Berusaha Positif Thinking

Arumi mondar-mandiri merasakan tak nyaman di perutnya. Berkali-kali dia menghubungi Yudha tapi panggilannya selalu ditolak. Arti dan Deka sudah pulang ke Jawa membawa serta ibu mertuanya.

Arumi bingung harus dengan siapa dia meminta tolong. Di Samarinda ini ia tak memiliki saudara atau teman dekat. Tak ingin mengambil resiko ia pun berinisiatif menelepon taksi online saja, dari pada kontraksinya bertambah parah. Benar saja, setelah ia berhasil menghubungi taksi. Rasa sakit yang ia rasakan makin sering datang. Akhirnya Arumi pun nekat pergi ke rumah sakit tanpa menunggu Yudha, suaminya. Dengan hati-hati ia menuruni anak tangga rumahnya sambil berteriak memanggil anak sulungnya.

"Dit, Dit, Ditya, abang!" panggil Arumi pada putranya.

Ditya yang mendengar suara seseorang memanggil pun segera keluar kamar dan mendatangi ibundanya. Beruntungnya Ditya anak yang tanggap dan pintar. Dia selalu ingat pesan abinya. Untuk menjaga Bunda dan adiknya ketika sang abi tak ada di rumah.

"Ya, Bunda!" saut Ditya.

"Bang, perut Bunda sakit banget. kayaknya dedek mau lahir," ucap Arumi sambil meringis menahan nyeri.

"Ditya telepon abi dulu ya, Bun," ucap Ditya langsung meminta ponsel bundanya. Sayangnya, panggilan telepon bocah itu ditolak oleh Yudha.

"Nggak bisa, Bun. Mungkin abi lagi rapat," jawab Ditya.

"Ya udah kita jalan aja, Bang. Itu taksinya udah nungguin," ajak Arumi.

Ditya langsung menggendong tas tenteng milik sang bunda dan memegang tangan wanita yang disayangginya ini, menuntunnya menuju taksi.

Di dalam taksi, kontraksi itu tiba-tiba datang lagi, membuat Arumi beberapa kali meringgis menahan sakit.

"Pak, tolong antar kami ke rumah sakit bersalin Harapan Bunda ya!" pinta  Ditya pada supir taksi itu.

Arumi tersenyum. Rasanya beruntung sekali memiliki anak pintar seperti Ditya. Anak tampan ini juga sering mengantar bundanya periksa hingga membuat dia hafal nama rumah sakit yang dibutuhkan calon adik dan juga wanita yang melahirkannya ini.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit,  Arumi berusaha tenang agar anak dan sopir taksi tak gugup. Wanita ayu ini terus mengelus perut dan berbicara sendiri pada anak yang ada di dalam kandungannya. Supaya bersabar sampai mereka benar-benar berada di tempat yang seharusnya mereka butuhkan.

Adek sabar sedikit ya sayang, ucap Arumi dalam hati.

"Dedek sabar ya," bisik Ditya sambil mencium dan mengelus perut bundanya

Arumi mencoba tersenyum. Meskipun, ia gelisah tanpa sebab. Bukan karena sakit di perut yang ia rasakan, terlebih pada panggilan telepon yang selalu ditolak oleh Yudha.

Tak lama berselang, mobil yang yang ditumpangi Arumi dan Ditya berhenti sejenak di lampu merah. Mata Arumi tak sengaja melihat  mobil yang ada di sebelahnya. Perasaan tak nyaman itu tiba-tiba kembali menyerangnya. Terlebih saat mata cantiknya menangkap sesuatu yang tak ia kehendaki.

Dia tahu betul bahwa mobil yang ada di sebelahnya bukanlah mobil sang suami. Tetapi entah mengapa perasaanya mengatakan bahwa yang ada di dalam mobil tersebut adalah Yudha. Sang suami yang sedang bersanda gurau dengan seorang wanita. Untuk memastikan kecurigaanya, Arumi pun mengambil ponsel dan menghubungi nomer sang suami. Wanita ini berusaha sabar. Menunggu sebentar. Lalu, benar saja .... setelah beberapa saat ia pun melihat orang yang ia curigai meraih ponsel itu. Memencet tombol menolak panggilan. Berarti benar yang ia lihat, bahwa pria yang bersanda gurau dengan wanita di dalam mobil tersebut adalah sang suami.

Hancur rasanya hati Arumi mengetahui ini. Bagaimana tidak? Di saat dia membutuhkan suami tercintanya, pria itu malah asik bercanda dengan wanita lain.

Jantung arumi serasa sakit. Sangat sakit. Bagai tertusuk sembilu rasanya. Teremas keras. Remuk tak berbentuk. Terinjak tanpa kasihan. Entahlah, Arumi tak mampu mendeskripsikan lagi rasa yang kini ia rasakan. Rasa sakit akibat kontraksi yang ia rasakan diperutnya seperti tak ada apa-apanya dibanding ini. Tenggorokan Arumi serasa tercekik. i

Ingin rasanya mati saja.

Namun, bukan Arumi Fitriani namanya kalau tak mampu menyembunyikan rasa sakit itu. Wanita ayu ini masih berusaha positif thinking. Menguatkan hatinya, berusaha tidak menangis. Sebab, saat ini ia sedang bersama Ditya. Tentu saja ia tak ingin membuat sang putra curiga dan khawatir padanya.

Meskipun begitu, Arumi adalah wanita biasa yang punya rasa cemburu. Tak dipungkiri bahwa saat ini perasaannya terbakar. Arumi merasakan rasa sakit yang teramat sangat. Ingin sekali ia turun dari mobil dan berteriak memaki Yudha dan wanita yang begitu mudah bergelut manja di lengan sang suami. Yang nyata-nyata jika pria itu adalah miliknya, suami sahnya.

Arumi menghela napas dalam-dalam lalu berusaha menahan amarahnya. Menguatkan hatinya sendiri, memberi semangat dan kekuatan untuk batinnya sendiri dan dalam hati, wanita ini berucap, "Nanti sajalah aku tanyakan, mungkin wanita itu adalah patner kerja mas Yudha, aku nggak boleh suudzon begini. Sebelum ada kenyataan yang pasti."

Lampu merah telah berlalu. Taksi yang membawa mereka pun kembali melaju. Hingga Akhirnya sampai di tempat tujuan.

Beruntung sopir taksi itu sangat baik dan mengerti apa yang dibutuhkan penumpangnya. Dia langsung tanggap dan meminta bantuan pada tenaga medis yang ada di dalam.

Arumi sangat senang karena masih ada yang peduli padanya meskipun itu hanya seorang sopir taksi. Setidaknya ia dan anak-anaknya masih ada yang mau menolong. Tak lupa Arumi berucap terima kasih pada sopir taksi yang baik hati itu. Ditya pun sama. Anak ini sungguh tanggap dan santun. seperti ibunya.

Arumi dibawa menggunakan kursi roda oleh petugas medis yang sedang bertugas.

Ditya memberikan tas baju yang ia bawa pada suster yang akan membawa bundanya. Suster meminta Ditya menunggu di ruang tunggu dan berpesan pada anak malang itu untuk tidak kemana-mana. Bersyukur sekali anak ini pintar. Dia hanya duduk termenung seorang diri sambil menggenggam ponsel milik Arimi sembari berharap abinya akan menghubungi. Sayangnya sampai detik ini, itu tak terjadi.

Tak butuh waktu lama, mungkin sekitar tiga puluh menitan, akhirnya ia pun mendengar suara tangisan bayi. Berarti adik cantiknya sudah lahir. Ditya tersenyum.

Satu jam kemudian, Arumi dibawa menggunakan stretcher menuju ruang rawat. Ditya menggengam erat tangan srikandi dalam hidupnya itu, berjalan mengikuti kemana para petugas medis itu akan membawa mereka.

"Makasih banyak, Sus," ucap Arumi sesaat setelah mereka mengantarnya ke ruang perawatan.

"Sama-sama, Bu. Silakan istirahat dulu nanti kami akan membawa putri Ibu ke sini," ucap suster itu. Mereka berdua pun saling melempar senyum.

"Dek, jaganin bunda ya. Selamat, sekarang adek udah jadi Abang oke," ucap sang suster sambil memberikan ancungan jempol untuk Ditya. Tak dipungkiri bahwa suster itu juga merasa kasihan pada ibu dan anak ini.

"Makasih Suster," jawab Ditya sambil tersenyum. Suster itu juga membalas senyuman Ditya, kemudian ia pun berpamitan keluar.

"Abi telepon balik nggak Bang?" tanya Arumi pada putranya.

"Enggak, Bun!" jawabnya lesu.

"Ya udah nggak apa-apa. Abang bobo gi udah malem. Sini naik ranjang Bunda. Bunda kelonin," ucap Arumi. Ditya pun menurut dia pun naik ke ranjang bundanya dan memeluk wanita yang disayanginya ini.

"Abang laper nggak, Sayang?" tanya Arumi sambil mengelus rambut sang putra kesayangan. Ditya menggeleng, mulutnya diam. Arumi tahu jika putranya ini resah.

"Ponsel Bunda mana, Nak?" tanya Arumi lagi.

"Abang masukin tas Bunda," jawab Ditya.

"Ya udah Abang bobo gi, udah malem kan!"

"Abi kemana ya, Bun?" tanya Ditya tiba tiba.

"Bunda nggak tahu Sayang. Kan kita telpon nggak bisa," jawab Arumi. Rasa sesak kembali menyerang perasaan wanita cantik ini. Pertanyaan Ditya mengingatkannya pada kejadian di lampu merah tadi.

"Tadi Abang kirim pesan suara, Bun. Abang bilang Bunda sudah melahirkan," ucap Ditya.

"Ya udah kalau Abang udah bilang. Nanti kalau abi baca kan pasti pulang," balas Arumi. Meski banyak pertanyaan yang mengganggunya tapi Arumi masih berusaha berprasangka baik terhadap Yudha. Agar semuanya tetap baik-baik saja.

Bersambung...

Jangan lupa like n komennya ya .... makasih...

Terpopuler

Comments

LENY

LENY

BENAR2 KETERLALUAN SI YUDHA INI ISTRI MAU MELAHIRKAN DIA SENANG2 SAMA CEWEK SUAMI MACAM APA INI. DI IMPIAN DEKA SEBEL SAMA KAKAKNYA ARTI YG KASAR DAN KETUS SAMA SUAMI WALAUPUN AKHIRNYA SADAR BAIK EH SEKARANG ADIKNYA LEBIH PARAH DASAR 😡

2023-05-11

0

Murni Banty

Murni Banty

yudha km terlalu...awas kau ya

2023-01-03

0

Fhebrie

Fhebrie

sumpah sampe bab ini masih di tengah tengah aku ga bisa lanjutkan membaca thor... maaf terlalu menyakitkan...

2022-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Berkumpul Keluarga Besar
2 Berusaha Positif Thinking
3 Rencana Yudha
4 Apa Aku Salah?
5 Kejujuran Yudha
6 Luka Arumi
7 Berusaha Berdamai Dengan Keadaan
8 Kesabaran Arumi
9 Goyahnya Hati Yudha
10 Kegalauan Yudha
11 Kegalauan Yudha (2)
12 Info Mengejutkan
13 Mencari Kebenaran
14 Kekecewaan Seorang Kakak
15 Rencana Mereka
16 Curahan Hati Arumi
17 Tangisan Penyesalan (POV Yudha)
18 Rindu Itu Berat Bukan
19 Yudha Gelisah Arumi Tenang
20 Masa Sulit
21 Kelicikan Desi
22 Bertemu kenalan lama
23 Ganjalan Dihati
24 Masih Kalah Cepat
25 Terpuruk
26 Berusaha Bangkit
27 Titik Terang
28 Ternyata Aku Sangat Kejam
29 Terima Konsekuensi
30 Menuju Pujaan Hati
31 Hampir Saja
32 Menumpahkan Kerinduan
33 Kemarahan Arumi
34 Dicuekin
35 Puncak Kesabaran Yudha
36 Curhat With Mr. Deka
37 Pelajaran Buat Yudha
38 Bimbang
39 Kecemburun Yudha
40 Pertengkaran menggemaskan
41 Keluguan Ditya Jawaban Kecemburuan Yudha
42 Kegelisahan Yudha
43 Terjebak Siasat Musuh
44 Menyusun Strategi
45 Namanya Juga Cinta
46 Cinta Dalam Diam
47 Cinta Dalam Diam (2)
48 Ternyata
49 Nasib Desi
50 Kebaikan Hati Yudha
51 Fakta Mengejutkan
52 Malu Tapi Mau
53 Pria Menyebalkan Aku mencintaimu
54 Mencoba Memperbaiki Kesalahan
55 Bukti Ketulusan Yudha
56 Kesungguhan Yudha
57 Diakui Didepan Publik
58 Aku Wanita yang Berhak Atasnya
59 Membuktikan
60 Kesepakatan Yudha dan Arumi
61 Musibah Tak Terduga
62 Sahabat Sejati
63 Sebuah Kebenaran
64 Shock
65 Ratu Drama Patah Hati
66 Ratu Drama Vs Wanita Rubah
67 Yudha Ketemu
68 Dalamnya Hati Siapa yang tau
69 Arumi Enggan Mengalah
70 Berfikirlah Dewasa
71 Hukuman Buat Arumi
72 Tertipu
73 Keganasan Deren
74 Pertemuan Mengharukan
75 Desi Cinta Yudha Sampai Gila
76 Indahnya Jatuh Cinta
77 Gadis Itu
78 Berusaha Menepis Perasaan
79 Mengenang Masa Lalu
80 Kembali Bikin Ulah
81 Kedatangan Sahabat
82 Pergerakan Rahasia
83 Tak Tik Deren DKK (dan kawan kawan)
84 Ternyata
85 Duel Maut
86 Bukan Salah kamu
87 Kekasih Hati
88 Yunita Koma
89 Kepolosan Arumi
90 Aku Iklas Mencintaimu
91 Keluarga Kandung Vero
92 Jalan Terbaik
93 Keputusan Bersama
94 Aku Bahagia Bersamamu (End)
95 Cinta Untuk Kalian
96 #HSBM Season 2 Pernikahan Tanpa Restu
97 #HSBM season 2 Tamu Tak Diundang
98 #HSBM Season 2 Ujian Apa Lagi Ini
99 #HSBM Season 2 Pembicaraan Dewasa
100 #HSBM Season 2 Surat Perjanjian
101 #HSBM season 2 Mengikuti Alur
102 #HSBM season 2 Tidak Mempan
103 #HSBM Season 2 Yunita Mulai Merintis Usaha
104 #HSBM Season 2 Ini Belum Apa Apa
105 #HSBM Season 2 Salah Lagi
106 #HSBM Season 2 Aneh
107 #HSBM Season 2 Cemburu
108 #HSBM Season 2 Menjalankan Aksi
109 #HSBM Season 2 Sedikit tahu
110 #HSBM Season 2 Mungkinkah Aku Salah Menilai
111 #HSBM Season 2 Si pengendali Keadaan
112 #HSBM Season 2 Menuju Kebenaran
113 #HSBM Season 2 Terungkapnya Sebuah Kebenaran
114 #HSBM Season 2 Pelajaran Berharga
115 #HSBM Season 2 Ketegasan Oma Rose
116 #HSBM Season 2 Ketakutan Yunita
117 #HSBM Season 2 Kegelisahan Robet
118 #HSBM Season 2 Namanya Saja Hati
119 #HSBM Season 2 Harus Pandai Jaga Diri
120 #HSBM Season 2 Kebaikan Hati Deren
121 #HSBM Season 2 Terbongkarnya Rahasia Besar
122 #HSBM Season 2 Terbongkarnya Rahasia Besar (2)
123 #HSBM Season 2 Kalah Cepat
124 #HSBM Season 2 Terpuruk
125 #HSBM Season 2 Sang Pemilik Hati
126 #HSBM Season 2 Saling Terbuka
127 #HSBM Season 2 Saling Terbuka (2)
128 #HSBM Season 2 Berusaha Saling Mengerti
129 #HSBM Season 2 Pesona Sang Duda
130 #HSBM Season 2 Pagi Yang Indah
131 #HSBM Season 2 Hidayah Untuk Deren
132 #HSBM Season 2 Hadiah Terindah (end)
133 Pengumuman
134 PERMINTAAN MAAF SANG PENULIS
135 KARYA BARU
136 Karya Baru
137 Rekomendasi Author
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Berkumpul Keluarga Besar
2
Berusaha Positif Thinking
3
Rencana Yudha
4
Apa Aku Salah?
5
Kejujuran Yudha
6
Luka Arumi
7
Berusaha Berdamai Dengan Keadaan
8
Kesabaran Arumi
9
Goyahnya Hati Yudha
10
Kegalauan Yudha
11
Kegalauan Yudha (2)
12
Info Mengejutkan
13
Mencari Kebenaran
14
Kekecewaan Seorang Kakak
15
Rencana Mereka
16
Curahan Hati Arumi
17
Tangisan Penyesalan (POV Yudha)
18
Rindu Itu Berat Bukan
19
Yudha Gelisah Arumi Tenang
20
Masa Sulit
21
Kelicikan Desi
22
Bertemu kenalan lama
23
Ganjalan Dihati
24
Masih Kalah Cepat
25
Terpuruk
26
Berusaha Bangkit
27
Titik Terang
28
Ternyata Aku Sangat Kejam
29
Terima Konsekuensi
30
Menuju Pujaan Hati
31
Hampir Saja
32
Menumpahkan Kerinduan
33
Kemarahan Arumi
34
Dicuekin
35
Puncak Kesabaran Yudha
36
Curhat With Mr. Deka
37
Pelajaran Buat Yudha
38
Bimbang
39
Kecemburun Yudha
40
Pertengkaran menggemaskan
41
Keluguan Ditya Jawaban Kecemburuan Yudha
42
Kegelisahan Yudha
43
Terjebak Siasat Musuh
44
Menyusun Strategi
45
Namanya Juga Cinta
46
Cinta Dalam Diam
47
Cinta Dalam Diam (2)
48
Ternyata
49
Nasib Desi
50
Kebaikan Hati Yudha
51
Fakta Mengejutkan
52
Malu Tapi Mau
53
Pria Menyebalkan Aku mencintaimu
54
Mencoba Memperbaiki Kesalahan
55
Bukti Ketulusan Yudha
56
Kesungguhan Yudha
57
Diakui Didepan Publik
58
Aku Wanita yang Berhak Atasnya
59
Membuktikan
60
Kesepakatan Yudha dan Arumi
61
Musibah Tak Terduga
62
Sahabat Sejati
63
Sebuah Kebenaran
64
Shock
65
Ratu Drama Patah Hati
66
Ratu Drama Vs Wanita Rubah
67
Yudha Ketemu
68
Dalamnya Hati Siapa yang tau
69
Arumi Enggan Mengalah
70
Berfikirlah Dewasa
71
Hukuman Buat Arumi
72
Tertipu
73
Keganasan Deren
74
Pertemuan Mengharukan
75
Desi Cinta Yudha Sampai Gila
76
Indahnya Jatuh Cinta
77
Gadis Itu
78
Berusaha Menepis Perasaan
79
Mengenang Masa Lalu
80
Kembali Bikin Ulah
81
Kedatangan Sahabat
82
Pergerakan Rahasia
83
Tak Tik Deren DKK (dan kawan kawan)
84
Ternyata
85
Duel Maut
86
Bukan Salah kamu
87
Kekasih Hati
88
Yunita Koma
89
Kepolosan Arumi
90
Aku Iklas Mencintaimu
91
Keluarga Kandung Vero
92
Jalan Terbaik
93
Keputusan Bersama
94
Aku Bahagia Bersamamu (End)
95
Cinta Untuk Kalian
96
#HSBM Season 2 Pernikahan Tanpa Restu
97
#HSBM season 2 Tamu Tak Diundang
98
#HSBM Season 2 Ujian Apa Lagi Ini
99
#HSBM Season 2 Pembicaraan Dewasa
100
#HSBM Season 2 Surat Perjanjian
101
#HSBM season 2 Mengikuti Alur
102
#HSBM season 2 Tidak Mempan
103
#HSBM Season 2 Yunita Mulai Merintis Usaha
104
#HSBM Season 2 Ini Belum Apa Apa
105
#HSBM Season 2 Salah Lagi
106
#HSBM Season 2 Aneh
107
#HSBM Season 2 Cemburu
108
#HSBM Season 2 Menjalankan Aksi
109
#HSBM Season 2 Sedikit tahu
110
#HSBM Season 2 Mungkinkah Aku Salah Menilai
111
#HSBM Season 2 Si pengendali Keadaan
112
#HSBM Season 2 Menuju Kebenaran
113
#HSBM Season 2 Terungkapnya Sebuah Kebenaran
114
#HSBM Season 2 Pelajaran Berharga
115
#HSBM Season 2 Ketegasan Oma Rose
116
#HSBM Season 2 Ketakutan Yunita
117
#HSBM Season 2 Kegelisahan Robet
118
#HSBM Season 2 Namanya Saja Hati
119
#HSBM Season 2 Harus Pandai Jaga Diri
120
#HSBM Season 2 Kebaikan Hati Deren
121
#HSBM Season 2 Terbongkarnya Rahasia Besar
122
#HSBM Season 2 Terbongkarnya Rahasia Besar (2)
123
#HSBM Season 2 Kalah Cepat
124
#HSBM Season 2 Terpuruk
125
#HSBM Season 2 Sang Pemilik Hati
126
#HSBM Season 2 Saling Terbuka
127
#HSBM Season 2 Saling Terbuka (2)
128
#HSBM Season 2 Berusaha Saling Mengerti
129
#HSBM Season 2 Pesona Sang Duda
130
#HSBM Season 2 Pagi Yang Indah
131
#HSBM Season 2 Hidayah Untuk Deren
132
#HSBM Season 2 Hadiah Terindah (end)
133
Pengumuman
134
PERMINTAAN MAAF SANG PENULIS
135
KARYA BARU
136
Karya Baru
137
Rekomendasi Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!