Yudha merenungi apa yang putranya ucapkan, sungguh benar adanya, seandainya dia tak mengedepankan egonya.
Yudha memakai kemejanya sambil terus berharap Arumi membantunya seperti biasa, tapi sayang Arumi hanya cuek dia memilih merawat buah hatinya, bersanda gurau dengan Mawar yang terlihat menggemaskan dengan baju baru yang dibelikan ontynya kala itu.
Jujur Yudha merindukan saat saat dimana Arumi membantunya memakai baju, walau dulu ketika saat itu terjadi dia sedikit tak menyukainya, "Kenapa aku merindukan perhatianya sekarang, perhatiannya untukku hanya dibagi untuk anaku aja rasanya seperti ini, lalu bagaiamana denganya, apakah kamu terluka Rum?" ternyata ucapan putranya seperti pisau tajam yang menusuk jantungnya, hingga kini dia mampu berfikir berbalik.
Yudha sampai tak konsen, biasanya dia tak pernah mau memakai sisir milik Arumi, alasanya dia tak suka bau rambut Arumi, tapi kini tanpa dia sadari dia merindukan aroma rambut itu, untuk memutupi keinginanya Yudha memilih memakai sisir milik istrinya.
Arumi sedikit melirik apa yang dilakukan suaminya, dalam hatinya ingin membantu suaminya seperti biasa tapi takut Yudha bertambah tersiksa oleh sentuhannya.
"Mamas mau sarapan dulu ga," tanya Arumi.
"Boleh, sini Mawar biar sama Abi," pinta Yudha, Arumi pun memberikan putrinya pada suaminya.
Arumi pun merapikan peralatan Mawar dan mengembalikan ditempat semula.
"Harumnya putri Abi ni," ucap Yudha sambil menciumi pipi montok putrinya.
"Kamu banyak ya mimik Asi Bunda ampek gembil gini heeemmm, nakal ya Abi ga di bagi heemmm gemes Abi," tambah Yudha gemas, Arumi tak mau ambil pusing dengan ucapan eror suaminya, dia malas meladeni guyonan tak bermutu itu, ngapain mau punyaku bukankah kamu udah punya yang lebih bagus dari punyaku batin Arumi kesal.
"Mas mau dibawa lagi ga bajunya, apa mau ditinggal?" tanya Arumi, sambil meraih handuk yang ditinggalkan Yudha diranjang.
"Ditinggal dirumah aja Rum, kamu siapin tas kerja aja seperti biasa," jawab Yudha, Arumi pun menuruti permintaan suaminya, dia segera keluar ke ruang kerja Yudha dan menyipakan apa yang suaminya perlukan.
Arumi menghela nafas dalam dalam saat menyentuh tas kerja milik suaminya, pasti tas ini juga pernah disentuh wanita itu, wanita yang tega merebut jiwa raga suaminya darinya.
Arumi kembali meneteskan air matanya, "Ya Tuhan tolong hapus ingatanku tentang suamiku Tuhan, tolong patahkan perasaan cinta ini, tolong ridhoi aku melupakanya Tuhan," ucap Arumi sambil mengelus foto tampan suaminya yang ada dimeja kerja itu.
Arumi menghapus air matanya ketika mendengar putrinya menangis, seolah sang putri juga bisa merasakan betapa hancurnya hati bundanya saat ini.
Arumi keluar ruang kerja itu dengan menenteng tas kerja suaminya, "Adek kenapa sayang?" tanya Arumi.
"Abi gigit bun pipinya habis gemes," ucap Yudha.
"Uluh uluh cayangnya bunda digigit abi nak, nakal abi ya sini biar bunda ***** (pukul) abinya," ucap Arumi sambil memukul manja lengan suaminya.
Sentuhan mengejutkan Arumi kembali membuat darah kelelakian Yudha berdesir, "Aduh matilah aku," pikiran kotor itu datang lagi rupanya, Yudha masih penasaran karena semalem dia tak berhasil mendapatkan apa yang dia mau dari Arumi.
"Rum,"
"Ya,"
"Beri aku ciuman," pinta Yudha, Arumi menatap tak percaya pada wajah suaminya, ingin Arumi menolak tapi takut dosa.
Dia pun mendekatkan keningnya pada suamiya, Yudha menangkap wajah cantik Arumi dia mulai mengecup kening itu, kedua pipi Arumi pun tak luput dari seranganya, "Harum sekali pipimu Rum, aku menyukainya," batin Yudha, apes nya saat dia hendak mendaratkan bibirnya pada milik Arumi, putrinya yang ada digendongan Arumi menangis sehingga Arumi memilih menenangkan putrinya.
Yudha menggepalkan tanganya kesal, tapi ya udahlah aku akan mengulanginya nanti malam, batin Yudha dendam.
......
Gresik..
Deka sedang sibuk dengan pekerjaanya, tiba tiba mendengar suara gelas jatuh dari kamar ibu mertuanya.
Deka langsung berlari menuju kamar itu benar saja ternyata ibunya jatuh dikala hendak meraih gelas minumnya.
"Ya Allah ibuk," seru Deka.
Ibu Tika menatap takut kearah Deka, mulutnya tak bisa bicara.
"Ibu mau minum?" tanya Deka belum sempat Ibu Tika menjawab dia sudah pingsan duluan.
Deka pun segera membopong ibu mertuanya dan membawanya kerumah sakit.
Diperjalanan dia tak lupa menghubungi istrinya yang kini sedang menghadiri rapat disekolah putranya.
"Hallo pap,"
"Hallo, iya mom, mommy masih lama ga?"tanya Deka.
"Ga pap, ini udah mau pulang!"
"Mommy langsung ke Rumah Sakit Darma Husada ya ibuk pingsan," tambah Deka.
Arti yang mendengar kabar itu pun terkejut, tak banyak bicara dia pun langsung meminta ijin pada wali kelas putranya untuk membawa Raka pulang bersamanya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Akbar Razaq
Suamimu gilani Rum macam mana kau masih cinta sedang kan ia sdh berbagi peluh dg pelakor.
2025-03-11
0
Yati Syahira
jijik ama yudha knapa tdk cerai ya rum
2025-03-13
0
Lienda nasution
Kok ada ya istri jaman now sudah diinjak injak suami diludahi lagi masih mau baik juga gemes juga bacanya
2022-08-14
0