Rose sudah bersiap untuk pulang. Hari ini sangatlah melelahkan bos besarnya itu terus saja memberikannya tugas. Saat melangkah menuju lift sebuah suara membuatnya menghentikan langkahnya.
"Kau ingin pulang?"tanya pria tinggi didepannya.
"Iya tuan ini sudah jam pulang."jawab Rose sambil membungkukkan sedikit badannya.
"Kau pulang naik apa?"tanya Angga
"Eh..saya sudah memesan taksi tuan."jawab Rose
"Oh begitu, ya sudah."balas Angga lalu melangkah mendahului Rose.
Wanita itu hanya mengangkat bahunya acuh. Untuk apa tuannya itu menanyakan hal itu, bukankah baginya itu bukan urusannya.
Angga menatap punggung Rose yang melewati pintu lift menuju tangga. Bahkan Rose menolak satu lift denganya, mungkin wanita itu tidak mau kejadian itu terulang kembali.
Rose terus menuruni tangga, walau lelah tapi tidak masalah baginya anggap saja dirinya sedang olah raga.
Rose sampai ditangga terakhir, kakinya tiba-tiba tergelincir membuatnya hampir saja terjatuh, jika tidak dengan cepat tangan itu menangkap dirinya. Rose terkejud melihat Derin yang menyelamatkannya.
"Kamu tidak papa?"tanya Derin
"Aku tidak papa,sayang kenapa kamu ada disini?"tanya Rose saat sudah berdiri tegak.
"Aku menunggu mu."jawab Derin
"Kenapa tidak mengabari ku?"
"Apakah harus memberi kabar jika ingin menjemput pacar ku sendiri?"balas Derin Rose hanya terseyum
"Bukan seperti itu,jika kau mengabariku lebih dulu aku tidak mungkin memesan taksi, kasihan dia jika dicancel."ucap Rose.
"Kenapa kau selalu perduli dengan orang?"
"Kerena itu lah sifat manusia. Saling peduli terhadap sesama adalah tindakan manusiawi,jangan berbuat jahat pada orang jika tidak ingin kau yang dijahati."ucap Rose.
"Aku tidak pernah jahat terhadap orang."belas Derin
"Aku bukan bilang diri mu, tapi orang diluar sana banyak yang seperti itu."balas Rose.
"Iya...iya sayang aku paham maksud mu."balas Derin sambil mencubit pipi Rose.
Rose menggandengan tangan Derin menuju luar gedung. Mereka terlihat sangat serasi, pria yang tampan dan wanitanya yang cantik begitu sempurna jika dipandang dari orang lain, tapi mereka tidak tau bagaimana perjuangan Rose untuk mendapatkan restu dari ibu Derin yang sampai sekarang pun belum mendapatkannya.
Rose bersikekeh tetap ingin menaiki taksi yang dia pesan, bagaimana pun dia harus tanggang jawab dengan apa yang sudah dia pesan. Bukankah Rose memiliki hati yang baik walau kebaiknya selalu dipandang rendah.
"Ini pak terimakasih."ucap Rose memberikan selembar uang pada pak supir.
"Nona,tadi pagi uang kembalian nona belum saya berikan"ucap pak supir ternyata taksi ini taksi yang tadi pagi Rose pesan.
"Benarkah?"pak supir itu mengangguk
"Ini nona taksi yang sekarang saya potong dari uang kembalian tadi pagi saja."ucap pak supir mengembalikan uang Rose dan uang kembaliannya tadi pagi.
"Ya ampun terimakasih pak,bapak sagat baik dan jujur,maaf jika tadi pagi saya terlalu memaksa bapak."ucap Rose menerima kembalian uangnya.
"Tidak papa nona"balas pak supir sambil terseyum
Rose keluar dari taksi itu dan taksi itu pun pergi sampai sebuah mobil berhenti didepannya.
"Aku tunggu diloby."ucap Rose, Derin mangangguk lalu melajukan mobilnya menuju tempat parkir rumah sakit.
Rose yang sudah menunggu diloby rumah sakit. Rose melihat Derin yang mendekat padanya dan langsung menggandeng tangan Derin.
"Bagaimana keadaan mamah?"
"Kata dokter mamah sudah mulai membaik."jawab Rose.
"Syukurlah jika begitu,berarti mereka merawat ibu mu dengan baik sesuai permintaan ku tidak sia-sia aku membayar mereka mahal."
"Apa?"rose melepas rangkulan tanganya, menatap Derin bingung.
"Kenapa?"
"Kamu yang membayar biaya pengobatan mamah?"tanya Rose menatap Derin.
"Iya, kenapa?,diakan calon mertua ku."jawab Derin.
"Tapi Der kamu tidak perlu melakukan hal itu."ucap Rose.
"Memangnya kenapa?"
"Aku tidak mau merepotkan mu,mamah mu pasti marah jika tau hal ini."ucap Rose dia kesal kenapa kekasihnya ini tidak memberi tahunya lebih dulu.
"Kenapa kamu selalu takut pada mamah ku?"
"Aku bukan takut pada mamah mu,tapi aku tidak mau merepotkan mu dan jika mamah mu tau dia akan marah pada mu. Aku tidak mau kau ribut lagi dengan ibu mu karena ini."ucap Rose.
"Kenapa kamu jadi marah,apa salah jika aku membantumu?bukan kah kau bilang setiap manusia pasti peduli pada orang lain karena itu sifat manusiawi seseorang. Lalu apa salah jika aku membantu mu?"tanya Derin
Rose melihat kearah lain, "tapi ini berbeda Derin,aku tidak mau merepotkan mu lagi."ucap Rose
"Aku janji akan mengembalikan uang mu, tapi tidak sekarang."lanjut Rose lalu melangkah meninggalkan Derin yang terdiam.
"Semua ini karena mamah."gumam Derin
○●□■○●□■○●□■○●
Hari begitu cepat berlalu sekarang ibu Rose sudah di ijinkan untuk pulang. Rose sedang asik merapikan keperluan ibunya dan memasukannya dalam tas.
"Sudah,"ucap Rose sambil berkacak pinggang.
"Ayo mamah taksi kita pasti sudah menunggu."ucap Rose membantu ibunya turun dari ranjang pasien.
"Rasanya mamah baru dua minggu dirawat, kenapa sudah di ijinkan pulang?"ucap Eva ibu Rose.
"Itu berarti kondisi mamah sudah membaik." bohong rose.
Sebenarnya Rose ingin menyudahi bantuan dari kekasihnya itu. selama ibunya dirawat deri lah yang membayar semuanya.
"Benarkah?"tanya Eva.
"Iya mamah ku yang cantik."Rose terus membantu ibunya sampai disamping taksi.
Dia membukakan pintu untuk ibunya dan membantu ibunya untuk duduk Rose memutari belakang taksi dan masuk kedalam taksi.
"Jalan pak"ucap Rose pak supir itu mengangguk dan mulai menjalankan taksinya.
"Rose kamu tidak masuk kerja hari ini?"tanya Eva menatap anaknya.
"Rose sudah ijin hari ini, Rose tidak mau mamah sendirian jadi hari ini rose yang akan melayani mamah dirumah."ucap Rose lalu memeluk ibunya dari samping.
Eva terseyum melihat tingkah manja anaknya
"Anak mamah ini selalu saja manja padahal umurnya sudah tua."ucal Eva sambil mencubit pipi rose.
"Aku tidak terlalu tua mamah,umur Rose baru 24tahun"ucap Rose cemberut
Eva terkekeh melihat wajah anaknya lalu mengelus pipi itu lembut membuat bibir Rose melengkung.
"Iya anak mamah yang cantik."ucap Eva Rose kembali memeluknya erat.
Pak supir pun terseyum melihat kedekatan ibu dan anak itu sungguh bahagia mereka dilihat orang.
Sesampainya dirumah Rose membantu Eva keluar dari mobil setelah membayar taksi tersebut.
"Terimakasih pak"ucap Rose terseyum pak supir itu mengangguk.
"Ayo mah"ajak Rose menuntun ibunya menuju pintu depan rumah mereka.
Setelah membuka kunci pintu rumah itu, Rose kembali menuntun ibunya menuju kamarnya.
"Rose kedapur dulu mah menyiapkan makan siang untuk kita sekarang mamah istirahat lah."ucap Rose ibunya hanya mengangguk dan mulai memejamkan matanya.
Rose melangkah menuju dapur dan menyiapkan makan siang untuk mereka berdua, beberapa menit dia berkutak dengan alat masalak akhirnya makan siang pun jadi.
"Mamah kenapa kesini,baru saja rose mau mendatangi mamah membawakan makan untuk mamah."ucap Rose yang melihat Eva melangkah mendekatinya.
"Tidak perlu sayang mamah baik-baik saja, tidak harus kau antarkan kekamar."ucap Eva
"Tapikan, mamah harus banyak istirahat mah."
"Sudahlah tidak papa mamah baik-baik saja sayang."balas ibunya sambil terseyum.
"Ya sudah lah,ayo duduk mah dan kita makan."
Rose dan eva menikmati makan siang mereka dengan obrolan ringan, tentang pekerjaan rose dan bagaimana hubungannya dengan Derin.
Mengenai pria itu sekarang dia sedang ada pekerjaan diluar kota membuatnya terpaksa meninggalkan rose selama 2 minggu, itu tidak masalah bagi Rose asalkan pria itu kembali dengan keadaan baik-baik saja dan bisa menjaga hantinya untuk Rose.
●
●
●
●
●
●
Hari ini perkerjaan Rose harus menemani Angga menuju proyek yang baru dibangun dan sekarang sudah menunjukan jam 1 siang sesuai dengan perintah Angga, Rose akan mengingatkan hal itu pada tuannya.
Rose melangkah menuju ruangan Angga dan mengetuk pintu itu lalu masuk kedalam.
"Selamat siang tuan,sudah jamnya kita berangkat."ucap Rose mebungkukan badannya sedikit.
"Tunggulah sebentar."ucap Angga masih fokus dengan berkasnya.
"Baik tuan"Rose berniat pergi keluar ruangan.
"Aku tidak meminta mu untuk menunggu ku diluar, duduk disitu dan tunggu aku."ucap Angga, Rose hanya mengangguk patuh lalu duduk disofa sesuai printah Angga.
Hah
Rose merasakan nyaman setelah duduk disofa empuk itu. Berjam-jam duduk dikursi meja kerjanya membuatnya terasa pegal.
Rose menyandarkan punggungnya kebelakang sofa begitu nyaman dan lembut membuat Rose memejamkan matanya.
Tanpa disadari Rose terlelep, mungkin dia begitu kelelahan karena banyaknya perkerjaan dikantor, ditambah lagi perkerjaan rumahnya.
Angga menutup berkasnya dan merapikannya, dia menengok ketempat Rose berada, pria itu terdiam melihat Rose yang terlelap disofa itu. Angga mendekat kearah rose dan duduk disamping wanita itu, bahkan guncangan tubuh Angga disofa itu tidak membuat Rose bangun dari tidurnya.
"Dia tidur seperti orang mati."gumam Angga dia mengamati setiap inci wajah cantik Rose.
Begitu sempurna ciptaan tuhan. Rambut hitam yang panjangnya sampai sebahu lebih, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir tipis yang berwarna merah muda, tidak ada sedikit pun lecet diwajah itu, begitu sempurna.
Saat Angga terus memperhatikan wajah itu membuatnya terseyum, entah kenapa wanita ini membuatnya tertarik bahkan dia begitu menyukai cara kerja Rose yang simpel tapi kerjanya bagus.
Tiba-tiba mata itu terbuka membuat Angga tertegun, Rose yang melihat wajah Angga yang begitu dekat denganya membuatnya terkejud dan diam mematung.
Mereka saling tatap satu sama lain entah kenapa ada debaran dijantung mereka.
"Tampan juga saat dilihat dari dekat."batin Rose.
Hy Rose ingatlah ada pria lain yang sedang merindukan diri mu diluar kota, apa kau begitu menyukai wajah itu.
Rose tersadar pun menjauhkan dirinya dari Angga.
"Maaf tuan saya ketiduran."ucap Rose.
Angga berdehem menyegarkan tenggorokannya yang terasa lengket.
"Kita berangkat sekarang."ucap Angga lalu beranjak dari duduknya melangkah mendahului Rose.
Wanita itu menepuk keningnya bagaimana bisa dia tertidur disofa ruangan bosnya, sudah dipastikan dia akan mendapatkan hukumananya setelah ini.
"Habislah aku."gumam Rose.
Angga yang sesekali meliriknya terseyum simpul melihat tingkah Rose.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sondangcesilia Siregar
Cinta sang ceo yg terpendam
2021-04-05
1
Sanny
terkejut bukan tetkejud thor
2021-01-03
2
reni
sangking lembutnya hingga ketiduran..
2020-12-23
1