Magician

Aku teringat wajah Gill yang tampak cemas saat dia meninggalkan tunangannya bersamaku di taman ini. Tadinya dia bersikeras melarangku berbicara empat mata dengan wanita itu. Seperti ada sesuatu yang ditakutkannya. Catia bilang aku harus berhati-hati dengan wanita yang bernama Claran Doranza itu. Kami duduk di balkon taman, tanpa secangkir teh dan kudapan. Ya, aku bukan tuan rumah di sini, faktanya aku hanyalah seorang tahanan.

"Kenapa tiba-tiba Anda ingin bertemu dengan saya?" Setelah membisu beberapa detik, aku pun membukat mulutku.

"Sepertinya Anda betah tinggal di sini, Tuan Putri."

Wanita yang duduk di depanku itu tersenyum manis. Hari ini dengan balutan kain panjang berwarna kuning pucat dia pun tampak bersinar. Tunggu, ucapannya barusan seperti menyindirku, Bagaimana aku menghadapinya? Sepertinya aku harus menyombongkan diri sedikit.

"Ya, aku merasa tidak terkurung di sini, berkat Gill."

Aku sengaja menekankan nama Gill di akhir kata. Dia tampak masih tenang dan ramah padaku. Aku tidak percaya wanita selembut dia ingin melabrakku agar tidak mendekati tunangannya. Itu, kan, maksudnya ingin bertemu denganku? Sepertinya aku harus mencoret namanya dari daftar 'orang yang bisa menolongku'.

"Sepertinya Pangeran Gill dan Anda akrab sekali... Saya iri pada Anda."

Apa-apaan dia?

Dia malah seperti mencurahkan isi hatinya padaku sambil membuat wajah murung. Ekspresinya tampak benar-benar seperti seseorang yang terluka.

"Walaupun aku tunangannya, Yang Mulia tidak pernah bersikap ramah padaku," lanjutnya.

"Benarkah? Dia bahkan sangat baik padaku, aku tidak percaya dia melakukan itu pada Anda."

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku, pura-pura terkejut dengan kata-katanya barusan. Dia lalu tersenyum lagi padaku.

"Gill selalu begitu pada semua wanita, kecuali aku. Aku tidak tahu kenapa dia sebenci itu padaku." Claran mulai berbicara santai.

"Semua wanita?"

"Ya, sudah berkali-kali Pangeran Gill menyewa seorang wanita untuk berpura-pura sebagai kekasihnya, agar aku tidak mendekatinya. Semoga Anda tidak termasuk dari mereka, Putri Jene."

Aku menatap wajahnya yang masih tersenyum ke arahku. Apa maksud perkataannya? Jadi ini bukan pertama kalinya seperti ini? Dia sepertinya bukan wanita yang mudah ditipu. Dia tahu persis bahwa kedekatanku dengan Gill hanya skenario belaka.

Gill. Apa yang sebenarnya pria itu pikirkan? Kenapa dia tidak bilang padaku kalau begini situasinya?

"Aku baru tahu Pangeran adalah orang yang seperti itu... apa mungkin karena pertunangan kalian hanyalah perjodohan yang tidak dia inginkan?" Aku menopang daguku dan berusaha simpati pada wanita itu.

"Dia bilang seperti itu?"

Raut wajahnya langsung berubah. Senyum yang selalu dipasangnya lenyap dalam seketika.

"Ah, tidak. Bukan itu maksudku. Gill hanya sering bilang padaku bahwa hubungan kalian hanya perjodohan yang sia-sia."

Dia terdiam sejenak. Apa aku benar-benar mematahkan hatinya? Astaga, sebenarnya aku tidak bermaksud begini, tapi mau bagaimana lagi.

"Bagaimana ini, apa aku beritahu Gill untuk bersikap lebih baik padamu? Aku pikir bisa membantu," ucapku lagi.

Aku memasang ekspresi khawatir padanya. Dia lalu kembali memamerkan senyum. Sebuah senyum paksa.

"Tidak perlu, aku sudah lama mengenal Pangeran, dia bukan tipe pria yang bisa dibujuk seperti itu."

Kenapa wanita ini bisa sesabar itu padanya? Apa yang sudah dilakukan oleh Gill padanya? Atau mungkin sebenarnya wanita ini menginginkan sesuatu dari pria itu? Posisi? Ah, tentu saja.

"Terima kasih sudah meluangkan waktu untukku. Aku sedikit lega setelah bercerita tentang hal ini." Claran tiba-tiba menyudahi obrolannya.

Aku pun tersenyum, "Saya yang senang sekali bisa berbicara dengan Anda, Lady Doranza."

"Oh, ya, apa Anda tahu beredar rumor tentang Anda, Putri Jene?"

"Rumor?"

"Hampir semua orang di Albatraz tahu mengenai pernyataan cinta Anda pada Yang Mulia Lord. Mereka menyebut Anda seorang penggoda."

Penggoda?

Kali ini aku benar-benar terkejut. Aku tidak tahu seburuk itu citraku di Albatraz. Kenapa bisa tersebar seperti ini? Aku memang pernah menyatakannya, tapi itu kan tidak sungguhan.

"Bagaimana bisa-"

"Entahlah, saya juga baru mengetahuinya. Sebenarnya kata 'penggoda' itu sangat berlebihan, bukan? Mereka tidak tahu yang sebenarnya terjadi, bagaimana jika Putri Jene memang benar-benar tertarik pada Yang Mulia Lord?"

Tunggu, apa dia menyindirku lagi? Aku memandangi wajah sok polosnya itu.

"Ya, kau benar. Aku memang melakukan itu, tapi Lord Nox sepertinya sangat membenciku, jadi..."

"Jadi Anda mendekati Pangeran Gill?"

Wajahnya tiba-tiba menjadi serius. Hei, padahal bukan itu yang ingin kuucapkan. Jadi dari tadi dia ingin memancingku? Aku benar-benar menyesal sudah menganggap remeh wanita ini.

"Saya kira rumor hanya sekedar rumor..." tambah Claran sambil mengangkatsatu alisnya. Sekarang dia yang terlihat seperti sedang berpura-pura.

"Lady Doranza, tidak usah bertele-tele. Maksud kedatanganmu ini, sebenarnya kau ingin menyuruhku menjauhi Gill, kan?"

Dia langsung terdiam melihatku yang tiba-tiba tidak sopan padanya. Tak lama dia menahan tawanya.

Sial. Ayo, tunjukkan dirimu yang sebenarnya. Aku benar-benar tidak suka disindir-sindir seperti ini.

"Apa maksud Anda, Putri? Itu adalah hak Pangeran untuk berteman dengan siapa saja." Claran masih saja mengembangkan senyum di wajahnya.

"Baiklah. Aku akan menjauhinya. Asal kau bisa membantuku keluar dari sini," tawarku dengan wajah mengancam.

"Wah. Tidak ada yang bisa melepaskan magis kecuali pemilik magis itu sendiri, sepertinya Anda tidak tahu, ya?"

Gosh.

Dia berkata jujur atau hanya ingin menakut-nakutiku?

"Baiklah, kalau begitu aku akan tetap mendekati Pangeran Gill. Mumpung bertemu, aku ingin meminta izinmu dulu."

Aku memasang senyum licikku padanya. Pilihannya hanya dua, menolongku atau merelakan Gill. Aku sudah lelah berpura-pura baik padanya. Aku tahu dia juga tidak menyukaiku, sekalian saja. Dia terlihat tidak suka dengan ucapanku barusan. Kalau jadi dia, aku akan menampar wanita yang mengucapkan kalimat seperti yang kukatakan. Menarik sekali, dia terlihat tenang.

"Itu tidak akan terjadi," balasnya kemudian, "sesuai rumor yang beredar, bukankah Anda saat ini sedang mendekati Yang Mulia Lord?"

Aneh. Tatapannya padaku tiba-tiba berubah. Dia menatap seperti ingin memakanku saat itu juga.

"Tetaplah fokus pada Yang Mulia Lord, Putri. Kau sangat mencintainya."

Entah kenapa tiba-tiba cahaya terang muncul di dekatnya dan bergerak ke arahku dengan sangat cepat. Aku langsung mengerjapkan mata. Cahaya kecil yang begitu menyilaukan itu lalu lenyap dalam sekejap.

Apa yang barusan terjadi?

Aku lalu melihat Claran tersenyum seperti biasanya padaku. Apa hanya aku yang tampak kebingungan di sini? Apa yang dilakukannya?

"Tuan Putri, Anda baik-baik saja?" Wajahnya tampak mencemaskanku karena aku terdiam beberapa saat.

"Aku hanya..."

Aku benar-benar seperti orang kebingungan! Aku tidak begitu mendengar apa yang dibicarakan wanita itu selanjutnya.

"Sepertinya Anda kurang istirahat, kalau begitu maafkan saya. Saya akan pergi sekarang."

Claran berdiri dari kursinya dan sedikit menunduk padaku, "Sampai jumpa lagi, Putri Jene."

Aku pun ikut berdiri dan membalas senyumnya. Dia benar-benar melangkahkan kakinya pergi dariku, sedangkan aku terdiam, mengingat berasal dari mana cahaya tadi.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Tunggu, dia tidak marah saat aku jelas-jelas mengatakan ingin merebut tunangannya? Aku merasakan ada yang aneh. Sepertinya aku harus lebih waspada pada wanita itu.

...****************...

Terpopuler

Comments

Ida Blado

Ida Blado

sudah di bilangin jgn menganggap remeh jg

2022-07-26

0

Marianti Lim

Marianti Lim

mati berulang x....tp msh belum bisa menjaga diri

2021-12-02

0

Delima Bayduri

Delima Bayduri

kyknya Jene disihir sma Claran biar cinta sama Nox

2021-04-03

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!