BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
#DENDAM MEMBAWA CINTA#
"Iya bener kata Gea, lihat dari bicaranya ke kamu kayak ada butir-butir cinta gitu," ucap Dina.
"Jangan ngaur kalau ngomong, Kak Riko itu cuma sebatas teman saja nggak lebih," ucap Della mengelak.
"Tapi tatapannya itu agak beda deh sama kamu," ucap Gea. "Udah ah aku mau pulang dulu kasian ibu sendirian di rumah, as'salamualaikum..." pergi Della ke parkiran mengambil motornya.
"Aku juga mau pulang, " ujar Dina sambil pergi juga ke arah parkiran.
"Loh kok semua pulang sih nggak pada nongkrong apa ? ke mana gitu ?" celetuk Gea yang tak ada mendengarkannya.
***
Setelah tadi Rayhan seminar di kampus Della, Rayhan langsung balik ke kantornya.
Sesampainya di kantornya ia keluar dari mobil sport nya yang di ikuti sekertaris pribadinya Semua yang ada di dalam kantor tersebut tertunduk untuk memberi hormat kepadanya.
Semua karyawan tak ada yang berani mengangkat kepalanya untuk melihat bos tampannya itu, karena takut bila mendapatkan masalah.
Rayhan langsung masuk ke dalam lift khusus presiden menuju ruangannya, tepatnya di lantai paling atas.
Rayhan sudah di dalam ruangannya yang terlihat sedang menelepon dengan seseorang, terlihat dari mukanya yang serius mendengarkan orang di balik telfon itu.
"....."
"Baik, terus pantau setiap gerak-geriknya yang mencurigakan dan hubungi saya setiap saat."
"Baik Tuan." ucap orang di sebrang telpon tersebut.
Tok...tok... tok
"Masuk !!" perintah Rayhan.
"Tuan, nanti malam Anda ada undang makan malam dari Tuan Shaine ke rumahnya untuk membahas kontak kerja yang ada di kota xx," lapor Brayen ke Rayhan.
"Baik, urus semuanya!"
"Baik Tuan."
Rayhan yang mengangkat tangannya menandakan bahwa Brayen bisa keluar. Brayen yang tau apa maksud dari tuanya itu langsung keluar dari ruangan tersebut.
Malam hari.
"Bu Della pergi dulu, as'salamualaikum..." pamit Della sambil mencium punggung tangan ibunya.
"Wa'alaikumussalam, hati-hati..." ujar buk Tiwi.
Della pergi untuk mengajak les di salah satu murid lesnya, itulah rutinitas malam Della. Seminggu 3 kali mengajar les untuk membantu ekonomi keluarga, walaupun Andri mampu membiayai semuanya, tapi Della tidak mau membebankan abangnya itu.
"Iya Bu," pergi Della keluar dan mengambil motornya, tapi Ketika Della mau mengendarai motornya tiba-tiba Della merasa ada yang tidak beres dari motornya. Akhirnya Della turun dari motornya dan memeriksa keadaan motornya ternyata bannya kempes.
"Aduh gimana dong nanti aku terlambat," cemas Della yang melihat motornya kempes.
"Pesen ojek online aja," meraih handphone dan memesannya.
Beberapa menit kemudian sampailah ojek yang sudah iya pesan. "Atas nama Mba Della ?" tanya kang ojek itu.
"Iya Kang."
Sesampainya di depan rumah tempatnya mengajar les tersebut, Della langsung turun dari ojek tersebut dan membayarnya.
"Ini Kang," ujar Della yang menyodorkan uang berlembaran dua puluh ribu.
"Oh ya, makasih Mbak, kalau gitu saya pergi dulu Mbak," pamit kang ojek tersebut dan langsung menjalankan motornya meninggalkan della.
Tok...tok...tok
"as'salamualaikum..." salam Della sambil mengetok pintu rumah tersebut. Terlihat seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu untuk Della.
"Ehh Mbak Della sudah datang, ayo masuk non Tiara (yang di ajar Della) sudah menunggu Mbak Della," ujar pembantu rumah itu untuk mempersilahkan Della masuk.
"Iya Bik makasih... Maaf bik mau nanya ? Kok rumah sepi di mana Bapak sama Ibu ?" tanya Della yang tak melihat pemilik rumah itu.
"Ada di ruang makan, ada tamu penting yang bertamu," jelas pembantu tersebut.
"Ohh ya udah, saya ke kamar Tiara dulu Bik," pamit Della menuju kamar Tiara yang berbeda di lantai dua.
Di ruangan lain.
"Terima kasih tuan sudah mau berkunjung ke rumah kami," ucap tuan Shaine yang duduk berhadapan dengan Rayhan.
"Iya," ucap Rayhan dengan singkat dan melanjutkan makannya.
"Tuan tentang kontrak kerja itu... apakah Anda setuju dengan itu ?" tanya Tuan Shaine agak ragu.
"Iya, saya setuju dan secepatnya Anda menyelesaikannya karena saya tidak suka dengan orang yang lambat," ucap Rayhan dengan muka datarnya.
1 jam kemudian...
"Terimakasih Tuan telah sempat datang ke rumah kami, padahal Tuan juga banyak yang harus di urusan," ucap nyonya Shaine yang sudah berdiri di ruang tamu.
"Hmm..."
Disela pembicaraan mereka Della turun kebawah menuju kearah tuan shaine dan nyonya shaine untuk menghampiri.
"Pak, Bu, saya permisi pulang dulu, as'salamualaikum..." ucap Della sengaja tidak melihat kalau Rayhan ada di sana.
"Oh iya, wa'alaikumussalam.." jawab nyonya Shaine.
Della pergi keluar dari rumah tersebut tanpa sadar kalau Rayhan memandangnya dengan pandangan yang tak bisa diartikan.
"Kalau gitu saya pamit dulu," pamit Rayhan keluar.
"Ah iya Tuan silahkan," jawab Tuan Shaine mengantarkan Rayhan Samapi ke depan, lalu
Rayhan langsung bergegas keluar juga dari rumah tersebut dan masuk ke dalam mobil.
Malam ini Rayhan mengemudi sendiri tampa di sopiri Brayen, karena Rayhan malam ini mau menyetir sendiri. Rayhan menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah tuan Shaine dan tak sengaja melihat Della sedang mencari kendaraan.
Tit...tit...tit...
Bunyi klakson mobil Rayhan yang otomatis mengejutkan Della.
"Astaghfirullah'halazim..." istighfar Della sangking kejutnya.
"Butuh tumpangan ?" tawar Rayhan yang membuka kaca mobilnya.
"Ehh Tuan, tidak usah !!" tolak Della yang tak enak.
"Ayo masuk saya antar, saya tidak akan melakukan sesuatu, lagi pula udah malam tidak baik gadis pulang malam-malam begini."
"....."
"Ayo !!"
"Tapi bener Tuan tidak ngapa-ngapain saya ?"
"Iya, ayo masuk !!"
Della akhirnya menuruti kata-kata Rayhan dan naik ke jok penumpang.
"Kenapa kamu duduk di sana ? Ayo duduk di depan !!" perintah Rayhan tapi tidak membuat Della bergeming dari duduknya.
"Maaf Tuan, saya tidak bisa."
"Terserah kamu saja, tapi.. jangan sebut saya Tuan lagi karena saya bukan majikanmu, jadi tolong jangan sebut saya Tuan lagi."
"Tapi... saya harus memanggil Anda dengan sebutan apa ?."
"Sebut nama saya saja."
"Bisakah kita menjadi teman ?" tawar Rayhan.
"Iya," Della
Di perjalanan tidak ada satu patah katapun terucap dari keduanya. Keduanya sama-sama saling canggung, sehingga Della memberanikan diri untuk mengeluarkan suaranya.
"Maaf boleh tolong berhenti di Masjid sana !!" ujar Della sambil menunjuk ke arah Masjid di depan sana.
"Kenapa ?" tanya Rayhan menyampingkan mobilnya.
"Saya mau shalat Isya dulu, soalnya saya belum sholat, apa kamu mau ikut sholat ?" tanya Della.
"....."
"Oh maaf kalau Anda non muslim," ucap Della yang mengira bahwa Rayhan tidak Islam.
"Tidak saya Islam, mari kita shalat!" ajak Rayhan langsung keluar dari mobil.
"Ahh iya..."
Mereka turun dari mobil dan bergegas ke Masjid untuk shalat Isya.
***
Mereka sudah ada di dalam mobil dan Rayhan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menyusuri indahnya malam kota Jakarta. Kembali hening di dalam mobil dengan kecanggungan.
"Di mana rumah mu ?."
"Di jalan A."
Kembali hening dan tak ada pembicaraan sampai tiba di rumah Della. Della turun dari mobil dan mengetuk kaca mobil agar Rayhan menurunkan kaca mobilnya.
"Makasih atas tumpangannya, kalau gitu saya masuk dulu, maaf tidak bisa mempersilahkan kamu masuk karena ini sudah malam dan penghuni rumah pasti sudah tidur, nanti timbul fitnah," terang Della.
"Iya tidak papa !! Kalau gitu saya pamit pulan dulu," ucap Rayhan langsung melajukan mobilnya. Akhirnya Della masuk setelah Rayhan melajukan mobil sportnya.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Tutik Yunia
siapa yang diawasi ya...apa Shinta? mungkin dulu pernah jadi pacarnya?
2021-07-22
1
Har Tini
lanjuttt
2021-05-17
1
Karsini
kata dan tnda bc lengkap smua, alur n pnokohan jelas.. top
lam dr Bali
karsini
2021-05-07
1