BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
#DENDAM MEMBAWA CINTA#
Terlihat Della sedang menyusuri koridor kampus menuju ke parkiran untuk mengambil
motornya.
Terlihat Gea dan Dina sedang menunggu Della di depan parkiran, tak lama Della menghampiri sahabatnya itu.
"Ada apa kalian masih di sini ? Bukanya pulang ?" tanya Della yang sudah ada di parkiran. Ke dua sahabatnya itu saling pandang untuk menyuruh satu sama lain bertanya.
Akhirnya Dina mengalah dan membuka suara untuk menanyakan apa yang terjadi kepada Della.
"Hm... Del apa kamu nggak kenapa-napa tadi di ruang rektor ?" tanya Dina agak sungkan ke Della, dia takut kalau salah bicara.
"Enggak, aku nggak kenapa-napa kalian lihatkan aku masih utuh sampai detik ini," ucap Della tersenyum ke arah sahabatnya itu
"Lo nggak di apa-apain gitu ?" sekarang giliran Gea bertanya ke Della dengan bicaranya yang nyerocos itu.
"Emangnya kalian berharap aku gimana ?" ucap Della sambil melihat ke arah sahabatnya dengan gaya mengintimidasi.
"Aaa-ku kira lo di keluarin dari kampus," ujar Gea agak gugup karena takut sahabatnya itu salah faham.
"Oh... jadi kalian berharapnya aku dikeluarin dari kampus ini ?" ujar Della yang berpura-pura marah.
"Nggak gitu malahan kami takut kalau lo akan di keluarin dari kampus, nasib kita nantinya gimana kalau nggak ada lo kan nggak ada tempat kita nyontek ?" ucap Gea cengengesan membuat Della tertawa.
"Ihh kita.. ? Maaf ya aku nggak seperti kamu yang selalu mengandalkan sahabat untuk mengerjakan tugas," ujar Dina tidak terima.
"Yey sok nggak ngebutuh, padahal setiap ujian kamu yang paling pertama ngebooking jawabanya Della," ucap Gea tak mau kalah.
"Hehehe!"
"Udah-udah, kalian ini selalu aja berantem setiap bertemu, kalau nggak ketemu saling cari," ucap Della meleraikan sahabatnya ini yang always berantem setiap bertemu.
"Trus masalah lo sama Mak lampir itu gimana ?" tanya Gea penasaran juga dengan Dina.
"Cerita nggak ya..." ucap Della sambil sengaja berfikir membuat Gea dan Dina berdecak kesal.
"Ckhhk... " berdecak Gea sebal
"Ayo dong Del ceritain, kan kita penasaran," sekarang giliran Dina yang tak sabaran.
"Ya udah aku ceritain, sebenarnya...?" ucap Della sengaja ngegantung agar sahabatnya ini penasaran. Alhasil mereka yang penasaran menjadi sangat kesal dengan sahabatnya satu ini.
"Ihhh, bener-bener lo ya, tumben bener lo jadi suka becanda, bukanya itu sifat gue ya ?" ujar Gea mulai kesal dengan tingkat laku sahabatnya itu.
"Ini semua gara-gara kamu," ucap Dina.
"Kok gara-gara gue sih ?" tanya Gea kebingungan.
"Iya, gara-gara kamu suka sering becanda, sangking seringnya sampa Della ketularan sama otak gesrek kamu," ucap Dina sambil tertawa membuat Gea tambah kesal dan akhirnya Gea mendaratkan jentikan di dahi Dina.
"Aduh... sakit."
"Rasain."
"Udah-udah !! Baru aja di bilangin kalau jangan berantem lagi, eh malah berantem lagi," ucap Della pusing dengan tingkat laku sahabatnya ini.
"Makanya ceritain gimana kejadiannya ?" pinta Dina.
"Baik-baik akan ku ceritakan," ucap Della dan menceritakannya dari awal sampai akhir, tapi Della tidak menceritakan tentang Riko menyatakan cinta padanya karena Della tak mau kalau sahabatnya ini tau tentang perasaan Riko kepadanya.
"ihh seriusan Mak lampir eh maksudku Gisel minta maaf ke kamu ?" tanya Dina tak percaya.
"Iya."
"Terus lo maafin gitu aja si Mak lampir, setelah apa yang dia perbuat ke lo, kalau gue jadi lo gue ngga bakal semudah itu untuk maafin si Gisel," ucap Gea sambil kesal melihat Della yang terlalu baik kepada orang.
"Kita nggak boleh menaruh dendam kepada orang, malahan kita harus mendoakannya agar dia mendapatkan hidayah dari Allah," terang Della.
"Maafin gue ya, soalnya agak kelapas ni mulut dari tempatnya," ucap Gea cengengesan.
"Ya udah kalau gitu aku mau pulang dulu kasian Ibu sendirian di rumah," ujar Della.
"Ihhh jangan pulang dulu, kita pergi jalan-jalan aja dulu kan udah lama kita nggak pernah jalan bareng," ucap Dina.
"Bener tuh kata Dina," Gea.
"Maaf ya sekali lagi, tapi aku harus pulang takut Ibu kenapa-kenapa di rumah, besok kapan-kapan aja, tapi jangan sekarang ini," pinta Della.
"Ya udah, tapi elo janji ya kalau besok-besok kita ajak lo harus mau ?" tanya Gea memastikan.
"Iya Gea bawel, kalau gitu aku pamit as'salamualaikum..." ucap Della menaiki motornya dan melajukan keluar dari gerbang kampus.
***
Terlihat Rayhan yang sedang mengomeli Brayen yang terlihat menunduk karena diomeli.
Sedari sampai di kantor, Brayen langsung di panggil oleh bosnya itu untuk datang keruanganya. Brayen kira dia akan di suruh melakukan sesuatu teryata... dia mendapatkan amukan dari bosnya gara-gara salah mencari sekertaris.
"Kamu tau kan ? Aku sangat jijik dengan jalang seperti itu, tapi kamu malah mempekerjakannya di kantorku ini," omel Rayhan yang kesal dengan Brayen.
"Maafkan saya Tuan, saya tidak akan lagi mengulangi kejadian seperti ini lagi," ucap Brayen menyesal, baru kali ini dia di marahi oleh Rayhan gara-gara hal sepele seperti ini.
"Itu harus, jika kamu mengulangi seperti itu lagi, aku tidak akan segan-segan mematahkan kakimu bahkan milikmu sekalian," ucap Rayhan tidak main-main, membuat Brayen menelan salivnya sampai dua kali.
"Baik Tuan, saya akan mengigat hukumannya agar saya tidak lupa dengan kejadian ini lagi," ucap Bayern terlihat bersungguh-sungguh.
Padahal di dalam hatinya Brayen sudah gemetar mendengar ucapan tuanya yang akan mematahkan miliknya. Secara Rayhan tidak akan main-main bila sudah bicara.
"Ya udah kalau gitu, kau boleh keluar sekarang !!"
"Baik Tuan," ujar Brayen keluar dari ruangan tersebut, tepatnya kandang singa karena setiap orang yang masuk ke dalam ruangan Rayhan, pasti akan gemetar dan ketakutan tak terkecuali Brayen, yang sering masuk ke kandang singa tersebut eh salah maksudnya ruangan Rayhan hehehe!.
"Kalau bukan karena kedua orang tuanya, udah aku bikin penyet tuh Rayhan." umpat Brayen dalam hati, iya kali berani di depan orangnya langsung otw miliknya dipotong oleh Rayhan.
Sedikit cerita tentang Brayen, dulu pada saat umurnya menginjak 16 tahun, orang tua Brayen kecelakaan dari mobil yang ia tumpangi bersama kedua orang tuanya, tapi tuhan lebih sayang dengan orang tua Brayen.
Ayahnya meninggal di tempat karena benturan dari pohon yang ayahnya tabrak. Karena ayahnya lah mengemudi mobil tersebut, sedangkan ibunya meninggal pada saat perjalanan menuju rumah sakit.
Sedangkan Brayen selamat dari kecelakaan itu, tetapi Brayen melewati masa kritisnya selama 3 Minggu.
Dan yang menunggunya adalah buk Youyi dan pak Bara, karena buk Youyi dan pak bara tak sengaja melihat kecalakaan tersebut dan kasihan melihat anak itu. Dia berfikir bila anaknya ada di dalam posisi seperti itu ia tidak bisa membayaginya lagi.
Dan lagipula Brayen tidak mempunyai sanak saudara yang ia kenal. Dan lagi parahnya rumah dan semau aset yang di miliki oleh orang tua Brayen di sitak oleh Bank karena orang tuanya telah meminjam uang untuk investasi.
Sehingga dari itu buk Youyi mengasuh Brayen dengan baik tidak membedakan antara ia dengan Rayhan, sehingga membuat Rayhan tak suka kepada Brayen, tapi lama kelamaan Brayen dan Rayhan bisa akrab sudah seperti adik dan kakak.
Walaupun Brayen sudah tidak tinggal lagi dengan keluarga Johnson, tapi Brayen tetap mengunjugi buk Youyi dan pak Bara. Dan lagipun Brayen sudah bisa membelikan dirinya apartemen yang di bilang cuka mewah.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Har Tini
next makin seru thor
2021-05-17
0
Nur hikmah
kpn nih terungkap rencana Tuhan apa,an
2021-03-11
0
Anonim
semangat kam
2020-11-21
0