Jodoh Si Tomboy
Hai perkenalkan, nama gue Fiza. Gue anak tunggalnya pak Arbani Malik. Jenis kelamin gue? Gue adalah seorang androgini. Soalnya gue males harus menjawab pertanyaan orang - orang yang mempertanyakan penampilan gue yang mirip cowok. Selain kurus, tinggi, langsing, dada gue juga rata. Itulah kenapa gue nyaman - nyaman aja menjadi seseorang yang ambigu.
Umur gue? 24 tahun.
Pendidikan terakhir gue adalah DO Dari Fakultas Sastra jurusan Bahasa Jawa.
Pekerjaan gue? Sebenarnya gue malu untuk mengatakan jika gue adalah seorang pengangguran. Hanya kadang - kadang diajak manggung oleh Bobby and the gank untuk tampil di event SMA atau kampus, dan ngeband di sebuah klub. Tapi kami hanya tampil setiap hari Sabtu dan Minggu.
Yep, gue vokalis band lokal yang nyanyiin lagu - lagu hardcore. Kata Bobby sih karena tampang gue cocok untuk menjadi vokalis lagu - lagu cadas. Ucet dah, padahal di kampus dulu sebelum gue di DO, gue sering diminta dosen untuk tampil menyanyikan lagu - lagu karawitan.
"Yen ning tawang ana lintang... aku ngenteni tekamu."
Itulah lagu yang dulu sering gue nyanyikan.
Seperti hari ini, gue sedang latihan ngeband bersama Bobby and the gank. Gue dipaksa untuk menyanyikan lagunya Avril Lavign. Setelah satu jam berteriak - teriak, gue pun istirahat karena merasa pita suara gue mau putus. Andai gue nggak batuk - batuk karena tenggorokkan kering, Bobby pasti masih memaksa gue untuk nyanyi.
Gue istirahat dan minum sebotol air mineral yang langsung tandas dalam beberapa kali tegukkan. Tersiksa banget gue. Aslinya gue ingin keluar dari band nya Bobby, tapi dengan alasan susah nyari vokalis pengganti, mau nggak mau gue harus mau menjadi vokalisnya Bobby and the gank.
Kadang gue iri dengan para biduan dangdut. Nyanyi nggak harus teriak - teriak seperti gue, tapi duit honor manggungnya gede. Belum sawerannya. Hais...
Sayang penampilan gue kagak lulus seleksi jadi bintang pantura.
"Pantat lo tepos, dada lo rata. Bisa - bisa orkes melayu gue sepi job gara - gara lo!"
Bisa gue bayangin Pak lik OM Palapa kalap dan mengusir gue gara - gara nggak bisa mengejar target setoran. Huweee....
"Lo mau, Za!"
Bobby mengulurkan sebatang rokok yang tadi sempat dihisap bareng - bareng alias satu untuk semua. Maklum..., tanggal tua. Sepi job.
Gue mendelik ke arah Bobby. "Slompret lo Bob, tenggorokkan gue udah kesulitan nelen biji kedondong malah nawarin gue rokok. Sisa pula. Kalau masih utuh sih gue mau!"
Bobby menonyor pala barbie, eh kepala gue.
"Ngelunjak lo!"
"Maksud gue, gue nggak mau ngerokok, *****! Kecuali gue lo pensiunin dari posisi vokalis band lo!"
"Jangan menyalahkan rokok, bray! Lo tahu Krisdayanti, Almarhum Chrisye, dan Hyde? Beliau - beliau ini adalah vokalis yang juga perokok berat. Lo baru vokalis ecek - ecek aja belagu!"
Aih..., sensi banget gue dibilang vokalis ecek - ecek. Sia - sia gue berteriak - teriak dan menghafal lagunya Avril. Mending nyanyiin lagunya Soimah,Sob!
Bodyku hok'a hok'e. Suaraku hok'a hok'e.
"Beneran nih Bob? Lo ngejek gue, gue cabut dari band Lo. Terserah Lo mau cari vokalis baru atau Lo sendiri yang jadi vokalis, gue nggak peduli!"
Gue ngambek, jadi gue putuskan untuk pulang kerumah.
Bobby menarik tangan gue dan memohon - mohon supaya gue nggak sungguh - sungguh hengkang. Ya iyalah, nyari vokalis se charming gue mana ada? Tampang gue ini jadi candu plus pelet anak - anak SMA, supaya mereka selalu mengundang band kita tiap mereka ngadain pensi atau event.
"Gue mau pulang sekarang. Bokap gue sakit. Yuk ah!"
Gue menepis tangan Bobby, kemudian menuju motor bebek tahun 80 milik bokap gue.
Soal bokap gue sakit, iyep bener. Bokap gue akhir - akhir ini sering banget masuk angin. Mungkin karena faktor usia juga sih.
"Ati - ati ya, bray!"
Gue hanya melambai tanpa menolehkan kepala. Lalu segera tancap gas dengan kecepatan 20 km per jam mengendarai motor tua bokap gue. Icikiwir...
"Hai cakep, godain kita dong...!
Saat sedang dalam perjalanan, serombongan cewek - cewek yang naik jeep terbuka menggoda - gado gue.
"Abang cakep sih, sayang motornya kagak!"
Lalu terdengar suara tawa centil khas cabe - cabean yang minta gue sleding kepalanya.
Cuih...! nyolot banget ni cewek, bikin gue kezel. Bisa gue pastiin cewek yang menghina dina gue ini tipe - tipe lambe julid, mentang - mentang anak horang kayah. Gue jadi ingin menatar mereka ikut jurik malam di lawang sewu deh. Siapa tahu tawa mereka berhasil mengusir para dedemit yang bersemayam di tempat itu. Dengan syarat itu cabe - cabean menang gertak.
Mobil jeep itu masih berjalan pelan - pelan mendampingi motor tua gue.
"Hus.. hus.. hus... buruan pergi!"
Gue mengayun - ayunkan kaki kanan gue buat ganti tangan kanan yang sedang pegang gas motor. Gue seolah - olah mengusir mereka agar segera menjauh.
Akhirnya jeep itu melesat dengan tawa membahana seluruh penumpangnya.
"Gue doain mobil kalian mogok bwehhh....!"
Gue mencibir.
1 km berikutnya gue melihat mobil jeep itu berhenti di pinggir jalan dengan semua penumpang turun ke tepi jalan. Mobilnya mogok beneran, euy... Gue tertawa terkekeh.
"Sukurin...!"
Gue nyaris menabrak, ketika salah satu cewek rombongan jeep tadi tiba - tiba menghadang gue. Gue langsung ngerem mendadak.
"Slompret, lo mau bunuh gue hah!"
Gue bentak si cewek yang menghadang gue. Ternyata oh ternyata, dia adalah cewek yang tadi mulut julidnya nyinyir menghina - dina gue.
"Maafin gue, Bang! Boleh nggak kita minta tolong Abang buat manggilin teknisi?"
"Lah, Lo - Lo pada kan punya hengpong!"
"Batereinya habis semua bang, tadi dipake buat selfie - selfie di Tawangmangu."
"Minta tolong orang laen aja!" Gue menolak. Gue mesti buru - buru pulang. Sudah sore nih, gue mesti masak untuk bokap gue.
"Abang tuh, cowok cakep tapi nggak gentle. Nolongin cewe aja nggak bisa!"
Gimana gue bisa gentle coba? Gue kan cewek. Sudut bibir gue berkedut - kedut menahan tawa yang nyaris meledak. Gue kudu nabung ini untuk biaya operasi ganti kelamin.
"Okeh! Entar kalau gue ketemu bengkel, gue mampir untuk memberi tahu montirnya supaya kesini!" janji gue. Lalu gue bersiap untuk cabut.
"Gue ikut!" Si julid melangkah mendekati gue dan langsung nangkring di boncengan motor.
"Eeee... ngapain ikut!"
Gue dilanda kepanikan. Apalagi itu cewek sudah mendekap gue dengan erat di jok motor bebek yang sempit ini. Gue sempat ngerasain punggung gue menyentuh bukit kembarnya yang montok. Sumpeh... gue iri. Punya gue kan trepes.
Gue jadi galau. Oplas ganti kelamin atau gedein ***** aja ya? Ada yang mau bantu ngasih masukan? Yak polling dimulai! Haisss... kenapa gue jadi makin ngelantur ya?
Mau nggak mau, gue ngeboncengin itu cewek ke bengkel terdekat yang gue lewati.
"Tuh bengkel, Lo sendiri aja yang ngomong sama montirnya. Trus baliknya minta dianter montir. Gue cabut dulu yaw!"
"Eee... Bang, jangan ninggalin gue dong. Ntar kalau gue gimana - gimana trus gimana?"
Uluh.. uluh... bahasanya beribet amat.
"Ya terserah! Kan lo yang maksa ikut!"
Gue paksa itu cewek turun dari motor gue.
"Abang ih.... nggak gentle!" Itu cewek merajuk.
Ingin gue bilang ke itu cewek kalau merajukknya salah sasaran. Seharusnya dia merajuk sama mas - mas montir yang laki - laki tulen bukan gue yang cowok abal - abal. Gimandose?
"Gue mau pulang, serius ini gue buru - buru. Bokap gue sedang sakit, beib!"
Gue keluarkan jurus rayuan pulau kelapa gue, biar meleleh hati tu cewek.
Tuh beneran kan, wajahnya blushing. Malu dia!
"Entar, Bang! Gue bilang ke montir. Habis ini gue ikut Abang pulang buat bantuin ngerawat bokapnya abang!"
"Lah ngapain bantu gue ngerawat bokap. Gue sendirian juga bisa!"
"Namanya juga usaha, Bang. Biar lolos seleksi jadi calon mantu!"
Si cewek berkedip manjah ke arah gue.
Astaga...!
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Sabaku No Gaara
Makkkk...bayikk datang nih😂
2023-02-20
0
Siti Julaeha Julai
kayanya ceritanya bagus nih
2022-12-28
0
Frida Aulia Zuhdi
oh ini Fiza yang ditaksir mas Lanang yaa... ternyata nemu ceritanya dimari 🤗
2021-02-25
0