Manda masih terbuai dalam mimpinya. Ia teringat akan semua kejadian saat menjalani pernikahan bersama Adam. Lebih banyak penderitaan ketimbang kebahagiaan yang ia rasakan.
Tiba-tiba Manda merasakan tangan seseorang bergerilya di wajahnya. Menyentuh pipinya dan mengitari lekuk bibirnya. Manda pun membuka matanya perlahan, ia kaget seketika. Ternyata Barbara dan beberapa anak buahnya sudah mengerubunginya di dalam kamar. Manda langsung duduk dan terlihat ketakutan.
Mereka berbicara dalam bahasa Inggris.
"Ratu tidur, kau pikir ini rumahmu, huh?! Cepat bangun! Aku benci pemalas!" bentak Barbara kesal setengah mati dengan mata melotot.
Manda pun langsung beranjak dari ranjangnya dan berlari ke kamar mandi. Ia mandi dengan tergesa, saat ia mengguyur badannya di bawah shower, SREEK! Manda kaget seketika dan langsung menutup buah dadanya dari orang yang berusaha mengintipnya. Ternyata itu Monica yang membuka tirai mandi. Ia menatap tubuh Manda dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Manda diam saja dan membalik tubuhnya karena malu dengan tatapan Monica.
"Hmm.. tubuhmu bagus juga. Dengar Manda, Barbara benci pemalas. Jika kau melakukan kebodohan lagi, dia bisa menjadikanmu pelacur dan kami tak bisa menolongmu. Menjadi pelacur adalah derajat paling rendah di perkumpulan kami. Nah, jika kau tak ingin hal itu terjadi, perbaiki sikapmu. Aku menunggumu di luar, cepat!" ucap Monica dengan sorot mata tajam sambil mengunyah permen karet.
Manda mengangguk mengerti. Monica kembali menutup tirainya dan pergi. Jantung Manda berdegup kencang, ia jadi teringat akan Brian yang dijadikan gig**o. Terlihat Brian tertekan dengan kehidupannya sekarang.
Ia tak mau bernasib sama sepertinya. Manda pun segera bergegas menyelesaikan mandinya dan memakai handuk. Ia mendapati Monica dan salah seorang anggota Red Skull duduk di samping ranjangnya menunggunya bersiap.
Monica memberikan kode tentang pakaian yang harus ia kenakan. Manda berkerut kening melihat stelan itu, gaya pakaian itu sangat jauh dari seleranya, tapi Manda tahu ia tak punya kuasa di tempat itu, Manda pun terpaksa menggunakannya.
Sebuah stelan yang terbuat dari kulit sintetis berwarna hitam mengkilat, stoking jaring dan boots tinggi selutut dengan hells runcing pada ujung tumitnya, membuat kaki jenjang Manda terlihat begitu menggoda. Rok mini sepaha dan tank top yang berwarna hitam pula. Sebuah jaket kulit sintetis warna hitam lengan panjang dengan gambar tengkorak merah di bagian punggungnya.
Manda menggerai rambut panjang cokelatnya dan merias wajahnya. Dalam kode etik Red Skull, semua anggota gang wajib merias wajah dan memakai jaket Red Skull. Manda pun sudah bersiap menghadapi hari pertamanya sebagai anggota geng. Mereka pergi dengan mobil ambulance berwarna putih. Manda duduk disamping Monica. Ada sekitar 6 orang di sana termasuk Manda. Semua orang menatap Manda seksama.
"Kita mau kemana?" tanya Manda bingung.
"Work." Jawab Monica sembari mengunyah permen karetnya.
"Lalu ... kenapa naik mobil ambulance?" tanya Manda masih penasaran.
"Kau tak terlihat seperti orang bodoh, Amanda. Well, karena kau anggota baru, akan kami jelaskan sedikit mengenai pekerjaan kami." Ucap salah seorang anggota geng lainnya.
Manda mengangguk dan menyimak dengan serius.
"Ingat nama kami. Aku Nicole, dia Mary, di sebelahnya Julia dan yang di ujung Vina. Yang di sebelahmu itu Monica, dia orang nomor 2 setelah Barbara. Kita ini satu tim, jadi apapun yang terjadi kau harus selalu bersama kami. Kau paham?" terang Nicole.
Manda mengangguk paham, ia pun mengajak bersalaman para teman barunya, tapi mereka malah melihat Manda dengan tatapan aneh. Manda pun menarik kembali tangannya, ia kembali bingung.
"Kita tak berjabat tangan sesama wanita, kita hanya berjabat tangan dengan para lelaki. Semua parter bisnis kita adalah para lelaki, mereka sangat mudah tergoda dengan pesona dan rayuan kita. Kau, yang bertugas untuk merayu. Harus kami akui, kau yang paling cantik diantara kami semua, kau sudah menikah jadi kau lebih paham bagaimana memperlakukan lelaki, benar kan, Manda?" tanya Julia sembari menaikkan salah satu alisnya.
Manda menelan ludah. Ia tak merasa bisa melakukannya melihat Adam, mantan suaminya bahkan bisa berpaling darinya dan lebih memilih wanita lain. Tapi, Manda malah merasa ini sebuah tantangan baru baginya. Keinginannya untuk balas dendam kepada Adam pun membuatnya nekat melakukan hal ini meski terasa berat baginya.
"Aku ... aku tak pernah merayu lelaki lain selain suamiku, aku tak yakin bisa melakukannya." Ucap Manda gugup dengan wajah tertunduk.
Semua wanita terkekeh.
"Sama saja, anggap saja dia mantan suamimu. Aku yakin, tanpa kau merayupun mereka pasti akan jatuh dalam pelukanmu, Manda." Ucap Mary memberikan semangat sembari menyiagakan senjata yang ia sembunyikan dibalik pahanya.
Manda kaget seketika. Pertama kalinya ia melihat pistol dari jarak dekat. Ia menatap pistol Mary tanpa berkedip, Monica mengamatinya.
"Kau tak pernah pegang senjata sebelumnya?" tanya Monica penasaran.
Manda menggelengkan kepalanya. Monica langsung merebut pistol di tangan Mary dan menyerahkannya pada Manda. Ia meminta Manda memegangnya. Tangan Manda bergetar, mulutnya menganga lebar, ia melihat senjata itu dengan mata terbelalak lebar. Semua orang kembali terkekeh melihat ekspresinya.
"Haha.. lihat wajahnya, konyol sekali," ledek Julia.
Vina menepuk lengan Julia dengan senyum tengilnya.
"Hey, apa kau tak ingat dulu kau seperti apa? Kau malah dengan gaya sokmu mengatakan bahwa kau terbiasa dengan senjata, tapi nyatanya saat kau mendengar suara tembakan, kau pingsan seketika, pembual," ledek Vina.
Julia kesal dan menendang kaki Vina. Semua orang tertawa melihatnya. Manda mengatur nafasnya dan menatap pistol itu seksama, ia mencoba menggunakannya dengan meletakkan jarinya pada pelatuk .
Semua orang terkejut dan langsung mengarahkan pistol Manda ke atap mobil ambulance dan DOR! "Aaa!" Manda berteriak karena kaget. Ia tak sengaja menekan pelatuknya hingga peluru itu terlontar menembus atap ambulance.
CIITTT.. Mobil ambulance berhenti seketika. Barbara langsung membuka jendela pembatas yang bisa digeser dan melihat tajam ke belakang.
"Apa yang terjadi? Siapa yang menembak?" tanyanya panik.
Semua orang ikut terkejut juga. Manda terlihat gemetaran dan ketakutan.
"Amm ... Manda tak sengaja melepaskan tembakan, aku lupa belum mengunci pengamannya. Sorry...." ucap Mary meringis merasa bersalah.
Barbara menghembuskan nafas kesal.
"Ceroboh sekali. Ini peringatan Mary. Jangan lakukan lagi, atau kau tahu akibatnya." Ucap Barbara melotot pada Mary tajam.
Mary menelan ludah dan mengangguk pelan. Ia langsung mengambil pistol semi otomatis itu dari tangan Manda dan langsung menyimpannya. Semua orang terdiam, Manda masih shock dengan yang barusan terjadi.
Barbara kembali menutup jendela geser yang terhubung antara bangku pengemudi dengan bagian belakang. Mobil kembali melaju kencang, semua orang menatap Manda jengkel.
"Jika kau melakukan kesalahan itu lagi, Manda, aku tak segan mengirimmu ke rumah pelacuran dan menjadikan uang hasil kerjamu untuk kehidupan mewahku." Ucap Mary dengan wajah bengisnya kesal karena kecerobohan Manda membuatnya dimarahi oleh Barbara.
Manda mengangguk cepat dan diam selama perjalanan. Monica menatapnya seksama entah apa yang dipikirkannya.
---------
ILUSTRASI MONICA, RED SKULL
SOURCE : PINTEREST
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 378 Episodes
Comments
Linda Z
visual Manda mana yah thor?
2021-12-14
1
Avrianesti Setya Nurhidayah
monica pacar eiji
2021-10-15
0
🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라
Ka jangan bilang kalau Monica hmm maaf Lesbian!?
Kok mencurigakan tingkahnya ke Manda
2021-06-08
0