Aksa : Big Baby Boy

Kalau gue tidak ingat jika si Ranma itu cewek tulen, gue sudah mengajak dia bertarung satu lawan satu, Sob. Dengan seenaknya, dia mengajak Yuna untuk ikut pergi ke Black Cat.

Ranma benar - benar memegang kartu As gue dan berniat membalas dendam. Oke, kali ini gue turuti kemauan lo, Ranma. Tapi tunggu saja pembalasan gue di lain waktu.

"Mbak, Yuna haus nih. Temenin ke kantin yuk!"

Gue melirik Ranma yang sedang tersenyum jumawa karena dia berhasil membalikkan keadaan.

"Ijin mas Aksa dulu, gih!"

Ranma meminta adik gue untuk pamitan ke gue, tapi karena gue sudah mendengar ucapan si Ranma jadi gue langsung mengusir mereka dengan mengibaskan tangan gue seperti mengusir lalat.

Sepuluh menit.... dua puluh menit... tiga puluh menit... empatpuluh lima menit... satu jam.

Gila nih si Ranma! Dia memanfaatkan Yuna untuk menghindari omelan gue. Gue berdiri hendak menjemput keduannya ke kantin, tapi tiba - tiba pintu ruangan gue terbuka.

Yuna dan Ranma masuk ke dalam ruangan gue sambil tertawa - tawa.

"Beneran ya, Mbak! Pokoknya Mbak harus bantuin Yuna!"

"Iyo cah ayu!" Ranma mengusap kepala Yuna penuh kasih sayang.

Hati gue merasa tersentil. What...? Barusan itu perasaan apa ya? Kok rasanya geli - geli nggak rela gitu?

Dalam sekejap saja kanjeng mami dan adik gue sudah dibuat takluk oleh si Ranma. Jangan - jangan kanjeng papi juga iya. Mengingat kemarin Ranma berhasil menjinakkan pak Siswomihardjo yang terkenal susah diajak negosiasi itu. Cemburu gue, Sob!

Akhirnya hingga jam kantor gue berakhir, Ranma selamat dari penindasan gue. Semua gara - gara Yuna. Kalau begini, gue jadi tidak bebas mengerjai Ranma kan? Gue takut Yuna dengan mulut embernya melapor ke kanjeng mami. Jangan sampai deh kanjeng mami melempari gue bakiak atau beneran menyita kartu ATM gue.

Dengan hati dongkol gue terpaksa menahan sabar untuk tidak mengusili Ranma. Sedangkan Ranma? sesekali gue melihat ia melirik ke arah gue sambil tersenyum licik. Kentara sekali ia memanfaatkan adik gue untuk menjadi sekutunya.

Jam sudah menunjukkan Pukul 5 sore. Sudah waktunya pulang kantor.

"Fiza tolong bawakan tasku!"

Ranma berjalan mendekat untuk mengambil tas gue.

"Akhirnya Bapak bisa juga mengingat nama saya." Ranma menyengir lebar.

Cengiran yang membuat gue ingin ngajakin pertandingan gulat, tinju, atau apalah supaya rasa gondok di hati gue mereda.

Kali ini gue duduk di sebelah pak Warno, sedangkan Ranma dan Yuna duduk dibelakang. Mereka nampak akrab dan kompak.

Gue melirik dari kaca spion sambil mendengus sebal.

"Cemburu ya, Den?" Pak Warno berkomentar sambil terkekeh.

"Soalnya dilihat dari manapun, Fiza itu lebih cocok dengan Neng Yuna ketimbang sama Den Aksa." Pak Warno kembali terkekeh.

"Aku inginnya juga gitu pak. Aku sih ikhlas lahir batin kalau Yuna berjodoh dengan Fiza."

Gue menjawab dengan sengak.

Sampai di rumah, kanjeng mami sudah menyambut kami bertiga. Wajahnya tampak sumringah.

Ranma langsung menyalami dan mencium punggung tangan kanjeng mami. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih karena bonus hape yang ia terima hari ini.

Pantesan mami gue takluk, si Ranma kalau bicara ke mami gue suaranya merdu merayu gitu. Cuma gue yang tahu kalau Ranma itu pandai memanipulasi orang - orang di sekelilingnya. Untunglah gue tidak terpengaruh.

Gue langsung ngacir ke kamar untuk mandi. Selesai mandi, gue menunggu di ruang santai sambil melihat tayangan televisi.

"Jarene, kowe arep ngejak Fiza karo Yuna hangout ya?"

(Katanya, kamu mau mengajak Fiza dan Yuna hangout ya?)

"Hu'um, Mi," jawab gue tanpa bersemangat.

"Mami senang melihat kalian rukun begitu. Semoga saja pedekate nya lancar ya? Mami kan udah ingin punya mantu!" Mami mengerling ke arah gue.

Gue menelan ludah. Gue mendadak jadi 'setep' mendengar mami gue merajuk ingin punya menantu. Nanti setelah ingin punya mantu, lalu giliran berikutnya merajuk ingin punya cucu. Haiyah... lagunya emak - emak banget.

Sebenarnya gue mau - mau saja sih, mengabulkan keinginan kanjeng mami. Asalkan gue menikahnya bukan dengan Fiza.

Setelah makan malam, gue, beserta adik dan asisten gue bersiap untuk ke Black Cat. Kami sengaja tidak memberitahu hendak pergi kemana. Meskipun kalau gue mau, gue bisa mengadu ke kanjeng mami untuk menyabotase Ranma. Tapi karena gue sedang jenuh dan membutuhkan hiburan, akhirnya gue ikuti saja skenario si Ranma.

കകകകക

Gue tiba di Black Cat dan bertemu dengan Lanang. Untung saja Lanang tidak tahu kalau gue datang ke tempat ini bersama dengan Fiza. Gue bisa diledek habis - habisan, nih. Soalnya setahu Lanang, gue kan tidak suka sama Fiza.

"Katanya Lo nggak mau lagi kesini?" Lanang terkekeh saat menjabat tangan gue.

"Apa boleh buat, cuma tempat ini yang bisa gue kunjungi. Soalnya kanjeng mami udah nyiapin penjaga buat gue."

"Lo sih suka menebar benih kemana - mana. Wajar saja kanjeng mami mengawasi Lo. Supaya kanjeng papi lo nggak schock jika tiba - tiba digeruduk banyak perempuan yang mengaku sedang hamil cucunya. Oh ya ngomong - omong anjing herder lo mana?"

Lanang kembali tertawa. Gue juga ikutan tertawa. Tawa yang lebih keras dari tawa Lanang. Si Ranma dibilang anjing herder oleh Lanang. Hahahahaha... perut gue sakit, Sob!

"Lo sendiri ngapain kesini?"

Pertanyaan gue membuat wajah Lanang bersemu merah. Bisa gue pastikan, Lanang sedang naksir seorang perempuan yang hanya bisa ia temui di tempat ini.

Gue mengobrol dan beberapa kali gue menepis ajakan kencan gadis - gadis yang mengincar gue.

"Boobers mana suaranya......?"

Suara Ranma yang menyapa penggemar, membuat Lanang mengalihkan pandangannya dari gue.

Sepanjang aksi Ranma di panggung, Lanang menatap Ranma. Kayaknya beneran si Lanang serius mengorbitkan Bobby and the gank deh.

"Serius Lo mau mengontrak mereka gabung major label untuk rekaman?"

"Maunya sih begitu. Tapi gue lebih minat ke Fiza untuk kontrak album solo. Dia terlalu berkilau, Sob. Teman - tamannya nggak bakal bisa ngimbangi pesonanya." Lanang menjawab pertanyaan gue tanpa menoleh ke arah gue sama sekali.

"Maksud, Lo?"

"Maksud gue. Kalau ibarat artis lama. Gue itu seperti Almarhum Dedy Dores dan Fiza itu almarhumah Nike Ardilla!"

Gue mencoba mencerna kata - kata Lanang. Detik berikutnya gue terperangah.

"Maksudnya, Lo berniat mengorbitkan Fiza karena jatuh cinta sama dia?"

"Tebakanmu tepat!" Lanang menjentikkan jarinya sambil nyengir ke arah gue.

Seperti sofware, otak gue segera memproses kata - kata Lanang barusan. Heeem.... kalau Lanang jatuh cinta pada Fiza berarti gue terbebas dari perjodohan ini. Dan kalau Fiza beneran mau diorbitkan Lanang menjadi artis, berarti gue bakalan wassalam tidak akan bertemu lagi dengan Fiza baik dirumah maupun di kantor. Gue kok jadi seneng ya, Sob? Akhirnya gue akan mendapatkan kebebasan gue kembali.

Hehehehehe....

Bobby and the gank belum selesai menyanyi, tapi adik gue sudah mundur dari kerumunan fans nya Bobby and the gank yang sedang headbengan. Adik gue pun menghampiri gue dan Lanang.

"Lho Yuna kok udah selesai headbengannya?"

"Yuna haus mas. Capek juga ya menonton perform? Ini mas Lanang kan?"

Tatapan Yuna langsung tertuju pada Lanang.

"Eee Yuna... kok bisa ikut abang Lo ke sini. Ngawal abang Lo biar nggak kecentilan sama cewek ya?"

Gue memelototi Lanang. Bisa habis gue, kalau Lanang keceplosan.

"Nggak, Mas. Yuna ingin melihat mbak Fiza menyanyi. Yuna kan ngefans sama dia."

Lanang terkekeh. "Kirain Lo jadi anjing herdernya abang, Lo. Berarti kita sama dong Yun, Mas Lanang malah jatuh cinta sama Fiza."

Gue melihat Yuna memelototi Lanang kemudian memandang gue.

"Mas Aksa itu gimana sih. Bisa - bisanya Mas Aksa diem aja calon tunangannya di taksir teman sendiri!"

Mendengar ucapan adik gue, Lanang langsung melongo.

Tbc

Terpopuler

Comments

💥ChaRak4💥😉

💥ChaRak4💥😉

kalo tdi si Yuna pingsan gra² tau Fiza tuh trnyta cwek nahh kira² Lanang kejang² GK ya dnger Fiza tunanganyya Aksa😂😂😂

2020-11-29

1

Yani

Yani

semangat Marathon klo cerita nya gini, 🥰

2020-11-19

0

Wulan Sari

Wulan Sari

lucu baca novel ini serasa baca novel lupus waktu jaman dulu. ngakak

2020-10-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!