Setelah keluar dari ruang pimpinan sekolah, Mila langsung menghela napas, "Uff lega. Tahu nggak Nggi, dari tadi aku ngerasa sesak."
"Nggak tahu tuh. Emang kenapa?" balas Anggi asal, karena matanya kembali menatap anak yang duduk di taman yang sempat ia lihat saat mau masuk ke ruang pimpinan.
"Kenapa dengan anak itu ya?" batin Anggi.
"Aku sesak karena grogi Anggi. Bayangkan saja bicara sama cowok secakep dia." Mila masih saja bersemangat dengan ceritanya.
Sementara Anggi masih terus menatap anak itu sambil berjalan keluar dari gedung hingga ia tak melihatnya lagi.
"Anggi! Kau dengar aku nggak sih? Kok diam saja nggak komen?" hardik Mila.
"Lha emang aku harus komen apa?"
"Ya apa gitu. Emang kamu nggak ngerasa cowok tadi cakep?"
"Mmm. Bggak tuh. Hehehe. " Anggi menjawab sambil terkekeh.
"Ha iya. Kamu kan nunduk terus. Makanya sekali kali lihat donk biar nggak ketinggalan rejeki."
"Rejeki apa? Dosa iya. Udah ah. Yuk cepetan pulang. Aku tiba-tiba lapar nih. "
"Ya rejekilah Nggi. Bayangkan saja, ia sangat tampan. Hidungnya tuh ya, mancuuuung banget. Rambutnya kecoklatan. Matanya tajam bak mata elang. Terus cambangnya itu. Bikin penampilannya tambah macho. Laki-laki perkasa." Mila masih nyerocos sambil senyum senyum.
"Terus. Teruskan saja. Biar catatan malaikat tentang dosamu tambah banyak."
"Anggi! Kok nyumpahin gitu sih." Mila cemberut.
Obrolan mereka berhenti karena sudah sampai di parkiran mobil
Mereka lalu masuk ke mobil. Mila mulai menyalakan mesin dan mobil merekapun berjalan meninggalkan gedung sekolah.
Di sepanjang perjalanan pulang pikiran Anggi terus saja terisi anak laki laki yang tadi ia lihat di taman sekolah.
Siapa dia ya? Dan mengapa ia tampak murung dan sedih.
"Kok kamu diam saja Nggi, lagi mikirin bapak pimpinan tadi ya ?" pertanyaan Mila mengagetkan Anggi.
"Ah nggak lah, ngapain juga aku mikirin dia." balas Anggi.
"Kali aja kamu nyesel karena tadi nggak memperhatikannya. Beneran lho Nggi, dia itu tampan banget. Emang kamu nggak penasaran?"
"Penasaran sih tapi..." belum selesai Anggi menjawab Mila langsung menyambar
"Tuh kan. Dibilangin juga. Makanya sekali kali lihat donk kalau bicara sama orang."
"Iya. Aku penasaran. Banget malah, tapi bukan sama bapak pimpinan itu. Melainkan sama anak laki-laki yang tadi duduk menyendiri di taman. Kamu lihat nggak tadi?"
"Enggak tuh. Memangnya apa yang dia lakukan hingga membuatmu penasaran?"
"Apa ya? Wajahnya itu kayak sedih begitu. Terus kenapa ia menyendiri sementara anak anak lain sedang bermain? Kenapa ia tidak berbaur dan bermain bersama? Apa ia korban bulying ya?"
"Sudahlah. Nanti saat kamu sudah mengajar di sana, kamu bisa cari info untuk mengobati rasa penasaranmu itu. Sudah ah, katanya tadi lapar. Mau makan dimana kita?"
"Di tempat biasanya kita makan saja. Murah dan enak pastinya."
"Siap bu, meluncu. "
Dan merekapun tertawa bersama
Sesampainya di rumah makan, mereka langsung mencari tempat yang kosong.
Setelah mendapatkannya mereka duduk dan memanggil pelayan rumah makan untuk memesan.
"Mbak!" Anggi memanggil salah satu pelayan dengan melambaikan tangannya.
"Iya, Mbak. Mau pesan apa?"
" Emm ada menu baru nggak?" tanya Anggi.
"Ada mbak, lobster goreng telur asin." balas si pelayan
"Ok aku nyoba itu, dan minumnya air putih hangat saja. Kamu pesan apa Mil?" Anggi bertanya pada sahabatnya.
Mila tidak mendengarkan pertanyaan Anggi karena ia sibuk dengan lamunannya tentang Sahreza.
"Aduh!" teriak Mila saat tiba tiba dahinya disentil Anggi.
"Apa apaan sih kamu Nggi? Main sentil saja. Sakit tau."
"Habisnya ngelamun saja. Tuh ditungguin sama mbaknya. Mau pesan apa?"
"Hehehe maaf mbak. Pesan Sahreza bisa?" Mila menjawab sambil cengengesan.
Anggi langsung membulatkan matanya mendengar jawaban Mila.
😅😅😅😅😅 dasar Si Mila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Eka Suryati
ceritanya menarik
2022-09-09
0
Eka Suryati
Lucu ya nggi si mila
2022-09-09
0
Eka Suryati
😅😅😅🤭🤭🤭
2022-09-09
0