Happy reading.... 🧚
Langit menebarkan banyak bintang disana, menambah kesan indah gemerlap ratusan cahaya yang menghujam bumi, meskipun cahaya yang sampai hanya lah sepercik hujaman layaknya gerimis tipis yang mengisi kegelapan, tak seperti mentari yang terang benderang memenuhi alam.
Senyum merekah terpancar dari mereka yang ikut serta menyaksikan pertunjukan seorang Reza Ferdian Syah, yang sedang mencoba merayu gadisnya dengan sejuta kejutan dan kata-kata manis.
Nampak Rezi pun tak melewati momen penting ini, menatap wajah yang mungkin akan menjadi wajah yang akan mengisi hari-hari seperti yang dialami adik kembarnya itu.
Hatinya masih mencelos, belum ada getaran seperti yang dirasakan Reza. Belum ada kegundahan seperti yang dialami adiknya itu. Hatinya seperti mati rasa, hanya ada rasa tanggung jawab dan rasa kasihan.
Tatapannya terhenti tatkala mendapati Gita yang menarik nafasnya berat. menandakan pemilik nafas itu merasakan sesak. Bukan sesak dalam arti sesungguhnya, melainkan sesak yang terjadi karena kegundahan.
"Seandainya itu aku dan dia... Aku tidak akan bisa untuk tidak langsung memeluknya, Entah apapun yang kamu rasakan, jika harus memilih, aku akan tetap egois untuk tetap memilihmu"
Gita seolah berkata di dalam hatinya, tersenyum kecut tanpa ia sadari ada mata yang sejak tadi memperhatikan raut dan gerak wajah dirinya.
Rezi melangkah tepat disamping Gita, mendekatkan kepalanya ke bahu gadis cantik itu dengan gerakan halus, seranya bibirnya berkata pelan dekat telinga Gita tanpa tersentuh.
"Apa kau mau aku melakukan hal alay seperti itu?" hembusan hangat nafas Rezi terasa dikulit telinga Gita.
Spontan Gita menolehkan wajahnya dan...
cup
Pipinya merasakan sesuatu yang aneh kenyal dan dingin sedang menempel, sesuatu yang baru, Gita terkejut mendapat kenyataan bahwa pipi nya baru saja di cium Rezi. Tepatnya tidak sengaja di cium, karena sejatinya Rezi hanya sesang berbisik.
Tatapan pun tak dapat dielakkan setelah kejadian beberapa detik berlalu, bola mata keduanya membulat bersamaan. Menandakan keterkejutan diantara keduanya. Kini wajah keduanya menjadi blushing.
Saling menunduk kemudian dan ada rasa bersalah pada hati masing masing. Kikuk menyerang keduannya, tanpa disadari Ross dan Mytha yang masih fokus pada Ainun dan Reza.
Apakah aku baru saja menciumya?
Apa aku baru saja memberikan pipiku untuk diciumnya?
Mereka berspekulasi menurut hati masing-masing, merutuki hal spontan yang baru saja terjadi. Rezi bahkan sampai lupa dengan pertanyaanya. dan sudah tidak memperdulikan jawabannya. Ia hanya merasa seperti seorang pencuri, ya.. pencuri pipi seorang gadis.
Gita yang masih kaget tapi tetap merespon pertanyaan Rezi, dengan wajahnya yang bersemu merah.
Aku harus menjawab apa? tidak? tapi aku juga wanita yang sangat suka diberi kejutan romantis. iya? rasanya memalukan sekali menjawab terus terang.
Gita hanya menggarukkan tangannya, menoleh sedikit ke arah Rezi, tapi ternyata pria itu sudah menjauh.
"Ainun Mudrikah Salimah... Maukah kau menjadi kekasih hidupku?"
Suara Reza terdengar tegas tapi lembut dengan mata yang penuh pengharapan menatap Ainun di depannya.
Tangannya mengulur kedepan, terdapat setangkai mawar merah bertengger manis diantara jari jemari Reza.
Ainun yang masih terperangah menatap Reza dengan tatapan tidak percaya. Apakah benar seorang reza mencintainya? setelah begitu banyaknya pertengkaran yang terjadi. aaaahhh... bukankah pertanyaan itu seharusnya untuk dirinya juga?
Ainun masih termangu, kemudian menoleh kebelakang memandangi sahabatnya satu persatu, wajahnya menunjukan ekspresi seperti meminta bantuan atau sekedar bertanya 'aku harus apa?'
Tidak ada jawaban. Hanya ada anggukan anggukan mantap deri ketiganya.
Ainun kembali menatap Reza yang masih tidak melepaskan pandangannya. Entah bagaimana terjadi, kepalanya mengangguk dan tersenyum ke arah Reza. Sungguh, ini pun adalah yang paling ia inginkan. Cintanya berbalas.
Seperti pungguk yang mendapati bulan tepat di depan nya. Reza menarik pinggang Ainun dan membawanya kedalam pelukan hangatnya.
Ainun masih belum bisa mencerna apa yang terjadi, rasa bahagianya melampaui batas, sehingga rasanya ia tak lagi berpijak dan tubuhnya melayang jauh. Bahkan hanya terdiam saat Reza memeluknya erat, tiada membalas pelukan Reza.
Tepuk tangan riuh dan sorak sorai menyertakan adegan romantis Ainun dan Reza. Meski hanya beberapa orang saja, tapi rasanya sudah cukup menyadarkan dua insan yang sedang dimabuk cinta.
Ainun menarik tubuhnya melepaskan nya dari pelukan Reza, keduanya tersipu malu tapi terlihat sangat jelas pancaran kebahagiaan pada wajah keduanya. Reza memberikan Bunga yang belum sempat bersambut tadi, "Ini untukmu," ucapnya penuh penghayatan.
Ainun menerimanya dan menghirupnya dalam. Wangi bunga mawar yang membius, tidak sebanding dengan wangi cinta yang bersemayam dan tercipta dihatinya saat ini.
Tidak ada acara lagi setelah acara romantis tadi, karena Ainun harus segera pulang sebelum lewat jam sembilan. Mereka pun bersiap untuk pulang mengantarkan Ainun.
Ross yang tadi ikut berada dimobil Reza segera putar haluan masuk ke dalam mobil Rezi yang didalamnya sudah ada Gita dan Mytha.
" Wah wah... sepertinya aku harus duduk didepan, " dengan seringai liciknya Ross masuk kedalam mobil bersisian dengan Rezi.
Rezi menatap Gita lewat kaca, tatapan mereka bertemu dan langsung mengalihkan lagi tatapan mereka.
Ross yang merasa menang, hanya cengar cengir dan tersenyum genit pada Rezi, yang hanya membalasnya dengan tatapan dingin.
"kembaran kak Reza jutek banget siiih! tapi gak apa apa, gantengnya tetep sama kok, hihi" celetuk Ros dalam hatinya.
Tak tahu saja ada hati yang terserang panas dan cemburu, tapi segera ia hanya menghiraukannya, pandangnya mengarah ke jendela menatap gedung gedung berlarian.
Ainun dan Reza berjalan dengan bergandengan tangan, rasanya ia ingin selalu seperti ini. Ainun mengusap usap lengannya yang terkena hembusan angin malam, membuat nya sedikit kedinginan. Reza yang menyadari segera berlari ke mobil dan mengambilkan sebuh jaket miliknya.
Reza memakaikan jaketnya pada Ainun, nampak terlihat sangat kebesaran ditubuhnya, ia melipat bagian tangannya supaya terlihat pas.
Ainun yang masih belum mengucapkan sepatah kata pun sudah berada didalam mobil bersama dengan Reza disisinya. Reza mencoba mencairkan kecanggungan diantara mereka dengan bertanya sesuatu yang ringan. Reza yang terbiasa bercanda pun membawa suasana menghangat.
Suara tawa keras Ainun begitu merdu terdengar oleh Reza. Mungkin ini efek samping jatuh cinta, tawanya saja terdengar merdu, bahkan jika itu suara kentutnya pun juga akan terdengar merdu. hahaha. maaf kan author.
"Kamu adalah orang yang sangat spesial bagiku, dan akan terus menjadikan mu spesial pada saat apapun.." ucap Reza seraya tangan kiri nya menggenggam erat tangan kanan Ainun, mengecupnya kemudian. memberikan bekas rasa panas yang merasuk cepat ke dalam hatinya, membuat jantungnya berdebar sangat cepat. Ainun hanya mengangguk tersenyum menyiratkan bahwa ia percaya.
Mobil melaju sedikit cepat, memburu waktu untuk sampai tepat pada waktunya. Ainun sesekali menatap ke arah Reza yang sedang menyetir sambil bercerita apapun yang menurutnya sangat receh, tapi ia suka.
Sebuah motor Ninja hitam melesat membalap mobil yang di bawa Reza, membelokkannya dan berhenti di depanya beberapa meter.
Ciiittttttttt
Reza menginjak rem medadak membuat tubuhnya terhuyung sedikit kedepan. Ainun pun merasakan hal sama, mereka sama-sama terkejut.
Belum habis rasa terkejut diantara keduanya, sebuah ketukan dikaca Reza berhasil menyadarkan Reza.
Reza memperhtikan si pengetuk kaca mobilnya, seorang pria tinggi memakai jaket kulit hitam dan helm yang membungkus kepalanya menutup semua wajahnya.
tuk tuk tuk
kaca mobil diketuk untuk kedua kalinya, Ainun sudah merasa ketakutan, tapi Reza menenangkannya dan memerintahkan untuk tetap dididalam apapun yang terjadi.
"Aku akan keluar, sebentar."
Ainun mencekal tangan Reza dan menggelengkan kepalanya, wajahnya sudah semakin cemas, takut akan terjadi sesuatu padanya.
"Tidak apa apa, aku bisa mengatasinya, kamu tetaplah didalam, jangan keluar oke!" perintah Reza dengan suara lembut menenangkan gadis yang baru saja beberapa menit yang lalu menjadi kekasihnya. Ainun mengangguk, tapi kecemasan hatinya tidak bisa ia hilangkan.
Reza membuka pintu mobilnya, keluar berjalan ke arah pria misterius tadi. Nampak mereka seperti sedang bernegosiasi, atau tepatnya sedang perang mulut. Ainun tidka tahu pasti, ia hanya melihat raut wajah Reza yang memerah menandakan ia sedang tersulut emosi.
Tiba-tiba...
Suuutttt...
Tanpa diduga dan tanpa perlawanan, pria misterius tadi dengan gerakan yang sangat cepat dan tidak bisa ditebak sudah menancapkan sebilah pisau tepat mengenai perut Reza.
Reza yang terkejut hanya bisa menahan sakit dengan tangan yang memegangi perutnya ia tersungkur. Mencoba berdiri dan menahan rasa sakit akibat tusukan tadi tapi tubuhnya dibuat limbung, pandangan matanya memudar menyisakan bayangan bayangan dan jerit tangis dan panggilan histeris yang dia ingat itu adalah Ainun yang diseret paksa dan dimasukkan kedalam mobil Van hitam tepat dibelakang mobilnya.
"REZAAAAAAAA!!"
"Rezaaaaa.... Apa yang kamu lakukan pada Rezaku.... Lepaskan aku!"
"Rezaaaaaaaa!!" teriakan Ainun menggema memenuhi jalanan yang lenggang. bahkan tidak ada satupun kendaraan yangvmelintasi
Tangan pria itu begitu kuat mencengkram lengan Ainun, menarik dan menyeretnya untuk memasuki sebuah mobil.
Ainun berteriak, mengucapkan sumpah serapah dan memukul tangan pria berotot itu. Tapi bukanya terlepas malah tangannya yang terasa sakit akibat menghantam legan keras itu.
Ainun menoleh kearah Reza yang sepertinya sudah mulai tidak sadarkan diri. "Brengsek!! siapa kaliaaaan!" Ainun masih berteriak
"Toooolloooooong...!" Ainun berteriak meminta tolong, tapi jalanan yang sepi tidak akan ada yang mungkin menolongnya.
"Rezaaaaaaaaa"Ainun masih memanggil manggil nama kekasihnya. Berharap ada keajaiban yang bisa membangunkannya dan menolongnya dari cengkraman pria kuat yang menyeretnya.
buuuggghh
Tubuh Ainun terhempas kedalam mobil, pria itu pun masuk kedalam. Ainun ketakutan begitu sangat ketakutan. Apalagi saat pria yang itu membuka helmnya, nampak wajah sangarnya menampilkan codetan di dahinya.
"Rud, turunlah! telepon Rumah sakit segera, dan pastikan pria malang itu mendapatkan perawatan. Dan segeralah pergi." perintahnya pada anak buahnya.
"Baik boss," jawabnya patuh.
"Ini ambillah, bawa motorku!" lanjutnya seraya melempar konci motor ke arah yang dia panggil Rud.
Ainun masih tercengang, mendapati segerombolan penculiknya ini masih perduli pada korbannya, sebenarnya mereka ini siapa?
Ainun yang berusaha membangkitkan keberaniannya, memberontak hendak keluar. Ia memukul menendang secara membabi buta, mendorong pria itu dengn kasar tapi tetap pria itu hanya diam tidak bergerak hanya matanya saja yang menatap tajam.
"Diam!!!" suara pria itu terdengar sangat sarkas, membuat Ainun beringsut ketakutan. Air matanya merembes deras tiada henti.
"Buka pintunya!! Aku mau keluar!"
"Diaaammm" Teriak pria itu membungkam Ainun, kini ia pasrah. Mungkin nanti ia akan mencoba melarikan diri tapi tidak untuk saat ini.
"Cepat jalan!" perintahnya kemudian. Mobil pun melaju kencang.
To be continue....
💮💮💮💮💮
Siapakah orang yang telah menculik Ainun?
Dapatkan jawabannya di up an selanjutnya...
Terima kasih banyak untuk klian semua yang masih setia membaca kisah Ainun dan Reza, semoga terhibur dan sukaaa....
Terima kasih juga untuk vote, like dan rate bintang limanya, selalu tinggalkan jejak juga ya di kolom komentar. semoga kalian tidak pernah bosan yaaa...
Salam bahagia luuuuvvv
Olive Sparkly
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Daratullaila🍒
Hai author aku mampir lagi membawa like, semangat up nya💪
Jangan lupa baca episode baru CIC
Salam dari Calon Istri Ceo☺💖
2020-12-27
0
isniriswana
keren thorrr 👍👍👍💪💪💪
2020-11-28
1
[AIANA]
[11-20] di bab ini escalated-nya cukup cepat. kesalahpahaman diurai satu per satu dengan jelas dan sangat wajar. akhir yang menurutku bahagia. hanya saja terlalu singkat juga. hiks. kasihan mereka berdua. tapi inilah titik awal semua kekhawatiran Ayahnya terhadap keselamatan Ainun akhirnya terbongkar bukan? kenapa beliau over protectif pada Ainun?
[?] pertama adalah bab pesta ulang tahun banyak typonya yg menurutku banyak tertuker antara Reza sama Rezi. sama muncul satu tokoh yg g pernah ada sebelumnya yaitu Rel. ini aneh. apa mungki nama awal sebelum berubah menjadi Reza/Rezi.
kedua adalah bagian di alun2 di narasinya Gita. ada aku bisa memilih aku akan memilihmymu. di monolog ini aku merasa bahwa hati gita seperti seolah2 menyukai Reza daripada Rezi. namun di dalam mobil dia kok cemburu sama Ross. aku trz bingung mau dibawa kemana rasa Gita-Rezi ini.
waaaa semakin seruu
2020-11-22
3