Langit segera pergi meninggalkan paviliun. Ia tidak mau kehadirannya diketahui.
Sesampainya di rumah utama, ia disambut Oma.
"Darimana? " tanya Oma.
" Dari depan. " jawab Langit. Ia tidak bilang dari paviliun.
"Depan mana? " Oma mengejar dengan pertanyaannya.
"Depan, Ma."
"Depan kan banyak tempat. Ada pos satpam gerbang, halaman dan paviliun. " jawab Oma. Matanya menatap Langit penuh selidik.
"Iya!iya! aku dari paviliun. Niatku mau jemput anak anakku. Tapi nggak jadi. "
" Apa Bintang sudah baik-baik saja?"
"Ya. Dia sudah lebih tenang sekarang. Wanita itu bisa mengatasinya. "
"Jadi bagaimana menurutmu?"
"Apanya yang bagaimana, Ma?"
"Ya, Anggi. Apakah kamu mau mama nikahkan dengan Anggi?"
Langit kaget mendengar pertanyaan mamanya.
"Ma, tolong. Jangan membuat Langit tambah pusing. "
"Kamu ini. Orang lain kalau ditawari nikah sama Anggi yang secantik itu pasti gembira. Kamu malah pusing. "
"Bagaimana Langit tidak tambah pusing. Tadi Bintang minta Langit menikahi gurunya. Sekarang mama Minta Langit menikah dengan Anggi. Langit jadi pusing, Ma. "
Mendengar jawaban Langit, Oma ingin tertawa karena Anggi dan gurunya Bintang adalah orang yang sama. Tapi Oma ingin mengerjai Langit.
"Ya kamu harus memilih. Mau membuat mama bahagia atau anakmu bahagia." jawab Oma sambil melangkah meninggalkan Langit dengan bibir menyunggingkan senyuman.
Oma melangkah ke paviliun menjemput Bintang dan Pink untuk dibawa kembali ke rumah utama.
"Bintang apa Oma boleh bertanya?" kata Oma sambil duduk di ranjang ketika mereka sudah berada di kamar Bintang. Bintang mengambil ponselnya dan merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Boleh Oma. " jawab Bintang. Matanya masih tertuju pada ponselnya.
"Bintang tadi minta papa menikahi Tante Anggi ya? " Oma bertanya dengan hati-hati.
Mendengar pertanyaan Oma. Bintang menghentikan aktivitasnya. Ia bangun dan duduk di samping Oma. Matanya menatap Oma dengan sendu.
"Iya, Oma nggak suka ya kalau Bintang ingin tante Anggi jadi mamanya Bintang?"
Oma tersenyum.
"Oma suka Nak. Sebenarnya tujuan Oma meminta Tante Anggi tinggal dengan kita agar kita bisa lebih mengenalnya dan lebih dekat. Oma tadi juga bilang ke papamu untuk menikahi Tante Anggi. '
" Terus papa jawab apa, Oma. "
"Papa bilang ia pusing kalau harus milih antara menuruti kemauan ku apa kemauan Oma." jawab Oma sambil tersenyum.
"Lho bukannya sama ya Oma?Kenapa malah bingung?" Bintang bertanya karena ikutan bingung.
"Karena papa mu tidak tahu kalau guru yang kau maksud adalah Tante Anggi. "
"Oh iya ya. Kan Bintang tadi tidak bilang namanya. Bintang mau memberitahu papa dulu Oma biar papa tidak bingung. " kata Bintang sambil turun dari ranjang.
"Bintang tunggu. Biarkan papamu tidak tahu. Biar papa memilih sesuai hatinya. Bukan karena Oma dan kamu. "
"Maksud Oma?Bintang nggak ngerti Oma. "
"Sudahlah.. sekali-kali kita main-main sama papamu kan tidak apa apa. Biar papa bingung dulu. Nanti kalau waktunya tepat baru kita beritahu. Okayy?" jelas Oma sambil tersenyum usil.
Bintang yang sebenarnya tidak mengerti maksud Oma mengangguk saja karena ia hanya ingin ikutan main main dengan papanya seperti kata Oma.
(Aduh kasihan kau Langit. diusili sama mama dan anakmu.😁😁)
Hari menjelang malam. Tampak keluarga Langit berkumpul di meja makan untuk makan malam.
"Nan, panggil Anggi. Ajak makan bersama!" perintah Oma pada Nani.
"Baik, Nyonya. " jawab Nani.
"Untuk apa sih Ma.. ini kan makan malam. keluarga?" tanya Langit.
"Anggi sudah mama anggap keluarga atau setidaknya dia calon keluarga. "
"Ma jangan mulai lagi deh!" balas Langit. Sebenarnya Langit jadi enggan ikut makan bersama karena keberadaan Anggi. Namun ia tetap duduk di kursinya. Ia penasaran dengan wanita yang begitu disukai oleh mamanya itu.
Beberapa saat kemudian, Anggi datang.
"Assalamualaikum" sapa Anggi seperti biasanya.
'Waalaikumsalam. " Oma, Bintang dan Pink menjawab kompak.
Langit melirik mereka bertiga. Sejak kapan kebiasaan saling mengucap salam ini, biasanya yang akrab di telinganya adalah ucapan selamat pagi atau morning atau yang senada dengan itu.
"Duduklah!" pinta Oma pada Anggi.
Anggi mengambil tempat duduk yang kosong dihadapan Langit. Karena berhadapan, Langit jadi leluasa mengamati Anggi. Mata Langit terus menatap seolah menilai Anggi. Sedangkan Anggi seperti biasanya menundukkan pandangan dan wajahnya. Oma dan Bintang memperhatikan apa yang dilakukan Langit.
"Ehem.. ehem" Oma berdehem menyadarkan Langit.
Langit langsung memindahkan arah pandangannya ke piring yang ada didepannya.
"Ayo kita mulai makannya.!" ajak Oma.
Nani melayani Oma dan Bintang. Anggi membantu Pink. Sedangkan Langit melayani dirinya sendiri.
Langit ingin menyantap makanannya namun ia mengurungkan niatnya saat mendengar Anggi berkata
"Bintang bisa pimpin doa, Nak?"
"Bisa tante. " Dan Bintang pun memimpin doa sebelum makan.
Langit melongo. Berapa lama ia tidak pulang. Kenapa banyak sekali perubahan di rumah ini. Apakah perubahan perubahan ini karena wanita itu?batin Langit sambil kembali menatap Anggi.
Wanita ini, kenapa ia sama sekali tak melihatku seolah-olah aku tidak ada. Oh my god, ia mengabaikan keberadaanku. Seorang Langit yang banyak diminati wanita high class ketika di ibukota, diabaikan oleh wanita yang nggak jelas" Langit masih menggerutu dalam hati. Ia mempercepat makannya dan langsung berdiri.
"Kau mau kemana?" tanya Oma melihat Langit.
Pertanyaan Oma itu membuat Anggi melirik ke arah Langit dan pada saat yang sama Langit juga sedang menatapnya. Sejenak mata mereka beradu. Anggi buru-buru menundukkan pandangannya, Langit membuang pandangannya ke arah lain.
"Aku sudah selesai Ma. Aku ingin ke ruang baca."
"Jangan pergi dulu. Tunggu kita selesai juga. Kita jarang makan bersama. Kesempatan seperti ini jangan disia-siakan. " kata Oma
"Tapi, Ma"
"Duduk!" Langitpun langsung duduk seperti seorang anak kecil yang penurut.
Melihat itu Anggi tersenyum. Langit mengetahui jika Anggi tersenyum.
"Sialan, ia mentertawakanku. "batin Langit.
Mereka sudah selesai makan. Nani membereskan peralatan makan dan membawanya ke dapur.
" Langit! Mama ingin mengenalkanmu pada Anggi.
Anggi ini anak Oma dan juga papa dari anak anak. Namanya Langit. " kata Oma.
"Langit."
Dengan malas Langit mengulurkan tangannya namun tidak disambut oleh Anggi. Anggi menangkupkan kedua tangannya di dada sambil bilang..
"Pelangi."
"What, dia menolak uluran tanganku. Sombong sekali wanita ini. " batin Langit. Mukanya nampak masam tidak ramah. Ia segera menarik tangannya dan meletakkannya ke dalam saku celananya.
Lalu Oma basa basi memecahkan keheningan dengan menceritakan pertemuan mereka dengan Anggi. Sesekali Bintang dan Pink juga ikut bercerita. Anggi hanya diam dan berkata ketika ditanya saja.
Langit yang semakin penasaran, matanya masih sering menatap Anggi.
"Semakin dilihat wanita ini semakin cantik. " pikir Langit. Langit tersentak kaget menyadari apa yang sudah ia pikirkan. Ia memuji Anggi. Langit menggelengkan kepalanya.
Melihat Langit menggeleng, Oma bertanya.
"Ada apa?Kenapa kamu menggelengkan kepalamu?"
Langit gelagapan ditanya begitu. Apalagi semua mata menatapnya, kecuali mata Anggi tentunya.
"Ah nggak ada apa apa. Hanya sedikit pusing. Aku ke kamar istirahat dulu. " lalu Langit berdiri meninggalkan mereka menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Eka Suryati
next thor
2022-09-16
0
Eka Suryati
langit salting🤭
2022-09-16
0
Eka Suryati
🤭🤭😂😂🤣🤣
2022-09-16
0