Halilintar Rakai Langit

Anggi memasuki kamarnya. Ia meletakan tasnya dan merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Bintang Senja Raja Bianglala, nama yang bagus" gumam Anggi lirih.

Tapi kenapa sikap anak itu sangat dingin dan tidak ramah. Apa kepergian ibunya sangat melukainya. Dan kemana ibunya sebenarnya. Mengapa tega meninggalkan anak sekecil itu. Ah kok jadi mengurusi orang sih aku bathin Anggi.

Ia lalu melangkah ke kamar mandi, mengambil air wudlu kemudian melakukan sholat dhuhur.

Sementara itu...

Di sebuah gedung perkantoran megah yang ada di ibu kota. Seorang pria yang berusia sekitar 32 th berjalan diikuti oleh beberapa orang anak buahnya. Mereka berjalan dengan cepat menuju sebuah ruang pertemuan.

"Langit!" seseorang berteriak menyapa.

Pria yang tadi berjalan bersama anak buahnya itupun menoleh.

"Hai..Alex." ia membalas sapaan temannya.

"Kau ikut tender ini juga?" tanya Alex."Kupikir kau tidak tertarik."

"Aku pengusaha,Bro. Apapun yang bisa membawa keuntungan..ya..pastilah aku tertarik. Kenapa kau berpikir aku nggak tertarik?" Langit ganti bertanya.

"Ya..secara..pemilik perusahaan inj kan suami mantan istrimu." jawab Alex.

"Oh itu. Itu masa lalu. Aku harus profesional. Bisnis ya bisnis. Tidak akan kucampuradukan dengan perasaan. Lagipula...aku harus berdamai dengan hidup ini kalau mau melangkah maju kan." jawab Langit.

"Good..Bro. Aku suka semangatmu. Apa ini artinya kamu sudah move on dan mau membuka hati buat yang baru?" tanya Alex sambil memberi penekanan pada kata baru.

Ujung bibir Langit naik sedikit. Senyumnya benar benar tipis.

"Sudahlah Bro..yuk kita dah sampai di tempat meeting nih." jawab Langit mengalihkan pembicaraan.

Mereka memasuki ruang meeting. Di sana sudah ada beberapa pengusaha yang akan berebut tender juga. Langit duduk bersebelahan dengan Alex. Pemilik perusahaan datang menyapa mereka dan memulai meeting. Satu persatu para pengusaha itu mempresentasikan proposalnya. Tak terkecuali Langit. Dengan penuh percaya diri..Ia melakukan presentasi. Pembawaannya yang menguasai materi dan penjelasannya yang jelas dan lugas membuat banyak orang terpana. Konsep yang ia bawakanpun sangat menarik dan unik. Akhirnya Langit memenangkan tender itu. Tepuk tangan para pengusaha mengiringi keberhasilannya. Ia mendapatkan banyak ucapan selamat.

"Selamat Bro...kau hebat". Alex mengulurkan tangannya dan memberi ucapan selamat.

"Makasih Lex." iapun menjabat tangan Alex

"Semoga kesuksesan bisnismu diikuti kesuksesan asmaramu Bro." goda Alex pada Langit.

Langit menonjok bahu sahabatnya itu.

"Sialan...memang asmaraku bermasalah."

"Asmaramu nggak bermasalah..kamu yang bermasalah...kamu sudah jadi ginung es.ha ha ha." ledek Alex sambil menjauhi Langit. Karena ia melihat. tangan Langit sudah mau meninjunya lagi.

Alex berjalan meninggalkan langit sambil melambai lambaikan tangannya. Langit melangkah diikuti anak buahnya ke mobil yang telah menunggunya. Ia kembali ke kantornya.

Di dalam mobil

Apa benar asmaraku bermasalah? Benarkah aku telah menjadi sedingin es? Kenapa aku belum mampu bangkit..kenapa rasa kecewa dan sakit itu masih membuatku trauma. Apakah karena aku sangat mencintai mantanku sehingga penghianatannya begitu melukaiku. Ah bukan karena itu. Karena aku harus berhati hati. Aku punya dua anak yang harus kujaga kebahagiannya juga. Itu yang membuatku tidak bisa sembarangan merajut asmara. bathin langit

Langit..nama lengkapnua Halilintar Rakai Langit. Pria yang berusia 32 th dan telah menduda sejak 2 tahun yang lali. Istrinya meminta cerai karena ingin bersama dengan kekasihnya. Seorang pengusaha yang jauh lebih mapan dari dirinya. Selama 2 tahun Langit merasa kecewa dan menyimpan rasa benci kepada mereka berdua. Tapi Langit adalah orang uang profesional. Ia tidak pernah mencampuradukkan urusan kerjaan dan urusan pribadi karena ia sadar banyak karyawan yang bergantung pada kepiawaiannya di bidang bisnis.

Seperti kejadian hari ini. Ia datang agar mendapatkan tender yang dilelang oleh perusahaan milik suami mantannya. Ia sadar dengan memdapatkan tender itu berarti kedepannya ia akan sering berhubungan dengan pengusaha itu. Karena pengusaha itu sudah menjadi kliennya sekarang. Langit bertekad menunjukan bahwa ia adalah pengusaha yang profesioanal dan brilian.