BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM...
#DENDAM MEMBAWA CINTA#
Tak selang berapa lama Della sudah sampai ke kampusnya. Segara ia memarkirkan motor kesayangannya itu, dan bergegas menuju ke kelas, tapi dari arah belakang terlihat seseorang menghampiri Della.
"Woyy Della, jangan sok belagu lo jadi orang, jangan keganjenan deket-deket sama kak Riko," ujar cewek itu tak lain adalah Gisel yang melabrak Della.
"Maksudnya apa kamu berkata seperti itu ? Aku nggak pernah keganjenan sama kak Riko," jawab Della kebingungan dengan sikap Gisel seperti itu. Padahal Della nggak pernah sama sekali menggoda Riko.
"Alah omong kosong, kamu sengaja kan sok polos di depan orang-orang agar terlihat alim, makanya lo bilang gitu," teriak Gisel ke arah Della agar orang-orang mendengarkannya.
"Itu nggak bener, itu semua fitnah, aku nggak pernah berniat untuk seperti itu," ucap Della yang menahan air matanya dan amarahnya.
"Jangan sok suci deh jadi orang, pasti lo sering kan gonta- ganti cowok, dan gue ragu kalau lo masih virgin," ucap Gisel sambil menarik hijab yang di kenakan oleh Della.
"Argghhh..." gerang Della sambil melepaskan tangan Gisel dari hijabnya. Semua orang yang ada di sana iba kepada Della, tapi.. tidak ada satupun yang mau membantu Della, karena iya takut kalau akan kena masalah juga bila membantu Della.
Tetapi semua orang mempunyai batas kesabaran sama seperti Della, dia sudah muak mendengar hinaan dari Gisel. Sekuat tenaga Della melepaskan jambakan dari Gisel dan menamparnya.
Plakk...
Tangan mungil Della mendarat tepat di pipi mulus Gisel sampai menimbulkan suara.
"Saya bisa sabar kalau Anda menghina saya, tapi... saya tidak akan terima bila Anda meragukan kesucian saya, karena kesucian saya hanya milik suami saya kelak," tegas Della berapi-api dengan menahan sekuat tenaga air matanya agar tidak turun.
"Kurang ajar kamu ya," marah Gisel yang sedang memegangi pipinya yang sudah merah oleh Della.
Tak mau kalah, Gisel mau menampar balik Della, tapi tangannya di tahan oleh seseorang dari arah belakang.
"Lepaskan !!" teriak Gisel yang melepaskan tangannya dari seorang tersebut sambil menoleh ke arah orang tersebut.
"Kak Riiii..ko..." ucap Gisel gugup melihat Riko yang ada di belakangnya.
"Apa yang kamu lakukan ke Della ?" teriak Riko geram melihat tingkah laku Gisel yang semena-mena terhadap Della. Di lihatnya Della yang sudah meloloskan air mata di pipi mulusnya itu.
"Kamu tidak tidak apa-apa ?" tanya Riko yang cemas melihat Della yang sedang menangis.
Della yang mendengar Riko bertanya padanya langsung menghapus air matanya.
"Aaa-ku tidak pa-pa," ucap Della terbata bata.
"Dan kamu, kenapa kamu mau menampar Della ?" menunjuk Gisel yang terlihat berapi-api.
"Dia yang duluan menampar aku," ucap Gisel menunjuk ke arah Della.
"Karena kamu sudah menghinanya dan memfitnahnya, wajar kalau dia menamparmu. Dan apa salahnya sehingga kamu memfitnahnya ? Padahal Della tidak pernah mengusikmu," ucap Riko tegas ke arah Gisel.
"Karena dia.." ucap Gisel tergantung karena tidak tau apa yang harus dia katakan.
" Karena dia apa ?" tambah Riko geram.
"Karena dia sudah berani mendekatimu," ucap Gisel cepat dan langsung terdiam melihat mata Riko yang penuh dengan Amarah.
"Della tidak pernah mendekatiku, tapi aku yang selalu mendekatinya karena aku suka padanya," tegas Riko sambil melirik Della. Della yang juga mendengarnya terkejut dengan perkataan Riko barusan.
"Maksud Kak Riko apa ?" tanya Gisel tak percaya, sebelum Riko menjawab pertanyaan Gisel, Della segera pergi dari tempat itu.
"Maaf, saya harus pergi," ucap Della berlalu pergi, segera Riko menghentikan langkah Della dengan memegang tangannya, sadar atas tindakannya tersebut Riko melepaskan tangan Della dan akan menjelaskan maksudnya tadi.
"Della aku.." ucap Riko tapi di potong oleh Della.
"Sudahlah Kak, jangan diteruskan lagi, aku harus segera ke kelas," ujar Della pergi. Riko yang mau mengejar Della di hentikan oleh Gisel.
"Kakak mau kemana ? Jelaskan dulu apa maksud kakak tadi ?" ucap Gisel dengan keadaan was-was mendengarkan kenyataan sebenarnya.
"AKU SUKA SAMA DELLA, AKU CINTA SAMA DELLA, puas kamu...." ucap Riko dengan nada tinggi membuat Gisel ciuttt dan gemetar.
Della yang sudah pergi meninggalkan Gisel dan Riko, menuju ke kelas dan Sekarang sudah ada di depan pintu kelas.
Della ragu untuk melangkahkan kakinya ke dalam. Dia tidak tau apa yang harus ia katakan kepada sahabatnya bila sahabatnya melihat keadaan dirinya seperti ini.
Della melangkahkan kakinya untuk pergi menuju toilet. Untuk menghapus air matanya agar sahabatnya tidak tahu, tapi baru satu langkah Della melangkahkan kakinya, terdengar suara cempreng Gea memangilnya.
"Dellaaaaaa..." teriak Gea dari arah belakang memanggil Della. Gea dan Dina mendekati Della yang membelakanginya, dan menepuk pundak Della. Sepontan Della berbalik menghadap sahabatnya.
"Della kenapa kamu lagi-lagi terlambat datang ke kampus ? Untung aja dosen nggak datang tadi," ucap Dina yang agak curiga melihat gelagat sahabat satunya ini.
"Tadi ada macet di jalan," jawab Della gelagapan karena berbohong.
"Lo jangan bohong Del, kita itu sahabatan udah dari lama, jadi jangan ada di tutup-tutupi dari kita," ujar Gea.
"Bener aku tadi kena macet di jalan, biasa kota Jakarta sering macet apalagi waktu segini," ucap Della berbohong lagi.
"Aku tau kamu tadi di labrak kan sama Gisel ? Banyak anak-anak tadi yang ngomongin kamu di labrak sama Gisel," ucap Dina mengarah ke hadapaan Della.
"Apa itu bener Del ?" tanya Gea ke Della, membuat Della gelagapan untuk menjawab sehingga hanya bisa menjawab dengan anggukan saja.
"WHAT ? Awas aja kamu Nenek lampir, lihat saja aku akan membalas perbuatanmu," geram Gea melangkah pergi mencari Gisel tapi di tahan oleh Della.
"Lepasin Del !!! Gue haru membalas perbuatannya, gue nggak rela sahabat gue di hina," ucap Gea berapi-api.
"Udah jangan membuat masakan lagi, kalau kita membalasnya sama saja kita dengannya, lagipula aku sudah menamparnya," cegah Della dan agak merasa bersalah sudah menampar Gisel.
"Bener kata Della kamu jangan lagi menambahkan masalah," ujar Dina.
"Ya gue nggak akan melabraknya," ucap Gea lemas. "Dan masalah kamu menampar Mak lampir itu, kamu sudah melakukannya dengan benar," ujar lagi Gea mendukung Della agar Della tidak merasa bersalah.
"Iya Del, sekali-kali kamu beri dia pelajaran agar dia nggak semena-mena ke kamu," tambah lagi Dina.
"Makasih kalian selalu ada setiap aku lagi kesusahan," ucap Della yang sudah menumpahkan butiran air mata di pipi mulusnya itu. mereka langsung memeluk Della dan akhirnya memeluk satu sama lain.
"Udah-udah jangan pada nangis, gue kan jadinya melow lihatnya, nantih habis air mata gue lagi, trus apa jadi cadangan gue kalau mau nonton Drakor," ucap Gea menghibur Della agar tidak sedih lagi dan berhasil membuat Della menjadi tertawa.
Tak selang berapa lama ada seorang mahasiswi datang menghampiri mereka, membuat mereka menghentikan tawanya.
"Della lo di panggil sama Buk Gina(salah satu dosen di kampusnya) ke ruang rektor," jelas mahasiswi itu terengah-engah karena berlarian memanggil Della.
"Emangnya Della ngapain di panggil ?" tanya Gea ke mahasiswi yang menyampaikan info tadi.
"Gue nggak tau, tapi gue rasa masalah yang tadi sama Gisel itu deh," jelas mahasiswi itu membuat mereka terkejut.
"Lo seriusan ?" tanya Gea lagi yang tidak percaya yang barusan dia dengar.
"Tau! kalau gitu gue pergi dulu," jawab mahasiswi tadi dan langsung meninggalkan mereka bertiga.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Arin
yah di dunia nyata aja bnyk yg Kya gtu,klo dia merasa kaya ya sllu nindas orng yg gak punya...😔
2023-01-04
0
Har Tini
jahat banget sih mentang mentang punya kuasa di kampus
2021-05-17
2
Om Rudi
dugaan Om melecewwt
2020-11-11
4