The Princess Prisoner

The Princess Prisoner

The Beginning

PROLOG

Tubuhku penuh luka dan tak berdaya di depan semua petinggi Albatraz. Aku lalu menatap nanar pria yang mengenakan baju jirah kebesaran Albatraz yang berdiri di hadapanku tanpa bisa berkata-kata lagi. Ya, dia adalah Nox, Lord of Albatraz. Wajahnya berkali-kali menatapku tanpa belas kasihan.

Kedua orangtuaku dibunuh olehnya karena ayahku terbukti menipu kerajaan Albatraz yang selama ini menjadi sekutu Morrac. Aku hanya bisa pasrah, tapi anehnya, aku selalu terbangun lagi setelah menghadapi kematianku. Di hari yang sama, yaitu dua hari sebelum kematianku. Ya, aku kembali lagi ke masa lalu dan ini sudah kelima kalinya aku mengalaminya!

Entah kenapa selalu seperti ini, padahal aku sudah mencoba mengikhlaskan kematianku. Sampai kapan? Berapa kali lagi aku mengalami kejadian yang bahkan menurutku tidak masuk akal ini. Aku lelah, tidak bolehkah aku beristirahat dengan tenang? Lebih baik mati selamanya daripada hidup seperti ini. Atau lebih baik aku menghindari kematian saja?

Namun, aku tidak tahu bagaimana menghentikannya. Berbagai cara sudah kulakukan sebelumnya. Kabur? Tidak mungkin bisa kabur darinya. Apa aku harus membujuk Sang Lord? Bernegosiasi? Ah, atau merayunya? Tapi sepertinya itu hal yang sulit. Lord Nox yang sangat dingin dan tak punya hati itu sangat susah diajak bicara. Bagaimana ini? Aku harus bagaimana lagi? Aku sudah kehilangan akal.

"Yang Mu-lia, saya... saya ingin mengatakan sesuatu pada Anda!"

Lagi-lagi aku terjebak dalam hukuman mati ini, tapi setidaknya aku berusaha buka mulut walaupun ucapanku itu terbata-bata. Sialnya, pria itu tidak menggubrisku. Saat pedangnya berniat menebas leherku, aku langsung memejamkan mataku, "Saya mencintai Anda, Yang Mulia. Sudah lama saya menyukai Anda!"

Oh, hal gila apa yang kuucapkan barusan?

Anehnya ketika aku kembali membuka mata, aku masih berada di tempat yang sama! Pria yang berdiri di hadapanku itu tiba-tiba mengangkat daguku dengan benda tajam yang digenggamnya.

"Apa yang barusan kau katakan?" Matanya seperti sebuah anak panah yang sedang membidikku.

Ini benar-benar di luar dugaanku. Akhirnya pria itu mengucapkan kalimat yang berbeda setelah berkali-kali membunuhku. Maafkan aku harus berbohong. Walaupun harus menjadi wanita jahat sekalipun, aku akan melakukannya agar bisa hidup dengan tenang!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

🗡тнe вegιnnιng

"Jene! Ayahmu ditahan di Albatraz, kau malah tenang-tenang saja."

Seorang wanita paruh baya yang memiliki rambut abu-abu terang menyerupaiku, mendatangi kamarku pagi ini. Aku yang baru membuka mataku terdiam memandanginya. Kukerjapkan mataku berkali-kali tanpa berkata apa pun. Ini bukan pertama kalinya aku mendapati ibuku berteriak seperti ini karena aku selalu terbangun kembali setelah menemui kematianku. Mungkin tidak ada yang percaya jika aku menceritakannya, tapi ini benar-benar terjadi padaku. Barusan aku menghadapi hukuman mati di hadapan petinggi Albatraz dan dalam sekejap aku kembali ke Morrac, tanah kelahiranku.

Morrac dan Albatraz merupakan dua kerajaan yang jaraknya berdekatan. Tidak ada masalah selama ini sampai akhirnya ayahku, pemimpin Morrac melanggar perjanjiannya dengan pihak Albatraz. Perjanjian apa itu? Morrac dan Albatraz adalah wilayah yang berdiri sendiri, dua belah pihak sepakat akan saling membantu jika terjadi perang atau perebutan sengketa.

Baru-baru ini Albatraz gencar mengambil alih wilayah baru. Namun, ayahku tidak mengirimkan bantuan pasukan sedikit pun saat terjadi perang antar Albatraz dan kerajaan terbesar di dataran Earthcoal, Barbaria. Ayahku takut suatu saat Morrac akan diambil alih juga oleh sekutunya itu. Itulah alasan kenapa Albatraz membuka portal magis di istanaku dan membawa ayahku tanpa perlawanan. Bagaimana tidak? Mereka menyegel istana yang kami tinggal tanpa belas kasihan.

Seluruh rakyat panik karena rajanya ditahan oleh kerajaan tetangga. Lalu bagaimana aku bisa tidak terkejut menghadapi situasi ini? Karena ini adalah kelima kalinya aku terbangun dalam keadaan seperti ini, tepat dua hari sebelum kematianku. Dan terulang lagi. Awalnya aku bingung dan hampir gila, segala cara kulakukan agar ayahku selamat dari Albatraz, tapi semua sia-sia saja.

Albatraz, walaupun wilayahnya tidak seluas Barbaria, dia terkenal akan kekuatan magisnya. Mereka juga menyebutnya tempat tinggal para penyihir. Istananya memiliki tiga tower yang konon katanya dilindungi oleh sihir hitam. Pemimpinnya dikenal dengan sebutan Lord. Tentu saja keturunan Lord dianugrahkan kekuatan khusus. Aku juga tidak tahu pasti, tapi ada yang bilang bahwa seorang Lord bisa membaca masa depan seseorang hanya dengan melihat matanya saja.

Wafatnya Lord Alphaus, Raja Albatraz yang tiba-tiba membuat rakyatnya berduka selama beberapa waktu. Banyak kabar burung yang mengatakan bahwa Nox, putra sulungnya yang sekarang menggantikannya, membunuh ayahnya agar bisa naik tahta dengan cepat.

"Jene? Kau mendengar Ibu?"

Tiba-tiba aku tersentak karena wanita yang mendekatiku tadi menarik lenganku agak kasar. Ya, dia adalah ibuku. Dia pasti bingung kenapa aku bisa setenang ini.

Percayalah Bu, aku tidak bisa setenang ini kalau tidak mengalami kejadian yang sama berkali-kali.

"Aku harus berbuat apa?"

Akhirnya aku membuka mulut. Tidak ada yang bisa kulakukan, ayahku terbukti menipu Albatraz dan memang begitu kenyataannya. Ayahku pun sekarang sudah tertangkap, lalu bagaimana nasib kami? Kami semua akan dihukum mati karena istana ini sudah disegel oleh sihir. Semua orang yang tinggal di sini tidak bisa lari lagi.

"Ibu sudah tahu perang akan terjadi, tapi kenapa Albatraz dan Barbaria bisa berdamai? Jene, mintalah pertolongan pada Pangeran North. Kita tidak mungkin bisa menghadapi Albatraz sendirian."

Sudah kuduga, ibuku akan berbicara seperti itu. Memohon pada North? Dia adalah tunanganku dari Kerajaan Navare yang berada jauh di utara. Itu pun sudah pernah kulakukan. Saat terbangun pertama kali, kupikir pria itu juga akan membantuku. Namun nyatanya dia justru memutuskan hubungan kami begitu saja. Pasti karena dia takut terlibat dengan Penguasa Albatraz, Lord Nox itu.

"Tidak ada yang bisa membantu kita, Bu," kataku dengan wajah datar.

"Kau bahkan belum mencobanya. Sekalian saja kalian menikah dalam waktu dekat ini!"

"Sudah kubilang itu tidak akan terjadi. Mereka tidak mungkin membela musuh Albatraz."

"Ayahmu akan dihukum mati! Kau dengar, kan, ancamannya kemarin?"

"Ya... kita semua akan mati. Ayah yang memilih berbelot."

"Apa kau akan membiarkan ayahmu mati seperti ini?" Ibuku mulai menaikkan nada suaranya.

Andai saja aku terbangun sebelum ayahku melakukan kesalahan fatal itu. Mungkin aku bisa mencegah semua ini terjadi. Aku benci pada diriku sendiri. Aku tidak bisa menolong ayahku, bahkan menyelamatkan hidupku pun aku tak bisa. Lari pun tidak mungkin, apalagi lepas dari Lord Nox.

Tentu saja aku sudah pernah berhadapan dengannya, di saat detik-detik kematianku. Pria yang sepertinya tidak punya belas kasih itu sangat disegani oleh rakyatnya. Entah karena mereka takut atau kagum padanya. Yang jelas dia masih muda, tapi sudah menjadi seorang pemimpin.

Setelah terdiam sejenak aku lalu menggerakkan bibirku lagi, "Tidak ada yang bisa kita lakukan, Bu. Sebentar lagi kita akan dibawa ke Albatraz."

"Apa katamu? Jangan bilang seperti itu. Pikirkan sesuatu, Jene!"

"Tidak ada cara lain selain memohon pada mereka."

"Kau pikir dengan begitu mereka akan memaafkan kita?"

Tentu saja tidak. Aku menjawabnya di dalam hati, kemudian menghela nafas. Aku ingat sekali bahwa hari ini pasukan Albatraz datang untuk menyanderaku dan ibuku. Bersembunyi pun telah kami lakukan sebelumnya, tapi tetap saja tertangkap. Ini merupakan takdir. Berulang kali kucoba untuk mengubahnya, tapi sama sekali tidak ada hasilnya.

Baiklah, aku akan memohon pada mereka," ucapku kemudian.

Sebenarnya aku juga sudah pernah memohon pada pihak Albatraz, tapi tidak ada pengampunan buatku maupun ibuku.

"Bagaimana kau ke sana? Istana sudah di segel dan-"

"Tidak perlu susah-susah, malam ini mereka akan menjemput kita."

"Apa yang kau katakan, Jene?"

"Bersiaplah, Bu. Mereka akan menghukum kita. Sama seperti Ayah."

"Tidak. Jangan katakan lagi."

"Maafkan aku. Aku tidak bisa menjadi putri yang baik. Aku bahkan tidak bisa menyelamatkamu dan Morrac."

"Berhentilah, Jene!"

Ibuku tiba-tiba meletakkan kepalaku di pundaknya dan memelukku dengan erat. Aku tahu ini pelukan terakhir kami. Berulang kali aku menyaksikan Ibu meronta-ronta saat mereka menangkapnya dan kali ini pun aku akan melihat hal yang sama. Tepat setelah matahari terbenam, mereka akan membuka portal di dalam istana ini.

Selang beberapa jam, aku sengaja memakai gaun berwarna putih dan duduk di balkon kamarku. Ini adalah saat-saat terakhir aku melihat perbukitan dari sini. Aku sudah pasrah. Menunggu pasukan Albatraz datang dan menangkapku.

Tebakanku benar. Aku dan ibuku tertangkap dan kami dikurung terpisah di penjara bawah tanah Albatraz. Hanya tinggal menunggu dieksekusi. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi pada Ibuku. Mungkin mereka membunuhnya sebelum aku. Yang kutahu tanpa kusadari sekarang aku sudah hampir tiba di lapangan eksekusi. Kakiku terpincang-pincang menyeret rantai yang melekat di sana. Waktu begitu cepat berlalu.

"Benarkah dia adalah putri Morrac?"

"Sayang sekali gadis secantik dia harus mati."

"Dia bahkan lebih cantik dibandingkan para healer."

Tak sengaja kudengar obrolan mereka yang menyaksikanku dari luar gerbang. Cantik katanya? Sudah lama aku tidak dipuji seperti itu. Tunggu. Tiba-tiba sebuah ide terbesit dalam pikiranku. Ide yang selama ini tidak pernah terpikir olehku dan mengembalikan semangat hidupku lagi.

"Yang Mulia tiba!"

Dari kejauhan aku melihat rambut perak yang hampir sama denganku terkibas angin. Bedanya, rambutnya berwarna sedikit lebih pekat dan berkilau, tentu saja terkesan mewah. Siapa lagi kalau bukan Lord Nox, Raja Albatraz. Pria berjubah hitam itu muncul dari balik gerbang besar dan berjalan mendekatiku. Siang itu, di depan banyak orang aku akan dibunuh atas semua kejahatan yang ayahku lakukan.

Tapi kali ini harusnya berbeda, karena aku, si putri penjahat akan berpura-pura mencintainya.

Terpopuler

Comments

🍇Annoranaura🍇

🍇Annoranaura🍇

baca ulang bbrp kali kangen nox

2023-12-17

0

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

favorit dulu🙏❤

2023-04-06

0

Neng Niehan

Neng Niehan

mampir dulu

2022-05-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!