Wanita itu mengurung dirinya didalam kamar, bahkan acara pemakaman pun dia memilih untuk tidak ikut dengan alasan tidak sanggup melihat ibunya yang dimasukan kedalam tanah begitu saja.
"Kenapa? kenapa mamah tega ninggalin Rose sendiri"
Wanita itu kembali menangis didalam kamarnya sampai merasa lelah dan tertidur.
Cici kembali memasuki rumah setelah acara pemakaman selesai, Cici melangkah menuju kamar rose dan mengetuk pintu itu.
"Rose tante pulang,apa kamu sudah makan?" tanya Cici tapi tidak mendapatkan balasan.
Cici meninggalkan kamar itu, jam sudah menunjukan jam 5 sore Rose sedari tadi pagi belum ada memakan sesuap nasi pun.
Mata itu mulai terbuka memperlihatkan mata coklat yang indah, Rose bangun dari tidurnya melangkah keluar kamar lalu pergi keluar rumah entah kemana tujuannya hanya dia yang tau.
Cici keluar dari kamarnya dan melangkah menuju dapur tapi langkahnya terhenti saat melihat pintu kamar Rose yang terbuka.
"Rose." panggil Cici melihat sekeliling kamar itu tidak menemukan dimana wanita itu.
"Rose." teriak Cici tapi tidak ada balas.
Ditempat lain wanita itu terus melangkah tidak tau arah entah kemana tujuannya sekarang dia tidak peduli.
Tiba-tiba ada yang menariknya membuat tubuh Rose berbalik menghadap orang itu.
"Kemana saja kau,kau pikir pekerjaan mu ada orang lain yang mengerjakan." teriak orang itu.
Rose hanya diam menunduk.
"Hau kau tuli?" orang itu semakin dibuat kesal.
"Apa kau pikir tanpa kau berkerja kehidupan mu bisa berjalan dengan baik, bahkan dengan kau berkerja pun kau tidak akan mendapatkan apa yang kau inginkan.." ucap pria itu.
"Ya saya tau." balas rose mengangkat kepalanya menatap pria didepannya.
Pria itu tertegun melihat wajah kacau rose mata sembab dan bibir pucat.
"Saya hanya wanita miskin yang tidak tau diri, saya hanya wanita tidak berguna di dunia ini bahkan untuk bahagia pun saya tidak pantas, bahkan mamah saya sayangi pun pergi meninggalkan saya, lalu untuk apa lagi saya hidup? lalu untuk apa lagi saya berkerja jika itu semua tidak ada artinya lagi..." ucap Rose pria itu terdiam.
"Katakan tuan Angga Hadiwijaya untuk apa lagi saya hidup jika semua orang membenci saya? saya tidak lagi pantas untuk hidup saya hanya wanita yang tidak diinginkan...hiks..." pecah sudah tangis Rose kembali mengalir angga terdiam melihat rose yang menangis.
"Katakan tuan pada siapa lagi saya harus berbagi kebahagiaan, kepada siapa lagi saya harus bersandar, kepada siapa lagi saya hidup? sekarang saya tidak mempunyai apa pun, lalu untuk apa lagi saya hidup bahkan ibu ku meninggalkan ku."
"Katakan tuan, untuk apa lagi saya hidup jika kehidupan saya diambil dari saya." tangis itu semakin kencang Angga menarik Rose dalam pelukannya.
Memeluk gadis itu erat membiarkan bajunya basah oleh air mata Rose.
"Berhentilah menangis." ucap Angga semakin erat memeluk Rose.
"Hati ku sakit melihatnya." batinnya.
"Saya tidak lagi pantas untuk hidup..." ucap Rose masih terus menangis.
"Jangan bicara seperti itu." ucap Angga rose semakin menangis dalam pelukannya.
"ROSE!..." teriak seseorang membuat pelukan itu terlepas.
"Derin." gumam Rose
Pria itu melangkah mendekati Rose dan menarik wanita itu kasar.
"Ternyata benar apa yang di katakan mamah, kau selingkuh dibelakang ku." ucap Derin mencekram lengan Rose kuat membuat wanita itu meringis.
Derin tidak peduli keadaan Rose yang sedang kacau sekarang hanya ada kemarahan dihatinya.
"Kau memang hanya wanita murahan, yang tidak puas hanya satu pria untuk mu, katakan berapa uang yang kau perlukan aku akan berikan untuk mu"
Plak
Rose menampar Derin membuat pria itu tertegun.
"Jaga ucapan mu Derin,aku bukan lah wanita murahan"teriak Rose.
"Kalian orang kaya hanya bisa menghina dan menginjak orang yang berada dibawah kalian." teriak Rose.
"Aku masih punya harga diri tuan Derin Haga"
"Kau tidak bisa menghinaku seenaknya,aku sudah tidak tahan lagi aku sudah cukup tersiksa dengan segala hinaan yang yang ibu berikan dan sekarang orang yang kucintai pun menghinaku aku, apa aku begitu hinanya dimata kalian?" cekraman itu terlepas Derin menatap Rose lekat.
"Apa aku hanya wanita murahan dimata kalian?aku memang hanya wanita miskin, tapi bukan berarti kalian bisa seenaknya menginjak harga diri ku tuan Haga yang terhormat."
Rose terkekeh metertawakan nasipnya "Aku sudah tidak tahan lagi...kita akhiri saja hubungan ini." ucap Rose membuat Derin terkejud.
"Rose..."
"Aku lelah Derin, setiap saat hanya kebencian yang ibu mu tunjukan pada ku, hanya hinaan yang dia lontar pada ku,aku hanya manusia biasa aku masih memiliki hati yang akan hancur jika terus tersakiti, aku tidak mau melihat mu lagi, aku membenci mu.." ucap Rose menatap Derin tajam.
Angga terseyum dalam hati dia tidak perlu capek-capek merebut Rose dari pria itu.
"Tidak sayang, kumohon jangan tinggalkan aku." ucap Derin menggenggam tangan rose tapi segera ditepis oleh Rose.
"Maaf wanita murahan ini tidak bisa memaafkan mu lagi." ucap Rose melangkah mundur.
Lalu dengan beraninya menggenggam tanggan Angga membuat pria itu tertegun.
"Aku sudah bersamanya.."ucap Rose
Derin menatap tangan itu dengan kasar dia menarik tangan Rose tadi ditahan oleh Angga
"Jangan kasar pada wanita tuan Haga, kau sama saja merendahkannya biarkan saja dia bersama ku setidaknya aku lebih menghargainya dari pada kalian manusia lusuh seperti kalian..." Rose tertegun mendengar ucapan Angga.
Derin menatap nyalang Angga "Dia wanita ku,hanya aku yang boleh memilikinya..."ucap Derin Rose menatap Derin
Wanita itu juga mencintainya tapi rasa sakit hatinya sudah terlalu besar membuat dia lupa akan rasa cintanya.
"Maaf.." kedua pria itu menatapnya.
"Aku mencintai tuan Angga." ucap bohong Rose menatap Angga lirih berharap pria itu mengerti.
Angga terseyum lalu merangkulnya.
"aku tidak percaya" Derin terseyum.
"Akan ku pastikan kau akan menjadi milik ku lihat saja."ucap Derin lalu pergi dari hadapan mereka.
Rose kembali menunduk hilang sudah cintanya bahkan ibunya pun pergi meninggalkannya.
Angga melepas rangkulannya dan menggenggam tangan Rose "Ikut dengan ku." ucap Angga saat Rose ingin menolak dengan cepat Angga menariknya menuju mobil dan membukakan pintu untuk Rose.
"Masuk." ucap Angga Rose masih terdiam.
"Masuk atau aku akan mendorongmu untuk masuk." ucap
Angga
Rose yang sudah lelah, hanya pasrah dan masuk kedalam mobol Angga, pria itu memutar mobil itu dan masuk duduk dikursi kemudi.
Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang entah kemana Angga membawanya Rose hanya diam dan tidak mau bertanya, 20 menit perjalanan akhirnya mereka sampai disebuah rumah yang sangat luar.
"Tuan ini..."
"Michael merindukan mu jadi aku membawa mu kesini."ucap Angga lalu keluar dari mobil itu disusul oleh Rose.
Rose terus mengikuti langkah Angga sampai memasuki rumah itu.
"Ayah.." teriak anak kecil yang berlari kearah Angga.
"Hay jagoan ayah"ucap Angga menyambut putranya dalam pelukan eratnya.
Rose sedikit terseyum melihat Angga yang menyayangi putranya.
"Tante rose." mata Michael berbinar melihat kearah Rose.
"Hy tampan"sapa Rose terseyum.
Michael turun dari gendongan ayahnya dan mendekati Rose.
"Ayo tante Chael akan mengajak tante kekamar Chael."ucap Michael Rose tertegun.
"Tapi tante kan tamu disini"
"Ikutlah tidak papa, aku mengijinkan mu."ucap Angga Michael kambali menarik Rose menuju kamarnya.
"Angga kamu sudah pulang." sapa seorang wanita yang masih cantik walau sudah berumur tua.
"Iya mah"balas Angga terseyum pada ibunya.
"dimana Michael?" tanya ibunya yang tidak melihat keberadaan cucunya.
"Michael ada bersama..." balum selesai Angga bicara dari arah kamar terdengar suara Michael yang berteriak.
"Ada apa itu.."
Dengan langkah cepat Angga menampakkan kakinya menaiki tangga dan menuju kamar putranya
Angga membuka membuka pintu itu dan dilihatnya putranya yang menangis.
"Michael apa yang terjadi?"tanya Angga melihat Rose yang pingsan.
"Chael tidak tau saat tadi Chael mengajak tante Rose bermain tante Rose tiba-tiba pingsan"
Angga mengangkat tubuh Rose dengan mudahnya dan membawanya ke kamar.
"Mah panggil Roni." ucap Angga ibunya yang bingung hanya mengangguk lalu menghubungi dokter Roni.
Angga menatap wajah pucat Rose wanita itu pasti terlalu banyak beban pikiran, sampai keadaannya seperti ini. Di tambah lagi Angga baru tahu kabar duka tentang wanita itu bahwa ibunya meninggal, sungguh Angga merasa bersalah karena sempat berpikir Rose tidak lagi berkerja padanya dan tidak turun seenak hatinya saja.
"Angga Roni akan datang sebentar lagi." ucap ibunya, Angga mengangguk.
"Yah,kenapa dengan tante Rose?"
"Kamu tenang lah tante Rose pasti baik-baik saja." ucap Angga mengelus pipi putranya.
Angga tidak pernah melihat putranya menangis seperti ini bahkan setiap Angga ingin mengenalkan calon ibu untuk Michael putranya pasti selalu menolak berbeda dengan Rose putranya begitu menyukai Rose.
"Sihir apa yang kau berikan pada putra ku sampai dia seperti ini melihat mu jatuh pingsan."
Tidak beberapa lama datang dan langaung meminta ijin untuk mengecek keadaan Rose.
"Bagaimana keadaannya Ron?"
"Dia hanya kelelahan sepertinya dia banyak pikiran sehingga dia lupa mengisi perutnya, bahkan dia kekurangan cairan."jelas Roni membuat Angga tertegun.
"Dia memang lagi banyak pikiran ibunya meninggal dunia" ucap Angga Roni dan ibu Angga terkejud.
"kasian sekali dia." gumam ibu Angga manatap wajah Rose.
"Ini resep obat dan beberapa vitamin untuknya, dia harus banyak istirahat jika tidak itu bisa berakibat buruk untuk tubuhnya."ucap Roni
Angga mengangguk dan menerima resep obat dari Roni.
"Terimakasih Ron." dokter itu mangangguk lalu ijin undur diri.
"Angga sekarang jelaskan siapa perempuan itu."ucap ibunya
Angga menjelaskan secara jelas tentang Rose pada ibunya wanita itu terus menyimak apa pun perkataan putranya.
"Apa mamah setuju?" tanya Angga.
Ibunya terseyum "Apa pun keputusan mu asalkan Michael bahagia dan dia mencintai kalian dengan tulus maka aku akan menerimanya."ucap ibunya Angga terseyum.
Dia bersyukur ibunya yang tidak terlalu memilih dalam menentukan pasangan untuk putranya.
"Akan ku buat kau bahagia."
♤♡♢♧《》♤♡♢♧《》♤♡♢♧《》♤♡♢♧《》♤♡♢♧
Mata itu mulai terbuka memperlihatkan mata coklat yang indah, dia melihat keseliling tempat itu.
"Dimana aku"
Dia teringat akan sesuatu dan tersadar jika sekarang dia pasti sedang berada dikamar tuan Angga
Tiba-tiba pintu terbukan
"Nona sudah bangun, ini saya bawakan bubur untuk nona, sesuai pesan dari tuan Angga setelah nona sadar nona harus makan."ucap pelayan rumah itu mebawakan nampan berisi semangkok bubur dan meletakannya dimeja samping tempat tidur.
"Sadar?"
"Nona Rose jatuh pingsan kamarin sore."ucap pelayan itu
Rose melihat jam didinding kamar jam 10 siang berarti dirinya semalaman berada dirumah ini.
"Dimana tuan Angga?"
"Tuan Angga sedang dikantor, saya akan menghubunginya jika nona membutuhkan sesuatu."
"Tidak,tidak perlu aku akan pulang saja."ucap Rose.
"Tuan Angga melarang nona untuk pulang" ucap pelayan itu.
"Melarang ku, dia bukan siapa-siapa ku, dia tidak punya hak untuk melarang ku." ucap Rose kesal.
"Tapi nona tuan..."
"Kau akan disini mulai sekarang." ucap seseorang dari arah pintu membuat perhatian Rose teralihkan
"Kau pergilah."ucapnya pada pelayan itu, wanita itu mebungkuk kecil lalu pergi dari kamar itu.
Rose menatap pria itu penuh dengan kekesalan.
"kenapa menatap ku seperti itu,aku tau diri ku tampan."
Selain sombong ternyata diri mu percaya diri juga tuan Angga yang terhormat:)-author
"Cih,percaya diri sekali."wah ada apa dengan mu Rose kau berani seperti itu.
"Aku ingin pulang,aku akan berhenti menjadi sekretaris mu tidak ada gunanya lagi aku berkerja keras, jika tidak ada tempat ku untuk berbahagia."ucap Rose beranjak dari tempat tidur itu.
Tapi saat ingin berdiri tubuhnya kembali jatuh untung dengan cepat Angga menangkap dirinya.
"Tidak kah kau memikirkan diri mu,kau sedang sakit sekarang..!" ucap Angga kesal kenapa wanita ini keras kepala.
"Aku tidak peduli lepas aku."ucap Rose menepis tangan Angga dan mulai melangkah.
Rose berusaha melangkahkan kakinya dengan bantuan tangan yang memegang tepian meja, Angga hanya diam menatap tubuh itu sesekali dia bergerak reflek membatu Rose yang ingin terjatu.
Bruk
Rose terduduk dilantai kepalanya terasa sangat berat, wanita itu kembali terkejud saat Angga langsung mengangkat tubuhnya dan mengembalikannya diatas tempat tidur.
"Bisakah kau tidak keras kepala,kau tidak memikirkan keadaan mu."bentak Angga Rose terdiam tertunduk.
"Hiks..." Angga tertegun wanita itu kembali menangis.
"Untuk apa aku sehat jika diri ku tidak lagi bermakna, untuk apa aku hidup jika tidak ada lagi penyemangat hidup ku, mamah pergi meninggalkan ku, aku kehilangan segalanya...hiks...aku hanya wanita miskin yang tidak pantas untuk bahagia..."
Angga menarik Rose dalam pelukannya memeluk erat tubuh ramping yang bergetar kerena tangisnya.
"Hidup ku tidak ada artinya lagi...hiks...untuk apa aku hidup jika keluarga ku sendiri pergi meninggalkan ku, ayah pergi karena kecelakaan, sekarang mamah pergi karena penyakit. Kenapa tuhan menghukum ku seperti ini, apa aku dilahirkan hanya untuk mendapatkan ini semua...hiks..." baju yang Angga kenakan terasa basah.
"Ku mohon tenangkan diri mu." ucap Angga
"Kau berarti bagi ku dan anak ku"
"Bagaimana aku bisa tenang tuan...hiks...katakan apa ku apa yang bisa membuat aku tenang setelah semua ini terjadi...hiks...hinaan cacian semua itu terus aku rasakan bahkan orang yang ku cintai pun menghinaku...hiks...hukuman apa lagi yang akan tuhan berikan pada ku" Rose terus menangis dia membenamkan wajahnya di dada bidang Angga yang tarasa nyaman untuknya.
"Berhentilah menangis kau bukan wanita lemah" ucap Angga Rose masih terus menangis.
Angga menangkup wajah wanita itu, menatap wajah Rose.
"Tatap mata ku" Rose membalas tatapan Angga.
"Jangan menangis lagi, aku yang akan membuat mu bahagian"ucap Angga Rose menatapnya.
"Tidak akan kubiarkan siapa pun kembali membuat mu menangis,pecayalah pada ku"ucap Angga entah kepercayaan dari mana Rose menganggukan kepalanya begitu saja lalu kembali memeluk Angga erat.
saat ini Rose hanya butuh tempat untuk meluapkan rasa sesak didadanya, Rose hanya butuh sandaran untuk bisa kembali bangkit lagi.
"Ku mohon tuan bantu aku melupakan rasa sakit ini...hiks..."ucap Rose Angga mengangguk dan memeluk Rose erat.
"tak akan ku biarkan kau kembali mengeluarkan air mata, kecuali air mata bahagia." batin Angga
jangan lupa tingalkan jejak 😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
HenyNur
Angga 😍😍😍😍😍😍smg mereka bahagia
2021-07-23
2
chairi
terharu😥😣😣😣
2021-07-05
1
B Hyun
Buanyaaaj Bawangny Thor
2021-06-25
1