Tak terasa sudah sepekan sejak kejadian pertengkaran di sekolah itu.
Hari ini hari Sabtu. Bintang libur, namun tidak dengan Anggi. Ia masih harus bekerja walau hanya setengah hari.
Siang itu sepulang dari bekerja, Anggi pulang diantar Mila. Setelah sampai di rumah Oma, pak satpam rumah langsung membukakan pintu gerbang untuk Anggi.
Baru beberapa langkah Anggi berjalan memasuki halaman rumah, ada yang berlari dan menubruk nya.
BRUK
"Bintang! " teriak Anggi kaget. Tubuhnya terhuyung kebelakang. Sedangkan Bintang terjatuh ke tanah.
"Bintang kenapa kau berlarian"? tanya Anggi.
Bintang tidak menjawab. Cepat cepat ia menyeka air matanya. Perilaku Bintang itu tak luput dari pengelihatan Anggi.
" Kau menangis? Kenapa, Nak? " tanya Anggi lembut dan sedikit gugup.
Bintang masih terisak. Anggi mencoba membantu Bintang berdiri. Lalu dengan lembut ia membimbing Bintang ke paviliunnya.
Anggi tidak tahu bahwa ada sepasang mata tajam mengawasinya sejak tadi.
"Siapa wanita itu? dan kenapa ia bisa tinggal di rumahku? " kata pria itu dalam hati.
Pria itu lalu memutar badannya memasuki rumah.
"Mana Bintang, Langit? " tanya Oma.
"Di paviliun depan. " jawab Langit datar.
"Oh, dia bersama Anggi. Baguslah."
"Siapa wanita itu, Ma? " tanya Langit.
"Siapa? Anggi maksudmu?" tanya Oma
"Iya, wanita yang bersama Bintang dan kenapa ia bisa tinggal di sini? "
"Aku yang menyuruhnya tinggal di sini menemani kami. Ia pernah menolongku dan juga Pink. " lalu Oma menceritakan kejadian di toko buku dan di kolam renang kepada Langit.
"Mama dan anak anak kesepian, Langit. "
"Kenapa bisa kesepian? Bukankah ada pembantu?"
"Aku membutuhkan orang yang bisa menemaniku dan anak anak. Bukan sekedar menemani tapi juga merawat dan menyayangi kami. Kapan kamu akan bangkit dari masa lalumu. Hidup harus terus maju, Langit. Jangan terus sesali masa lalumu. "
"Tidak mudah Oma. Tidak semua wanita bisa menerima kita apa adanya."
"Wanita baik seperti itu pasti ada, Langit. Jangan putus harapan. "
"Sebenarnya tadi Bintang juga memintaku untuk menikah lagi. Ia bilang ia punya guru yang baik, dan ia akan bahagia jika aku mau menjadikan guru itu sebagai ibunya. Ia terus mendesakku hingga aku hilang kendali dan membentaknya. "
"Anakmu butuh seorang ibu, Langit dan kau juga butuh seorang istri. Agar hidupmu punya tujuan".
Langit diam. Ia mengusap mukanya dengan kasar lalu menghela nafas berat.
Apakah memang sudah saatnya bagiku untuk menikah lagi. Sudah dua tahun sejak perceraian itu. Langit membatin.
Terdengar suara langkah menuruni tangga.
" Papa.. " Pink berteriak dan langsung memeluk papanya. "Kapan papa datang? " tanya Pink.
"Sudah lama papa datang, kamunya yang tidur susah dibangunin. " jawab Langit sambil menciumi pipi anaknya.
"Oma, kakak kemana? Apa kakak sudah tahu kalau papa datang? "
"Kakak ke paviliun depan. " jawab Oma dan Langit bersamaan.
Pink menatap mereka dengan raut muka yang lucu. Ia lalu melepaskan pelukannya dan bergegas ke paviliun depan.
Langit berjalan keluar. Ia heran mengapa anak anaknya begitu dekat dengan wanita yang ada di paviliun itu. Rasa penasaran membuatnya melangkah tanpa sadar menuju paviliun
Sementara itu di dalam paviliun
Anggi masih berusaha membujuk dan menenangkan Bintang. Setelah agak lama, Bintang mulai tenang.
"Bintang,ada apa? Mengapa kau berlari sambil menangis? " tanya Anggi lembut.
Belum sempat Bintang menjawab pintu didorong dari luar. Nampak Pink berlari masuk dan langsung duduk di sofa.
"Pink! Kenapa nggak ketuk pintu dulu, dan Pink juga lupa mengucap salam." tegur Anggi.
"Maaf tante. Assalamu'alaikum tante Anggi. "
"Wa'alaikumsalam." jawab Anggi tersenyum melihat kelucuan Pink.
Pink yang duduk di sofa menatap bingung ke kakaknya yang tampak habis menangis.
Kira kira begini wajah Pink saat menatap kakaknya
(gemesnya 🥰🥰🥰🥰)
Perhatian Anggi kembali ke Bintang.
"Sayang, Bintang belum jawab pertanyaan tante?"
"Papa jahat. " jawab Bintang.
"Bintang nggak ada orang tua yang jahat, Nak. Mungkin papa punya alasan sendiri. Kalau tante boleh tahu, memang apa yang dilakukan papa? '
"Papa marah saat Bintang minta papa menikah . "
Anggi tersenyum. Dielusnya kepala Bintang.
"Kenapa Bintang menginginkan papa menikah.? "
"Bintang ingin punya mama, Tante, Bintang ingin orang tua yang utuh. Bintang ingin ada mama yang mendampingi Bintang saat Bintang butuh. Kata Tante, mama Bintang pergi bukan karena kenakalan Bintang kan? Jadi kalau Bintang pengen mama lagi, nggak papakan?! " tanyanya dengan polos dan memelas.
"Nak, pernikahan bukan hal sederhana. Papa pasti punya banyak pertimbangan dan pemikiran. Mungkin papa masih mencari orang yang bisa menerima papa dan juga kalian berdua. "
Anggi terus memberikan penjelasan kepada Bintang dengan sabar. Mereka tidak menyadari bahwa di luar paviliun ada sepasang telinga yang ikut mendengarkan percakapan mereka.
Ternyata anakku memang kesepian dan membutuhkan seorang ibu. " batin Langit yang menguping percakapan Anggi dan anak-anaknya.
Visual Langit saat menguping...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Eka Suryati
absen
2022-09-16
0
Eka Suryati
keren visualnya
2022-09-16
0
Asisthaning Nirwana
visual pink gumush bgttt
2021-11-19
0