Berusaha Berdamai Dengan Keadaan

Satu bulan kemudian...

Sejak kepergian Yudha malam itu, dia tak pernah pulang, tak pernah memberi kabar pada istrinya, untungnya Ditya paham dia pun tak pernah menanyakan keberadaan Abinya.

Lebih parahnya sudah hampir dua bulan ini Yudha tak mengirimkan sepeserpun uang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.

Arti dan Deka datang menjenguk Mawar, Arti sangat gemas sekali dengan bidadari cantik milik adek iparnya ini.

"Rum, buat mbak aja ya nanti kamu buat lagi," pinta Arti, Arumi hanya tersenyum mendengar lelucon kakak iparnya, mau buat ama siapa mbak adekmu udah ga mau sama aku, batin Arumi hanya hatinya yang mampu menjawab keadaannya sekarang.

"Mommy ini lo, anak kok diminta kita bikin sendiri ntar malem," balas Deka dengan senyuman khasnya.

"Jangan modus ya pap, malas mommy," tambah Arti, sambil melirik geram kearah suaminya.

"Heemmm, mommy kan suka kalau papi modusin iya kan," goda Deka, ah kalian sweet sekali sih ga tau apa aku iri, kembali batin Arumi berbicara sendiri. Tapi dia ikut senang jika rumah tangga orang yang pernah membantunya penuh kebahagiaan seperti ini.

"Yudha mana Rum?" tanya Deka.

"Ada bang, hari ini ada yang mau kirim barang katanya makanya mas Yudha pagi pagi udah ketoko," jawab Arumi berbohong untuk menutupi apa yang sebenarnya terjadi.

"Oh, dia benar benar pekerja keras sekarang," ucap Deka.

"Ya harus atuh pap, lihat anaknya aja udah dua," jawab Arti.

"Aku bangga sama adeku itu," ucap Arti, Arumi kembali tersenyum kecut.

"Hah, coba mom fotoin papi sama siapa ini namanya pacar kecil uncle ini hah,"

"Aku Mawar Ayu uncle," ucap Arumi sambil mengenalkan putrinya.

"Wah, Yudha seleranya bagus banget, kasih nama aja sesuai kesukaan istrinya," ucap Deka, andai kalian tau batin Arumi kembali teriris oleh kata kata Deka.

"Rum ini ada titipan dari ibuk buat Mawar, ibuk minta maaf belum bisa dateng kesini, maklumin ya Rum ibu sering sakit sekarang asam uratnya kambuh, ini juga lagi ga bisa jalan," ucap Arti menjelaskan kondisi kesehatan Ibu Tika.

"Ga papa mbak, Rum yang harusnya minta maaf ga bisa jagain ibuk, belum bisa ngasih apa apa juga, salam ya mbak buat ibuk nanti kalau Mawar udah kuat udah bisa diajak naik pesawat nanti biar Rum aja yang bawa anak anak keJawa jenguk ibuk," jawab Arumi memaklumi semua keadaan yang kini dia hadapi.

"Yang penting semua sehat ya Rum," tambah Deka.

"Bener bang, yang penting semua sehat," balas Arumi.

"Rum, kami ga bisa lama lama abang kamu mesti terbang ke Jakarta, ada rapat ntar malem kalau kelamaan pergi alamat ngamuk Raka ga lihat papinya dua hari," ucap Arti sambil tersenyum seperti biasa.

"Iya mbak ini juga udah makasih udah repot repot jenguk Mawar, makasih ya uncle onty udah dateng Mawar, doain Mawar sehat terus ya onty," jawab Arumi entah kenapa air matanya menetes ingin rasanya Arumi mengungkapkan apa yang kini dialaminya tapi bagaimana jika ibuk mertuanya dengar bukankah beliau sedang sakit.

"Udah Rum ga usah nangis, nanti ibuk malah sedih kalau tau kamu nangis gara gara ibuk," ucap Arti dia mengira bahwa Arumi menangis karena Ibuk mertuanya tak bisa datang karena sakit.

"Iya mbak, titip ibuk ya oia bang, bilang ama bang Joker makasih kadonya buat Mawar, maaf Arumi ga bisa dateng ke pernikahanya habis ngepasin Arumi mules," ucap Arumi berusaha bercanda dengan keadaanya.

"Iya dia juga bilang ama abang, astaga abangmu udah kayak ABG aja, nempel terus ama bininya, liburnya minta dilama lamain, dasar tua tua keladi," umpat Deka pada anak buah sekaligus sahabatnya itu.

"Ahirnya mereka ketemu lagi, ga nyangka Rum bang, kalian tau ga kalau mbak Lasmi itu pacar bang Joker waktu SMP tau bang, eh ga dapat perjakanya dapet dudanya, aahhh mereka lucu sekali," ucap Arumi sambil tertawa lepas, Arti dan Deka melongo tak percaya.

"Serius kamu Rum?" tanya Arti mulai kepo.

"Iya mbak,"

"Dan si Yoga adeknya Lasmi naksir kamu kan," balas Deka.

"Dih, enggak abang kata siapa?" Arumi berusaha mengelak.

"Apaan, dia kemarin nanyain kamu," balas Deka tak mau kalah.

"Enggak abang dih, ntar dimarahin istrinya lo abang ni," Arumi malas sekali mendengar nama pria yang pernah terlibat cinta segitiga denganya dan sahabatnya.

"Ya enggak lah, yang penting kamu ama dia kan udah ga ada hubungan," jawab Deka.

"Yang pakek kemeja kotak kotak marun ya pap orangnya?" tanya Arti kepo.

"He em,"

"Kalau dia ma duda anak satu atuh pap, udah pisah ama istrinya, istrinya kabur ama pria lain, padahal dia cakep lo," ucapan Arti sedikit membuat Arumi terkejut, kenapa nasibnya dan mantanya sama.

"Kok mommy tau?" tanya Deka.

"Ada yang cerita sama mommy pas nikahanya Joker, " jawab Arti.

"Dih mommy malah jadi tukang ngegosip," ucap Deka sepertinya tak suka.

"Enggak papi, ya masak orang cerita dicuekin, yang bener aja," ucap Arti sambil cemberut sepertinya Arti tak terima dengan tuduhan suaminya.

Deka tak enggan melanjutkan perdebatanya, dia memilih diam, Deka tau dia tak akan pernah menang melawan ratu dramanya ini, Arti dan Deka pun berpamitan, karena jadwal keberangkatan mereka ke Jakarta akan segera tiba.

Arumi melangkah masuk kedalam rumahnya, dia menaruh putrinya diboks bayinya dan mulai melanjutkan pekerjaanya menyiapkan bahan bahan membuat kue tart, tadi sempat tertunda oleh kedatangan iparnya, Arumi kembali memikirkan suaminya, benarkah dia tak ada rasa padaku, lalu kenapa dia mau menyentuhku.

Lamunan Arumi dikejutkam dengan kedatangan putra kesayanganya, "Assalamualikum," sapa Ditya pada adek kecilnya, gadis mungil itu tersenyum manis seolah paham bahwa yang menyapanya adalah saudaranya.

"Waalaikumsalam, abang bersih bersih dulu sana pulang sekolah langsung nyamperin adek gimana sih," ucap Arumi sambil membantu putranya melepaskan baju seragamnya.

"Hehehehe, jangan marah lah bundaku yang cantik," goda Ditya

"Heemmm tukang ngrayu, udah sama abang bersih bersih, bajunya digantung ya bang,"

"Oke bunda, oia bik Inah langsung kepasar katanya habis nurunin abang tadi bun,"

"Iya bunda ada pesanan besok, bahanya ada yang kurang bang," jawab Arumi.

"Bun, kayaknya bik Inah tadi dipanggil ke kantor sama buguru tapi abang ga tau ada apaan," ucap Ditya menceritakan apa yang dia ketahui tadi.

"Oia nanti bunda tanya ada apaan," jawab Arumi, Ditya pun meninggalkan bundanya untuk berganti pakaian, Arumi sudah menduga kalau pengasuh putranya ini dipanggil karena belum bayar uang sekolah.

Biasanya Yudha tak pernah lupa mentranfer nafkah lahir untuknya, entah ada alasan apa sejak meminta ijin menikah Yudha sepertinya lupa segalanya.

Bersambung....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***