belum selesai Anggi menjawab,Langit memegang tangannya dan menariknya keluar.
"Kita pulang. Nggak ada perlunya berbincang dengannya!" Langit menggandeng Anggi.
Anggi mengikuti langkah Langit sambil menggandeng Pink.
Pink pergi sambil menatap Embun. Lalu memalingkan mukanya.
Embun menangis.
"Mama kenapa?" tanya anak laki-laki yang tadi bersama Embun.
"Nggak papa.. sudah dapat bajunya?"
"Sudah.nih."
"Yuk kita ke kasir. " ajaknya.
Di Food Court
Bintang tiba-tiba datang sambil menahan tangis. Ia langsung duduk di kursi depan Omanya.
"Kenapa kok tiba tiba nangis?" Oma yang tidak mengetahui kejadiannya bertanya dengan nada menggoda.
Bintang tetap diam. Air mukanya berubah ubah. sebentar nampak sedih sebentar kemudian marah.
Oma kaget. Sudah lama sejak kedatangan Anggi, Bintang tidak pernah lagi menunjukan wajah marahnya.
Apa hati anak ini terluka lagi. Bukankah belakangan ia sudah bisa melupakan lukanya
"Bintang.. " Oma mendekati Bintang dan mengelus kepala anak itu. "Apa ada yang menyakitimu?"
Bintang lalu memandang Omanya. Kemudian ia memeluknya dan membenamkan wajahnya ke dada Oma. Oma mengelus elus punggungnya menenangkan. Saat itu Langit datang sambil menggandeng Anggi.
Apa Bintang terluka karena kedekatan mereka batin Oma.
Melihat mamanya memperhatikan, Langit melepaskan gandengannya. Oma melihat pancaran kemarahan di wajah Langit, kesedihan di wajah Pink dan kebingungan di wajah Anggi.
"Kalian kenapa sih?" tanya Oma bingung.
"Embun." jawab Langit pendek.
"Embun.. ada apa dengan wanita itu? Jangan bilang kalian bertemu dengannya. "
"Mama benar. Kami bertemu dengannya."
"Oh pantas. Cucuku jadi terluka lagi. " rintih Oma sedih. Lalu ia memeluk Bintang lagi.
"Sudah kita pulang saja!" ajak Oma.
"Tapi Pink pengen renang. "
"Pink." bentak Langit.
Anggi terkejut Langit membentak Pink.
Dibentak oleh papanya, Pink beringsut mendekat ke Anggi. Ia tampak takut.
"Nggak papa. Nanti Pink renangnya sama tante saja ya. Tante temani. Kita pulang dulu ambil baju. " Anggi menenangkan Pink. Gadis kecil itu mengangguk.
Mereka lalu pulang.
💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Eka Suryati
next
2022-09-16
0
Eka Suryati
absen
2022-09-16
0
💐 💞mier🌹❤️
terkadang hidup tak semulus yg di inginkan .....😫😫😫
tak bersyukur dengan apa yg dimiliki.... itulah embun 😥😥😥
2021-07-23
0