Manda tertidur pulas di gedung yang terbengkalai itu. Tanpa ia sadari, segerombolan orang mendatanginya dan mengelilinginya. Salah satu ketua dari gerombolan orang-orang itu meminta agar Manda dibangunkan paksa.
BYURR! "Hahh ... hah ..." Manda terbangun dan langsung gelagapan karena seseorang menyiramnya dengan segelas air.
Manda kaget setengah mati. Segerombolan wanita yang terlihat garang memakai jaket kulit dengan gaya punk itu menatapnya dengan wajah tengil. Manda ketakutan. Ia memegang erat tasnya. Seluruh tubuhnya gemetaran.
Salah seorang dari mereka menyeret sebuah kursi dan duduk di depan Manda dengan rokok diapit di antara kedua jemarinya. Manda menatap wanita itu seksama dengan perasaan cemas dihatinya.
Mereka berbicara bahasa Inggris.
"What is your name?" tanya wanita itu sembari menghisap rokoknya.
"Ma-Manda," jawabnya tergagap.
"What are you doing here, Manda?" tanyanya lagi yang kini menghembuskan kepulan asap rokok pekat itu tepat diwajahnya.
"Uhuk ... uhukk ..." Manda yang tak suka merokok itu pun langsung batuk.
Sontak semua wanita di sana tertawa melihat ekspresi lugu Manda. Manda mengibas-ngibaskan tangannya agar asap rokok itu pergi dari penciumannya.
GRAB! "Ahh ..." wanita itu memegang kedua pipi Manda kuat hingga bibirnya mengerucut.
"Answer," ucap wanita itu lagi menatapnya tajam.
"Ak-aku diusir suamiku. Aku akan segera pergi." Jawab Manda ketakutan dan langsung memundurkan tubuhnya hingga cengkraman wanita itu terlepas dari kedua pipinya.
Manda berdiri dan bergegas keluar dari tempat itu terburu-buru. Manda memeluk tasnya erat dan berlari sekencang-kencangnya menghindari segerombolan wanita yang tampak menyeramkan itu.
"Boss, kau membiarkannya pergi?" tanya salah satu wanita gangster itu.
"Biarkan saja. Dia terlalu lemah untuk ikut bersama kita," ucap ketua geng itu.
Semua orang mengangguk setuju. Mereka pun masuk ke dalam pintu rahasia dalam gedung itu.
Disisi lain,
Manda berlari ditengah gelapnya malam, ia sampai ngos-ngosan. Manda merasa bahwa segerombolan wanita tadi tak mengejarnya. Manda pun menghentikan langkahnya. Ia mengambil nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia berkeringat banyak karena terus-terusan berlari.
Manda sangat lapar. Ia masih memakai jam tangannya. Ia kembali teringat akan kenangan dengan mantan suaminya dulu, Adam. Jam tangan yang ia pakai adalah pemberiannya saat ulang tahunnya yang ia rayakan bersama kedua orang tua Adam.
Manda kembali sedih bahkan air matanya hampir menetes. Ia tak menyangka Adam begitu jahat padanya. Mengambil semua hartanya bahkan mengusirnya. Manda terus berjalan tanpa arah. Pandangannya kosong tak menentu, tanpa sadar ia menemukan sebuah bar yang buka 24 jam. Manda pun segera mendatangi bar itu.
Bar itu sepi. Hanya ada 2 orang lelaki sedang bermain billiard dan seorang bartender di sana. Manda mengacuhkan 2 orang itu dan berjalan perlahan ke meja bartender.
"Sir, bisakah saya minta chicken burritos?" tanya Manda lirih.
"Yes, wait a minute," jawabnya sembari menyiapkan oven.
Manda lega ia bisa menemukan makan malam sebagai pengganjal perutnya.
Tak lama chicken burritos pun datang. Manda makan dengan lahab bahkan hanya dalam hitungan menit makanan itu langsung habis. Bartender itu sampai melolot melihatnya.
"Kau punya uang kan untuk membayar semua makanan ini?" tanya bartender itu karena Manda langsung memesan 4 sekaligus.
Manda mengangguk cepat. Masih mengunyah makanan dalam mulutnya, Manda membuka tasnya. Ia teringat kata Adam saat mengusirnya, ia memberi segepok uang. Manda terkejut. Ternyata jumlah uang itu hanya senilai 1 juta rupiah saja. Hati Manda kembali sedih, ia bahkan hampir menangis.
2 lelaki yang bermain billiard itupun mendatangi Manda.
"Kami bisa mentraktirmu jika kau mau menemani kami. Kau cukup cantik," ucap salah satu pria yang mulai menggodanya dan menatapnya penuh maksud.
Manda langsung mengambil selembar uang dan memberikannya pada bartender itu.
"Apakah ini cukup?" tanya Manda terlihat panik.
"Yep," jawabnya santai sembari mengambil uang itu.
Manda langsung berdiri dan pergi tergesa dari bar itu. Ternyata 2 orang pemain billiard mengikuti Manda. Manda ketakutan dan mulai melangkahkan kakinya dengan cepat. 2 lelaki itupun dengan cepat mengejar Manda. Manda ketakutan dan iapun berlari sekencang mungkin.
"Wah, kau membuatnya menjadi sulit sayang. Sudahlah ... kau nanti lelah tak bisa memuaskan kami," ucap salah seorang dari mereka yang memiliki brewok dan tato di kedua lengannya.
"Oh my God ... oh my God ..." Manda berlari semakin kencang. Ia ketakutan setengah mati.
Kedua lelaki itu tertawa sambil berlari kencang mengejar Manda dan GRAB! "NOOO! LET ME GO!" teriak Manda sekencang-kencangnya.
Namun, malam sudah sangat larut. Tak ada satu orangpun melintas di sana. Manda ditangkap oleh mereka berdua dan langsung dibungkam mulutnya. Manda ditarik ke sebuah gang gelap dekat bangunan di sana. Manda meronta berusaha melepaskan diri.
"Let me go, bastard!" pekik Manda marah.
PLAKK! "Agh ..." Manda merintih terkena tamparan kuat di pipinya.
Bekas lebam dari Adam belum hilang dan kini harus bertambah lagi dari lelaki yang tak ia kenal. Salah seorang lelaki itu merebut tasnya.
"Kembalikan tasku!" teriak Manda lantang.
"Wow ada uang di sini. Tak banyak tapi bisa untuk membeli minuman." Ucap salah seorang laki-laki sembari mengambil uang dari dalam tas Manda.
Manda marah, ia berusaha merebut kembali tasnya tapi lelaki yang memegangi tangannya malah mendorongnya kuat hingga ia terjatuh, BRUUKKK! "Agh ..."
Salah seorang dari mereka mulai melepas kemeja kotak-kotak dan juga sabuknya. Manda merangkak mundur di gang sempit dan gelap itu. Ia kembali menangis. Ia sadar bahwa ia akan berakhir mengenaskan.
"No ... please ... no ..." tangis Manda menyayat hati.
"Yes ... oh yes baby ..." jawab lelaki itu.
Teman lelaki itu malah tertawa terbahak melihat kelakuan temannya. Ia hanya berdiri menyender pada dinding dan memasukkan uang Manda dalam saku celananya.
"Kau tak ikut?" tanya lelaki yang sudah mengeluarkan miliknya, siap menerkam Manda.
Manda menangis sedih. Ia sudah terpepet pada gang buntu itu. Ia pun berdiri perlahan merayap dengan punggung sebagai senderannya. Manda tak bisa kabur.
"HELP!" teriak Manda sekencang kencangnya.
2 lelaki itu kaget. Seketika lelaki yang sudah setengah telanjang itupun langsung mendatangi Manda dengan langkah cepat dan PLAKK! Ia kembali menampar Manda dan langsung membungkam mulutnya.
"Akan ku robek mulutmu jika kau berani berteriak lagi," ucapnya mengancam.
Manda menangis terisak. Lelaki itu mulai menelanjangi Manda tapi Manda masih berusaha menggagalkan usahanya.
CRAUKK ... "Aagghhh!" lelaki itu menjerit, Manda menggigit tangannya hingga lecet.
Baju atas Manda sudah robek hingga terlihat bra nya. Manda kembali mengatur nafasnya. Ia mencari benda apapun untuk bisa melindungi dirinya.
Saat ia melihat sebuah kotak kayu dan akan mengambilnya, lelaki itu kembali mendatanginya dan mendekapnya kuat dari belakang. Ia mulai mengarahkan miliknya dibalik rok setinggi lutut yang dipakai Manda.
"HELP!" Manda kembali berteriak dan mencoba melepaskan dekapan kuat lelaki itu.
Kembali lelaki itu membungkam mulut Manda rapat. Manda tak bisa berkutik. Kejantanan lelaki itu sudah menyentuh pantatnya, Manda menangis terisak tiba-tiba ... DOR! Semua orang tertegun seketika.
Lelaki yang berusaha memperkosa Manda langsung roboh dengan peluru bersangkar di punggungnya. Manda langsung membalik tubuhnya dan melihat mata lelaki itu terbelalak dan menahan sakit di punggungnya.
Seseorang mendatanginya dan DOR! DOR! DOR! Manda membungkam mulutnya. Ia terkejut dan ketakutan dalam waktu yang bersamaan. Lelaki itu tewas ditembak dengan 4 buah peluru bersangkar di punggungnya. Teman lelaki satunya telah tewas ditusuk perutnya oleh seseorang yang berdiri di ujung lorong itu.
Manda merapatkan pakaiannya. Ia kaget setengah mati ternyata orang yang menembak itu adalah wanita yang ia temui di gedung terbengkalai tadi. Manda menatapnya seksama dengan jantung bedebar kencang.
"Hallo," ucap wanita itu menyapa Manda.
Manda hanya berdiri mematung dan menatap wanita itu seksama tak bisa berkata apa-apa.
"Hmm ... mau ikut denganku? Aku bisa memberikan perlindungan padamu, tapi ada konsekuensinya," ucapnya sembari menyarungkan pistol disamping paha kanannya.
"Aku terima," jawab Manda tanpa pikir panjang.
Wanita itu tersenyum menyeringai dan membalik badannya. Segerombolan wanita yang ada di gedung tadi sudah berdiri di ujung lorong menatap mereka berdua seksama. Manda diam menelan ludah. Ia bingung dengan kondisi ini.
"Berikan ucapan selamat datang, pada anggota baru kita, Manda?" ucap wanita berambut keriting itu sambil merentangkan kedua tangan.
"Wohooo!" sorak sorai terdengar dari ujung lorong.
Wanita itu melirik Manda sekilas dan berjalan melenggang meninggalkannya.
"Follow me," ucapnya santai.
Manda menghembuskan nafas panjang. Ia pun mengikuti wanita itu yang berjanji akan memberikannya perlindungan entah apa yang harus ia lakukan sebagai imbalannya Manda tak mau pikir panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 378 Episodes
Comments
Isna Vania
akhirnya Manda ikut gangster wanita
awal dimulai hidup baru Manda, semoga ada perubahan 😙
2024-11-29
0
Ristya Putri
Aku mampir thor, baru nemu sih ceritanya soalnya nyari yg udah tamat
2022-04-09
1
𝔻𝕖𝕓𝕠 ℝ𝕙𝕒
byk episode😎
2021-10-09
1