Pagi itu, Manda sudah bersiap pergi ke Moscow, Rusia. Ia akan meninggalkan Amerika dan mulai menetap di sana yang menurut Antony, selamanya. Harapan Manda agar bisa bertemu dengan kedua saudara lelakinya, Konstantin dan Roberto pun semakin besar.
Ia sangat yakin mereka berdua akan membantunya agar bisa terlepas dari Antony karena bagaimanpun Manda masih tak ingin terlibat dalam dunia mafia yang ia anggap sebagai jalan yang salah dan berbahaya bagi kehidupannya.
Pukul 10 pagi, Manda sudah berada di pesawat pribadi tuan Antony dan siap bertolak ke Moscow, Rusia. Perjalanan hampir 13 jam itu membuat Manda cukup sibuk di dalam pesawat untuk menyelesaikan semua tugas dari Antony.
"Can you speak Russian, Manda?" tanya Antony sembari membetulkan posisi jam tangannya.
"да," jawabnya dengan tersenyum.
"Good, aku suka sekretaris yang pintar," ucapnya tanpa melirik Manda sedikitpun dan terlihat fokus dengan jam tangan yang dipakainya.
"Hmm, Rolex?" tanya Manda menebak.
"Omega."
"Good choice." Jawab Manda yang ikut terlihat sibuk dengan laptopnya menuliskan jadwal kerja Antony.
Antony melirik Manda sepintas. Ia yang sudah tahu latar belakang Manda ini sengaja membuatnya agar ikut dengannya ketimbang berakhir di tangan Barbara.
"Apa kau berniat mengunjungi Roberto dan Konstantin?" ucapnya tiba-tiba.
Sontak Manda kaget setengah mati. Ia menelan ludah dan menatap Antony seksama.
"Ba-bagaimana Anda tahu soal mereka berdua," ucap Manda gugup.
"Apa aku terlihat seperti orang bodoh, Manda? Aku tak sembarang merekrut orang tanpa mengetahui seluk beluknya. Aku sudah tahu semua tentangmu. Yang ingin aku tanyakan adalah, apa yang kau tahu tentangku?" tanya Antony yang kini duduk tegap di depannya.
Manda terdiam. Ia yang memang tak mengetahui apapun soal bosnya pun menggelengkan kepalanya.
"Dengar Manda. Kau kini hidup di lingkungan mafia. Kehidupanmu di Rusia nanti akan sangat jauh berbeda dengan kehidupanmu sebelumnya di Amerika. Bisnis yang kau jalankan memang bisnis legal, tapi tak menutup kemungkinan kau akan terlibat dalam bisnis mafiaku, kau paham?" ucap Antony tegas.
Manda mengangguk pelan.
"Memang, apa bisnis mafiamu, Tony?" tanya Manda berhati-hati.
"Untuk sekarang, kau tak perlu tahu. Tapi, kemunculanmu di sampingku sudah memberikan tanda kepada seluruh musuh-musuhku dan para rekan mafiaku bahwa kau terlibat di dalamnya. Jika ada masalah kau tak bisa menelepon polisi begitu saja, kau tak ingin menjebloskanku ke dalam penjara kan, Manda?" ucap Antony sembari menaikkan salah satu alisnya.
Manda menggelengkan kepalanya cepat.
"Good, aku percaya padamu," ucapnya sembari mengeluarkan sebuah ponsel dari balik kantong jas dalamnya.
"Ini ponsel barumu. Ini nomor yang akan kau gunakan ketika kau di Rusia. Jika aku sedang terancam dan butuh bantuan dalam skala besar, cukup kau tekan tombol angka 1 maka bantuan akan segera datang," ucapnya sembari memberikan ponsel itu pada Manda.
"Memang siapa yang akan datang?" tanya Manda bingung sembari mengambil ponsel itu.
"The Shadow," ucapnya kembali duduk tegak dan menggenggam erat kedua telapak tangannya.
"Dan ... siapakah mereka? Apakah ... seperti para bodyguardmu?" tanya Manda menebak.
"Bukan, level mereka lebih tinggi lagi. Seperti pasukan khusus pemerintah yang melindungi anggota dewan penting dalam jajaran mafia tertinggi di kelasnya. Apa kau pernah mendengar tentang ..." ucapan Antony terputus, ia ragu dengan pertanyaannya.
"Tentang apa?"
"Tentang 13 Demon Heads?" tanya Antony penasaran.
Manda diam sejenak, ia seperti pernah mendengar hal itu dan tak lama Manda teringat.
"Oh ya ya, aku ingat. Dulu Adam pernah mengatakan ingin masuk ke dalam jajaran dewan 13 Demon Heads, tapi aku tak tahu itu apa?" jawab Manda lugu.
Tawa Antony meledak.
"Hahahaha, Adam? Katamu Julius Adam ingin masuk ke jajaran anggota dewan? Hahahaha ... jangan bercanda Manda, dia sangat menggelikan," tawa Antony yang malah terdengar seperti meledek mantan suaminya.
Manda terdiam. Entah kenapa melihat Antony tertawa akan hal yang tak bisa di raih Adam membuatnya kesal.
"Memang apa itu 13 Demon Heads? Apakah seperti perkumpulan para pebisnis tertinggi dan terkuat di seluruh dunia? Tak terdengar hebat," ucap Manda cemberut.
Mata Antony melotot tajam dan langsung menggebrak meja. Manda spontan memeluk laptopnya yang masih menyala itu. Ia ketakutan dan gemetaran seketika.
"Jangan remehkan kami, para anggota dewan 13 Demon Heads. Selama ini dunia tenang karena kami memilih diam, tapi jangan salahkan kami jika para polisi pemerintah mulai mengusik, kami pun tak segan akan membombardir markas militer mereka, semua keluarganya dan semua jajaran agensi dibawahnya. Kami sangat suka perang dan kematian, nona Manda. Oleh karena itu, sebaiknya kau jangan asal bicara mulai sekarang terutama dalam menggunakan namaku di luar sana, kau mengerti?" ucap Antony dengan seringainya dan intonasi penuh penekanan.
Manda menelan ludah. Ia tak menyangka jika ucapannya bisa membuat Antony marah. Ia mengangguk ketakutan. Ia tak pernah melihat Antony semengerikan ini, pandangannya saja sudah membuatnya tercekik dan tak bisa bernafas apalagi jika ia nanti harus terlibat di dalamnya.
Manda kini mengetahui posisinya. Ia akan lebih berhati-hati dalam bersikap dan berbicara, karena sekarang ia sudah mulai masuk dalam dunia mafia.
Akhirnya perjalanan panjang itu berakhir juga. Manda tiba Bandar Udara International Demodedovo, Moscow Oblast, Rusia. Antony sudah disambut oleh para bodyguardnya yang terlihat lebih garang ketimbang yang berada di Amerika.
Manda terlihat gugup karena ia hanya perempuan seorang diri. Antony berjabat tangan dengan seorang lelaki yang terlihat seperti akrab dengannya. Ia membisikkan sesuatu padanya. Antony mengangguk paham dan masuk ke mobil yang sudah disiapkan.
Manda masuk ke sebuah mobil yang terpisah dengan Antony. Manda ditemani dengan para bodyguardnya. Antony masuk ke mobil dibarisan depan bersama lelaki yang menyambutnya tadi.
Manda menurut saja, ia tak mau mendapat masalah. Kendaraan Antony dengan iringan konvoi 3 buah mobil itu pun menempuh perjalanan hingga 2 jam lebih untuk sampai di kediamannya.
Mulut Manda menganga lebar. Terlihat sebuah kastil di atas perbukitan yang sangat megah. Manda sampai membuka pintu kaca mobilnya dan melongok keluar.
"Apakah itu rumah Tuan Antony? Mengagumkan!" pekik Manda tak percaya dan kagum dibuatnya.
Mobil konvoi Antony masuk ke sebuah kastil megah seperti yang Manda liat di jalan tadi. Ternyata ada seseorang yang sudah menyambutnya.
Laki-laki yang terlihat lebih muda darinya. Manda berfikir jika dia adalah adik atau anak Antony karena Manda tak tahu apapun mengenai silsilah keluarga dan latar belakang bosnya.
"Hallo, Tony, what's up!" pekiknya sembari menepuk bahunya.
"Eh, laki-laki ini juga memanggilnya Tony. Siapa dia?" batin Manda bingung.
"Hallo, Axton. Kau sudah menunggu lama?" tanya Antony dengan senyum menawannya.
"Oh, bahkan Tuan Antony bersikap baik padanya, dia tak pernah tersenyum dengan siapapun setauku," batin Manda makin penasaran dengan sesosok lelaki tersebut.
"Oh, siapa dia? Kau tak pernah membawa wanita sebelumnya?" tanya Axton bingung dan berjalan mendekati Manda.
Manda terlihat gugup dan mencengkram kuat tas kerjanya. Ia menjaga jarak dengan lelaki bernama Axton tersebut.
"Masih sangat muda, berapa umurmu?" tanya Axton menatapnya dengan penuh maksud dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.
"30 tahun," ucapnya gugup dan sesekali mengalihkan pandangannya ke sembarang tempat asalkan tak bertatapan dengan lelaki bernama Axton tersebut.
"Jangan ganggu dia, Axton. Theresia, kau kenal?" tanya Antony yang masih berdiri di depan pintu kastilnya menatap Axton seksama.
"Theresia? Theresia pebisnis itu? Nenek tua yang menyebalkan dan cerewet itu?" tanya Axton menoleh ke arah Antony.
"Ya, dia anaknya," ucapnya cepat dan tegas.
"What? Oh, bagaimana bisa dia? Wow ... jackpot. Oke, selamat datang nona Theresia," ucapnya sembari meraih tangan Manda yang berkeringat dingin dan mencium punggung tangannya lembut.
Manda diam saja melihat Axton mencium punggung tangannya dan meliriknya tajam.
"Dia berkeringat, apa karena aku terlalu tampan, oleh karena itu kau jadi gugup? Hahaha," ucapnya sambil tertawa.
"Jangan berlagak Axton, sudahlah cepat masuk, udara sudah mulai dingin." Ucap Antony sembari masuk ke dalam kastilnya yang diikuti Axton dan Manda yang berjalan di belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 378 Episodes
Comments
Fina Ina
hummmm, than Tony apa kau sedng merancng sesuatu.
2022-10-17
0
Kang Tri
le.. jason dan jordan masih dlm bentuk cairan berati ini ya😂😂
2021-04-09
2
👑 Divya Lin💣
Nenek cerewet?? dasae axton bocah 🤭🤭
2020-11-17
0