Dua jam kemudian*
Sinar matahari mulai menghilang di ufuk barat, tergantikan oleh petang nya malam yang menghiasi perjalanan kami. Bintang-bintang yang bertebaran di langit beserta bulan yang bersinar terang membuat suasana malam terlihat begitu indah mewakili perjalanan kami.
Ku rasakan kereta kuda yang ku tumpangi tiba-tiba berhenti.
"Kita sudah sampai tuan..." Terdengar kusir berbicara kepada Albert.
"Kita sudah sampai, bersiap lah..." Ungkapnya seraya membawa peti yang ia bawa di tangannya.
Aku mengikutinya keluar dari kereta kuda. Ku arahkan pandangan mataku ke sekitar tampak sebuah rumah besar bertingkat di hadapan ku berdiri megah dengan dekorasi klasik. Sepertinya ini adalah rumah Professor Auter Delta.
Ku arahkan pandangan mataku ke sekeliling halaman rumah, sangat asri. Banyak tumbuh pepohonan tinggi yang menjulang. Sepertinya rumah Professor Auter berada di pedalaman, bukankah ini dekat dengan hutan?
Tak beberapa lama kemudian tampak seorang kakek tua yang memiliki rambut dan janggut panjang berwarna putih, ia menggunakan tongkat di tangan kiri nya berjalan ke arah kami. Ia keluar dari pintu besar di temani oleh seorang pelayan nya yang terlihat sangat seram. Ih, aku merinding.
"Apakah itu Professor Auter Delta?" Ungkapku menoleh ke arah Albert yang berdiri di samping ku.
"Sepertinya..." Ungkap nya seraya beranjak berjalan ke arah mereka.
"Selamat datang di rumah ku tuan Albert dan nona Zenith..." Ungkap kakek tua itu seraya bersalaman dengan Albert. Aku berjalan ke arahnya untuk bersalaman.
Aku tersenyum.
"Terimakasih Professor..." Ungkap Albert tersenyum.
"Lebih baik kita segera masuk..." Ungkap nya mengajak kami pergi.
"Untuk barang-barang kalian biar Ane yang membantu mereka."
Ku berbalik menatap para kesatria yang sibuk mengeluarkan barang bawaan dari kereta kuda. Kembali ku langkahkan kaki ku mengikuti Professor Auter ke dalam rumah.
Kami masuk ke dalam rumah yang terlihat sangat klasik namun megah, penuh dengan perabotan dan barang-barang antik. Sepertinya aku harus berhati-hati berada di sini.
Ia mengajak kami pergi ke kamar yang telah mereka siapkan. Kami menaiki tangga menuju ke lantai dua, tangga nya tampak sempit. Susah bernafas jika lama-lama berada di sini. Ku langkahkan kaki ku mengikuti Professor Auter yang sedang berbincang-bincang dengan Albert, mereka tampak akrab.
"Silahkan masuk, ini adalah kamar kalian." Ungkapnya tersenyum.
"Untuk masalah peraturan di sini, Ane yang akan memberi tahukan kepada kalian..." Ungkapnya lagi.
"Baiklah, aku harus kembali..." Ungkapnya berbalik pergi dengan berjalan perlahan mengunakan tongkat nya.
Aku masuk ke dalam kamar yang sama dengan Albert. Ku kira kami akan berbeda kamar tapi ternyata kami harus tidur di kamar yang sama.
"Bukan kah rumah ini memiliki banyak kamar? Tapi kenapa kita harus tidur satu kamar?" Ungkapku sedikit kesal.
"Apa kamu tidak lihat, Ane pelayan Professor Auter sangat sinis melihat kita, mungkin ia tidak mau membersihkan kamar yang lain..." Ucap Albert membereskan tempat tidurnya. Ia bersiap-siap berbaring di sana.
"Hufthhh..." Aku duduk di tempat tidur.
Ku rasakan alas tidur yang sangat lembut di tanganku. Setidaknya tempat ini sedikit nyaman untuk ku.
"Apa kau langsung tidur kak?" Ucapku menatap nya yang sedang berbaring memejamkan matanya.
"Aku lelah... Jangan berisik." Ungkapnya mengabaikan ku.
-
-
-
"Kebanyakan rintangan mencair ketika kita memutuskan untuk berjalan dengan berani melewati mereka."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
🎧Ms.Ꮢḕ£🍨🍭
Hai Thor aku mampir dengan rate 5,like serta vote.
Udah aku tambahin ke favorite juga, semangat menulis Thor😊
Jangan lupa mampir di karya ku
Bukan Hanya Tentang Cinta.
Terima kasih🤗
2020-10-04
3
🧭 Wong Deso
Lanjut kak
2020-10-04
2
Laeli Nuraliah
semangat kaa 🤗
aku sudah baca like dan rate 5 🤗
ditunggu feetbacknya 🤗
2020-10-04
2