Anggi terpana..dingin sekali tatapan anak ini. Seperti menyimpan kesedihan dan duka serta tekanan.
"mm" balas anak itu sambil berjalan menuju kursi dekat kasir tempat omanya berada.
Anggi mengikuti dari belakang. Namun ia tidak mendekat melainkan berdiri mengantri di depan kasir karena ia melihat antrian sudah akan memanjang.
Di kursi dekat kasir.
"Oma..bayar bukunya. Aku sudah selesai!" kata anak itu kepada omanya.
"Kamu saja yang bayar..oma capek kalau harus ikut antri begitu." balas oma sambil mengambil uang dan menyerahkan kepada cucunya. Anak itu menerima uangnya dan dengan cemberut berjalan menuju antrian.
Melihat itu aku tersenyum.
Ternyata ia penurut. guman Anggi dalam hati.
Sejujurnya Anggi ingin mambantu membayarkan supaya anak itu tidak perlu antri. Tapi ia mengurungkan niatnya.
Biarlah ia belajar antri. Karena dari antri ia akan belajar menghargai orang lain, mentaati aturan dan sabar
Tiba giliran Anggi di kasir. Setelah membayar belanjaannya, Anggi mendekati oma.
"Bagaimana Bu,apakah anda baik baik saja?" tanya Anggi pada oma.
"Ah ya..saya baik baik saja nak!" balas oma.
"Baiklah kalau begitu, saya duluan ya Bu" kata Anggi.
"Eh tunggu,Nak. Kalau saya boleh tahu, siapa namamu?" tanya Oma.
"Oh boleh Bu. Nama saya Pelangi. Tapi saya biasa dipanggil Anggi." jawab Anggi.
"Nak Anggi, bisakah menunggu sebentar. Nanti kita keluar dari toko ini bersama sama.Maaf..saya butuh bantuan Nak Anggi untuk memapah saya. Apa Nak Anggi tidak keberatan?"
"Tidak Bu. Dengan senang hati saya akan menemani Ibu."
"Panggil saja oma. Saya kan sudah oma oma Nak." oma menjawab sambil tersenyum.
"Iya Bu..eh Oma." Anggi menjawab gugup.
Meski sudah tua..senyum oma masih sangat manis. Menunjukkan kalau waktu mudanya dulu oma adalah wanita yang sangat cantik. Di usianya yang sudah lanjut saja, kecantikannya masih terpancar.
"Ayuk Oma..aku sudah selesai!" kata cucu oma.
" Kenalkan cucu oma yang tampan ini. Namanya Bintang Senja Raja Bianglala. Nak Anggi bisa memanggilnya Bintang." oma memperkenalkan cucunya.
"Hai..Bintang. Aku Anggi..panggil saja Tante Anggi." kata Anggi sambil mengulurkan tangan.
Bintang menatap Anggi dengan tatapan dinginnya. Ia tidak membalas uluran tangan Anggi. Ia berpaling dan berjalan sambil berkata
"Ayo oma kita pulang!"
Anggi terkesima melihat tingkah Bintang. Melihat itu Oma langsung berkata "Maafkan Bintang Nak Anggi. Sebenarnya ia anak yang baik hanya saja sejak kepergian ibunya sikapnya jadi berubah."
"Ibunya pergi Oma, kemana? Maaf,apa ibu Bintang sudah wafat?" tanya Anggi penuh rasa penasaran.
"Ah tidak. Ibu Bintang masih hidup. Ayo Nak kita susul Bintang!"jawab oma yang terkesan ingin menyudahi perbincangan tentang ibu Bintang.
Oma berdiri. Dengan dipapah Anggi, Oma berjalan pelan keluar dari toko.
Di luar, Bintang sudah menunggu di tempat menurunkan dan menaikkan pengunjung toko. Oma dan Anggi berjalan mendekati Bintang. Lalu Oma mengambil HPnya dan memanggil sopirnya. Setelah itu ia menoleh pada Anggi yang masih setia berdiri di sampingnya.
"Nak Anggi pulang naik apa?"
"Naik angkutan umum Oma."
"Pulang bareng kita saja. Jangan menolak. Anggap oma membalas kebaikanmu!" ajak Oma. Nada suaranya tegas membuat Anggi tidak bisa menolaknya.
Mobil pribadi Oma datang. Supir pribadinya keluar dan membukakan pintu.
"Bintang..kamu duduk di depan sama Pak Imron. Biar tante Anggi di belakang sama oma!" tegas Oma.
Bintang membuka pintu depan dan langsung duduk. Anggi dan oma juga duduk di kursi belakang. Mobilpun berjalan.
"Nak Anggi tinggal di mana?" tanya oma.
"Di jalan Melati Oma." jawab Anggi
"Pak Imron kita ke jalan Melati dulu mengantar Nak Anggi !" perintah oma pada supirnya.
"Baik nyonya." jawab Pak Imron.
Mobil meluncur ke Jalan Melati. Srpanjang perjalanan hanya Anggi dan oma yang mengobrol. Bintang sama sekali tidak mengeluarkan suara. Meski sesekali ditanya oma..ia hanya menjawab dengan gelengan atau anggukan.
Kata kata oma yang menjelaskan bahwa ibu Bintang telah meninggalkan anak itu mengingatkan Anggi akan dirinya.
Apakah orang tuanya juga berpisah seperti orang tuaku bathin Anggi
Tiba tiba Anggi ingat kejadian di toko buku. Sekarang ia tahu mengapa Bintang menatap novel itu. Mungkin ia membandingkan judul novel itu dengan kehidupannya. Mungkin ia ingin ibunya mengucapkan hal yang sama dengan judul novel itu.
"Kita sampai di jalan Melati,Nyonya. Rumah Nona Anggi nomor berapa?" tanya Pak Imron mengagetkan Anggi.
"Turunkan saya di gang I Pak. Kosan saya ada di pojok gg I itu."
Mobil berhenti tepat di depan kosan Anggi.
"Terima kasih Oma.Anggi pamit dulu." Anggi berkata sambil mengulurkan tangannya kepada oma. Ia lalu mencium punggung tangan oma dan membuka pintu untuk keluar dari mobil.
Oma membuka kaca mobil.
" Sekali lagi terima kasih ya Nak Anggi.Semoga kita bisa berjumpa lagi nanti." Oma melambaikan tangan. Anggi membalas lambaian tangan Oma. Mobil mereka melaju meninggalkan Anggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 269 Episodes
Comments
Eka Suryati
anak2 jaman sekarang jarang yg bisa selembut dan sesopan anggi👌🏻👍🏻
2022-09-10
0
Eka Suryati
seneng ya oma bisa bertemu org sebaik anggi
2022-09-10
0
Asisthaning Nirwana
nama2 nya kerennn...saya mampir krn baca judul chapter 1 langsung tertarik...sama sih...
2021-11-19
0