Sesampainya di paviliun, Anggi langsung ke kamar mandi. Ia membersihkan diri. Lama ia berdiri di bawah shower yang mengguyur tubuhnya. Pikirannya masih ke kejadian tadi
"Dia tampan dan tubuhnya wangi, astagfirullah apa yang aku pikirkan.. 'batin Anggi. Ia kembali mengguyur kepalanya untuk mengusir pikiran pikiran itu.
Beberapa saat kemudian, ia keluar kamar mandi dan ganti baju. Biasanya kalau pagi Anggi akan ke dapur untuk membantu Nani menyiapkan makan pagi.
Anggi melangkah menuju pintu paviliun. Ia berhenti.
"Kalau aku ke rumah itu.. aku akan bertemu Langit. Aku malu. Bagaimana ini" gumam Anggi.
Ia kemudian duduk di sofa.Berdiri lagi dan berjalan ke arah pintu.. namun ia ragu ragu lalu kembali duduk lagi. Berkali kali Anggi mondar mandir dari sofa ke pintu.
"Mbak Anggi.. di panggil Nyonya untuk sarapan bersama! " Nani tiba tiba sudah berada di depan pintu paviliun.
"Oh iya mbak Nani.. sampaikan ke Oma sarapan dulu saja. Saya masih ada kerjaan. " balas Anggi.
"YA Allah ampuni hamba.. tapi hamba memang masih punya kerjaan, menata hati dan pikiran hamba" batin Anggi.
Sementara itu di rumah utama.
"Maaf Nyonya, mbak Anggi meminta Nyonya dan yang lain sarapan dulu. Dia masih ada kerjaan" kata Nina.
"Bukankah ini hari libur. Sudahlah mungkin ia memang sibuk. Yuk.. kita mulai makan. !" ajak Oma.
"Sebentar, Ma. Biar Langit yang memanggilnya. " kata Langit.
Oma kaget mendengar perkataan Langit, namun ia girang bukan main. Langsung ia tersenyum dan mengangguk. "Bujuk dia supaya mau makan bersama, Langit!"
Langit mengacungkan ibu jarinya tanda setuju.
Sambil melangkah ke paviliun, Langit bergumam dalam hati
"Aku tahu kau menghindar dariku. Kalau kau menghindar, biar aku yang mendatangimu. " senyum devil tersungging di bibir Langit yang tipis. Entah mengapa, ia menjadi tertarik untuk menggoda Anggi.
tok tok tok
Anggi yang mendengar pintu diketuk, mengira itu Nani.
"Masuk, Mbak!" perintah Anggi. Ia lagi rebahan di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Mmm jadi ini kerjaanmu hingga menunda sarapan. " kata Langit.
Mendengar suara itu, Anggi kaget bukan main.
Ia langsung bangun dan merapikan bajunya
Ya Allah malunya.. batin Anggi.
"Kenapa Anda kesini?" tanya Anggi.
Langit merasa tidak senang dengan cara Anggi berbicara. Kata "anda" yang ia ucapkan seolah olah menunjukkan Anggi ingin menjaga jarak. Begitu yang dipikirkan Langit.
Air muka Langit yang semula cerah berubah jadi datar dan dingin. Anggi tidak melihat itu karena ia terus menundukkan pandangannya.
"Anak-anak tidak mau sarapan kalau kau tidak sarapan. " kata Langit lalu pergi begitu saja meninggalkan Anggi.
Anggi mengangkat wajahnya dan menatap punggung Langit yang mulai menjauh.
"Ah sudahlah.. buat apa lagi aku menghindar, toh kami sudah bertemu. " batin Anggi.
Lalu ia keluar dari paviliun menuju rumah utama.
"Bagaimana Langit, kau berhasil membujuknya?" Oma bertanya.
Langit langsung menarik kursi dan duduk. Belum sempat ia menjawab pertanyaan Oma, Anggi masuk.
"Assalamu'alaikum, Oma, anak anak. "
"Waalaikumsalam." jawab mereka kompak.
"Maaf membuat Oma menunggu. "
"Tidak apa.. yuk kita mulai makan. Bintang pimpin doa!" kali ini Oma yang berkata.
Merekapun makan tanpa bersuara. Hanya denting sendok dan piring yang terdengar. Selama makan, Langit masih saja curi curi pandang ke Anggi. Oma melihat itu semua.
"Ya Allah hamba mohon satukan mereka. " doa Oma dalam hati.
Setelah semuanya selesai, Anggi buru buru pamit kembali ke paviliun.
"Maaf Oma, saya ke paviliun dulu. Ada yang harus saya selesaikan. " pamit Anggi.
Oma mengangguk. Ia merasa aneh dengan sikap Anggi yang tidak seperti biasanya. Ia melirik Langit. Pria itu tersenyum tipis.
"Tante Pink ikut" kata Pink lalu mengejar Anggi.
"Bintang juga". Bintang lalu mengikuti adiknya.
Tinggallah Oma dan Langit di ruang makan.
Langit berdiri namun dicegah Oma.
"Mau kemana kamu?" tanya Oma dengan nada galak.
"Ke ruang baca Ma. Ada beberapa file yang harus Langit periksa. " jawab Langit.
"Jawab pertanyaan Mama! Ada apa antara kau dan Anggi?"
Deg
Langit kaget mendengar pertanyaan Oma.
"Nggak ada apa apa, Ma." elak Langit.
"Jangan bohong. Kau pikir mamamu ini bodoh. Aku memang sudah tua tapi otakku masih encer. Dari tadi aku memperhatikan perilakumu. Anak kurang ajar. Bukankah selama makan kau terus mencuri pandang ke arah Anggi sambil senyum.. ha... Kau pikir aku nggak lihat. " cerca Oma.
"Dan lagi.. Anggi juga aneh. Tadi dipanggil Nani nggak mau ikut sarapan, kenapa setelah kau panggil, ia nurut. Ada apa dengan kalian?" lanjut Oma.
"Nggak ada yang terjadi, Ma. " Langit masih mengelak.
"Baiklah, kalau kau tidak mau cerita. Mama bisa bertanya pada Anggi. " ancam Oma.
"Wow.. woles Ma. Jangan. Langit akan cerita. " kata Langit. Lalu ia diam menimbang apakah ia harus menceritakan semuanya atau mencari cerita lain.
Buk.. Oma memukul lengan Langit
"Sakit, Ma. "
"Ayo cepat cerita. "
"Tadi pagi saat Langit joging Langit melihat Anggi sedang diganggu oleh sekelompok pemuda di tikungan perumahan menuju taman. Terus Langit menolongnya. Langit berkelahi dengan mereka, dah gitu. Mungkin Anggi masih merasa segan karena hal itu. " jawab Langit. Ia sengaja tidak menceritakan perihal pelukan mereka kepada mamanya. Mengingat pelukan itu tanpa sadar Langit tersenyum
"Terus kenapa kamu senyum senyum. Dari tadi mama perhatikan kamu selalu senyum sambil melirik Anggi. Kamu nggak bohong kan soal joging?"
"Mama ini nggak percayaan amat sama anak sendiri. "
"Terang aja mama nggak percaya. Awas kalau kamu membohongi mama. " ancam Oma lalu pergi ke kamarnya.
Langit kembali tersenyum. Entah mengapa ia jadi ingin menggoda Anggi dengan kejadian pagi tadi. Ia ketagihan melihat mata bening itu. Melihat pipi Anggi yang memerah karena malu. Rasanya seperti menemukan mainan baru.
Di Paviliun
Angin. Bintang dan Pink sedang duduk di ruang depan. Mereka sedang bermain bersama.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu
"Masuk!" kata Anggi
"Ada yang mau ikut papa jalan-jalan"
Suara Langit mengagetkan Anggi
Ajakan Langit tertuju untuk anak-anak, namun matanya menatap Anggi
Anggi jadi salah tingkah. Ia langsung menunduk.
"Mauuuu... "Bintang dan Pink menjawab serempak.
Langit menatap Pink. Ia memberi isyarat dengan matanya agar Pink mengajak Anggi.
Pink yang masih kecil tidak mengerti isyarat itu. Ia menatap papanya dengan bingung.
Bintang yang memahami maksud papanya, segera bertindak.
"Tante, ikut kita jalan-jalan yuk!" ajak Bintang.
Pink langsung paham dengan isyarat papanya setelah mendengar perkataan Bintang.
"Iya tante, ayuk temani aku jalan-jalan. Kalau cuman bertiga sama papa, nggak seru. "
Pink ikutan merayu Anggi sambil menarik narik tangan Anggi.
Anggi bingung.
Bagaimana aku bisa pergi dengan Langit, pria yang berusaha ku hindari karena aku masih malu dengan kejadian tadi pagi batin Anggi
"Ayolah tante, Bintang ingin jalan-jalan dengan tante. " Bintang memohon dengan wajah melasnya
Langit hanya diam melihat kebingungan Anggi. Ia tersenyum lalu melipat tangannya di dada dan bersandar pada dinding ruangan.
"Bagaimana kalau kita ajak Oma juga?" Anggi mendapat solusi.
"Jadi kita bisa jalan-jalan beramai ramai. Lagi pula kasihan Oma kan kalau ditinggal sendirian di rumah
Langit kaget mendengar jawaban Anggi.
Bagaimana aku bisa mengerjainya kalau mama ikut. batin Langit.
"Horee.. kita ajak Oma. " Pink langsung berlari ke rumah utama sebelum Langit sempat mencegahnya.
"Jadi tante mau jalan-jalan sama kita?" Bintang memastikan dengan nada senang
Anggi mengangguk. Lalu
"Bintang tunggu tante di depan. Tante ganti baju dulu. " kata Anggi pada Bintang.
Bintang mengangguk lalu keluar. Langit tetap berdiri di tempatnya
Melihat Langit tidak beranjak pergi, Anggi memberanikan diri menatapnya dengan tajam.
Mendapat tatapan setajam itu membuat Langit sadar. Lalu ia melepaskan kaitan tangannya dan menunjukkan arah luar dengan telunjuknya. Ia kemudian berjalan keluar paviliun.
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
Makasih bagi yang telah mampir 😘😘😘
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like.. komen dan vote ya... readers.
Biar author tambah semangat berkarya 💪💪💪💪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Eka Suryati
💪🏻💪🏻💪🏻
2022-09-16
0
Eka Suryati
oke
2022-09-16
0
Andhina
lanjut lagi
2021-03-12
0