Fiza : Menjadi Pengawal Pribadi

Gue melihat wajah big baby boy tampak ceria. Kalau wajahnya sedang ceria begitu, hansemnya jadi bertambah, Sob! Sayangnya big baby boy jarang sekali menunjukkan wajah cerianya itu ke gue. Padahal kata pak Ustadz senyum itu ibadah kan ya?

Lalu si big baby boy ini mempunyai kebiasaan baru. Dia jadi sering sekali menelpon seseorang. Ya telpon biasa, video call, ataupun voice chat.

Bukannya gue kepo, sih. Tapi gue tidak ingin melanggar privasi big babby boy. Soalnya tanpa gue harus kepo pun, gue tahu kalau bos gue ini sedang excited dengan seorang perempuan.

Lagipula gue dan dia sudah membuat kesepakatan tidak tertulis, bahwa kita berhak memilih jodoh kita masing - masing. Ya sutralah! Gue ikuti saja apa kata big baby boy. Yang penting gue selamat dari tingkahnya yang menyebalkan.

Kali ini big baby boy menelpon dan sempat - sempatnya membuat janji segala. Dia mengajak makan malam. Tebak - tebak buah manggis ni ya, siapa yang mau diajak makan malam sama big baby boy hayo...?

Benar sekali... yang akan diajak berkencan dengan kedok makan malam adalah putrinya direktur PT Nininananina yang berbody semlohai dan wajah rupawan seperti Ariel Tatum. Selera bos gue banget, Sob! Gue jadi minder banget. Ya iya lah gebetan mas bos kan punya aset yang remasable binti cipokable. Beda jauh dengan milik gue. Hauu...

"Sukses ya, Pak untuk acara nanti malam!"

ucap gue sebelum pulang. Kali ini gue tidak pulang bareng big baby boy. Gue langsung pulang ke rumah naik motor butut gue.

Di parkiran, bahu gue ditepuk oleh rekan kerja gue.

"Za, yuk pulang!"

Salah satu karyawatinya big baby boy segera duduk di boncengan motor gue untuk diantar ke rumah. Ini juga modus sob. Tadi saat di kantin, dia curhat sama gue kalau ada cowok rese yang suka nungguin dia di depan gerbang kantor perusahaan. Dia merasa tidak nyaman dengan si stalker itu. Makanya dia meminta tolong gue untuk diajak kongkalikong agar terhindar dari kejaran orang itu dengan bonus traktiran makan di kantin setiap istirahat siang. Triple job, nih. Alhamdulillah yah, rejeki anak sholehah.

Karena gue orang yang tidak tegaan, jadi gue anterin dong teman gue sampai kerumahnya. Untungnya rumahnya searah dengan rumah gue.

"Eh mampir dulu, Za! Kita ngobrol dulu yuk! Kamu lihat nggak tadi si rese terbengong - bengong sewaktu melihat kamu." Rekan kerja gue mengajak mampir untuk rumpi - rumpi syalala dulu. Tapi gue menolak dengan sopan karena dirumah ada tugas yang sudah menanti.

Untunglah rekan gue memahami segala kesulitan gue. Gue berjanji akan ngerumpi syalala lagi pas jam istirahat di kantin kantor. Teman gue pun melepas kepergian gue sambil tak henti - hentinya mengucapkan terima kasih.

Gue sampai di rumah saat bokap gue sedang mengobrol dengan tetangga. Nah ini juga termasuk perubahan positif yang ditunjukkan bokap gue. Sekarang beliau mulai pede untuk ngumpul - ngumpul dengan tetangga sekitaran rumah, dan tidak melulu melamun di depan televisi.

Kalau orang tua bakal hilang rasa capek bekerja saat melihat anaknya di rumah tumbuh sehat dan bahagia. Kalau gue langsung hilang capeknya, ketika melihat bokap gue mulai melakukan kegiatan selain melamun di depan televisi.

Gue hentikan motor di halaman rumah kemudian turun dan menghampiri bokap serta tetangga untuk salim.

Setelah berbasa - basi sejenak, gue dan bokap pun masuk ke dalam rumah karena adzan Magrib sudah berkumandang.

Gue baru aja menyiapkan makan malam, dan ponsel gue berdering.

"Assalamualaikum, nggih Budhe wonten nopo?"

(Assalamualaikum, ya Budhe ada apa?)

"__________"

"Nggih, Budhe."

(Ya, Budhe)

"__________"

"Waalaikumsalam"

Ya elah, budhe. Bisa - bisanya gue disuruh mengawasi big baby boy berkencan. Bukannya gue cemburu, Sob! Tapi gue merasa tidak enak pada big baby boy. Dia pasti marah karena kencannya gue awasi. Entar dia kan tidak bisa bernininananina sama putri direktur PT Nininananina yang lumatable dan remasable itu.

Bisa aja sih gue berbohong, bilang iya tapi tidak gue iya-in. Masalahnya adalah si benda keparat yang bernama ponsel ini bakalan menunjukkan kebohongan gue. Gue sudah melakukan penerawangan, kalau nanti di restoran itu, budhe bakalan video call sama gue. Maaf bos! saya mengganggu privasi anda.

Gue segera mandi dan menuju ke rumah budhe Harsono. Gue melihat big baby boy yang sudah rapi itu menekuk wajahnya. Ya iya lah.... mau kencan mesti gue kawal gitu lho... Dia pasti menderita karena nanti tidak bisa melakukan hal yang lebih dari sekedar makan malam bersama. Gue mau ketawa aja, Sob! Boleh ya? Soalnya kebahagiaan gue saat ini adalah melihat big baby boy menderita. Bwahahahahahaha....

Dugaan gue tepat. Big baby boy langsung marah - marah saat kami berdua sudah berada di dalam mobil. Biasa.... tegangan tinggi dia, mungkin karena empet menahan hasrat terpendam. Kalau soal ini gue mengtahuinya dari Bobby. Katanya para lelaki itu ketika sedang stres, suka tegangan tinggi dan butuh pelampiasan, geto.

Kalau sudah begini, gue mensyukuri penampilan gue. Karena gue aman dari lirikan cowok - cowok mesum, Sob. Meskipun tampang gue ini juga menjadi bumerang bagi gue. Karena gue jadi sulit mendapatkan jodoh. Uhuuuk...

Ketika sampai di depan rumah direktur PT Nininananina yang tidak kalah megah dengan rumah pakdhe Harsono, gue langsung pindah duduk di belakang.

Dari dalam mobil, gue mengagumi keberuntungan si cewek teman kencan big baby boy kali ini.  Dia itu ya, sudah cantik, seksi, pintar, dari keluarga tajir pula. Gue yakin, budhe tidak bakalan sedih atau kecewa batal menjadi mertua gue. Karena budhe mendapat ganti seorang menantu yang melebihi ekspektasi dari apa yang gue miliki. Duh kok tiba - tiba gue merasa syedih ya, Sob?

"Hah, gue syedih? Yang bener aja!" Gue memaki diri gue sendiri dan berusaha supaya tahu diri. Beuh...!

Tidak berapa lama big baby boy dan teman kencannya itu masuk ke dalam mobil. Bau parfum mahal segera menguar memenuhi udara di dalam mobil. Gue langsung merasa pusing, Sob! Gila aja ini cewe! Memakai parfum sebotol langsung dihabisin apa ya? Dasar orang kaya!

"Eh... itu siapa Beib?" Teman kencannya big baby boy bertanya dengan suara merdu merayu, ketika menyadari ada seseorang yang duduk di kursi penumpang.

"Dia asisten gue, Yank!"

"Kok dia ikutan?"

"Namanya juga aspri, asisten pribadi. Dia bertugas menyiapkan segala kebutuhan gue. Termasuk soal makan. Gue nggak mau kalau yang menghidangkan makanan itu orang lain. Makanya gue ngajak dia! Paranoid gue, Yank. takut kalau nanti makanan gue dicampur sianida!" ucap big baby boy sambil melirik gue dengan sadis melalui kaca spion.

Ternyata dia masih belum bisa menerima kenyataan jika kencannya malam ini harus gue kawal. Tapi mbok ya jangan menyalahkan gue, dong! Ini kan titah paduka ratu kanjeng Roro Firia Harsono. Kalau boleh memilih mendingan gue mencuci baju atau tidur aja kalee...

Bos gue emang somvlak. Bisa - bisanya dia memberi gue ide untuk meracuni dia. Sayangnya gue tidak prepare sianida. Besok pagi aja kopinya gue campur racun tikus. Tolong ingatkan gue untuk membeli racun tikus ya, Sob!

Benar saja, di restoran mahal ini gue dipekerjakan oleh big baby boy alias gue dikerjain. Gue diminta menjadi pelayan dan disuruh bolak - balik untuk pesan ini itu dan mengambilkan ini itu. Cara menyuruhnya juga nggak banget karena terlalu banyak aturan.

"Pesankan steak 2. Tolong bilang sama chefnya, gue minta daging steaknya harus bagian... terus masaknya pake minyak... harus mateng semua nggak boleh.... "

Gue yakin, kalau yang menjadi pelayan bukan gue, big baby boy sudah di sleding ramai - ramai oleh staf restoran ini.

Gue menghampiri chef restoran, tidak enak banget gue. Terpaksa deh, gue gunakan jurus rayuan pulau kelapa andalan gue.

"Nyuwun pangapunten nggih, Mas Chef. Juragan kula menika pancen riwil. Milanipun kula ingkang dados laden supados Mbak kalian Mas waiters mboten sayah dados ladenipun  juragan kula."

(Mohon maaf ya, Mas chef. Bos saya itu memang rewel. Makanya saya yang menjadi pelayan supaya mbak dan mas waiters tidak capek menjadi pelayan bos saya)

The miracle of javanese language, Sob! Chef dan para staf restoran langsung memaklumi dan memahami sifat big baby boy yang menyebalkan. Bahkan semua pelayan bernapas kega karena bukan mereka yang menghadapi bos kunyuk gue, yang biarpun hansem tapi menyebalkan.

"Semangat, Mas!" Seorang pelayan perempuan sedikit ganjen menepuk pundak gue.

"Ngomong - ngomong, saya boleh minta nomor ponselnya, Mas tidak?"

Yaelah.... gue mendapat masalah lagi, Sob! Bisa - bisanya si mbak waitres mengira gue adalah seorang lelaki dan langsung gercep aja minta nomor ponsel gue.

Tbc

Terpopuler

Comments

💥ChaRak4💥😉

💥ChaRak4💥😉

berharap jngan Fiza yg bucin dluan ma si Aksa ya Thor..GK rela gw kasih plajaran dlu tuh si Aksa yg songong ntu

2020-11-29

0

Yani

Yani

Spertinya Fiza yg akan dluan Bucin nih, aaah tidah semoga g yaa Thor, 🤭

2020-11-20

0

Liz Kusnandar

Liz Kusnandar

msh blm up ya Thor..

2020-10-31

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!