Happy reading....
Sore ini Ainun tengah bersiap untuk pergi ke pesta ulang tahun Nara. Ainun memakai gaun tanpa lengan berwarna pink fanta dengan motif berukat. Rambutnya dibiarkan terurai menampilkan gelombang gelombang kecil exotic.
Terduduk di depan meja riasnya, memulai ritual touch up dengan makeup natural. Bibir tipis bulatnya pun tak luput ia poles dengan warna menawan.
Mengantongi izin dari ayahnya untuk pergi ke pesta sampai malam merupakan suatu berkat untuknya. Karena selama ini Ainun tidak pernah pergi sampai malam, tanpa sang ayah.
Tidak mudah baginya untuk mendapat izin, sampai ide gila muncul. Ainun menyembunyikan kontak mobil sang Ayah. Karena waktu yang mendesak dan semakin petang dan Ross yang sudah mengirim beberapa pesan, akhirnya diperbolehkan pergi, dan pulang tidak lebih dari jam sembilan.
"Mbaak... itu mbak Ross sudah menunggu didepan," Dalia menyeru dari balik pintu.
"Iya.." Ainun yang sudah siap segera bangkit dan berjalan ke luar kamar.
"Ibu dan Ayah kemana dik?" Ainun mencari keberadaan Orang tuanya itu.
"Sedang ke peternakan mbak, "Dalia memberitahu.
"Bilang ayah dan ibu, mbak berangkat yaa, Assalamu'alaikum." Pamit Ainun berjalan keluar menuju mobil yang sudah terparkir di depan.
"Ya mbak... Hati-hati!" Tangan Dalia melambai ke arah kakak sulungnya itu.
"Ayo masuk, nanti kita telat," Perintah Ross yang segera membuka pintu mobil bagian belakang.
Ainun mengekor memasuki mobil bergantian dengan Ross, duduk bersebelahan memangku beberapa kado untuk pemilik acara.
Mobil berjalan santai, sampai Ainun dan Ross yang mengobrol ikut terbawa santai. Sepasang mata sesekali mengintai disebalik kaca, tersenyum puas dengan rencananya yang berjalan mulus. Dia hanya diam mengamati setiap gerakan setiap senyuman dan suara yang menurutnya sangat mengganggu perasaan.
"Kita jemput Mytha dulu ya..." Ainun hanya mengangguk dan berkata "Oke".
Sesampainya dirumah Mytha, Ainun lah yang turun menjemput. "Oke kak, sekarang plan B" seru Ross.
Ross segera mengirim beberapa pesan pada Mytha. Waaahh, ada konspirasi sepertinya, apa yang mereka rencanakan?
Mytha berjalan mendahului Ainun dan segera masuk ke jok belakang,
"Nun, kamu didepan yaa, terlalu sempit jika kita semua di jok belakang".
"Hmm, it's okay." Ainun yang begitu polosnya menuruti perintah Mytha, tidak menyadari ada rencana yang mereka atur untuknya.
bugh
Ainun memasang seatbelt dan duduk dengan tenangnya tanpa menoleh sedikitpun, sosok disampingya hanya tersenyum smirk,
"Sebegitu polos dan cueknya dia, sampai tidak menyadari aku yang jadi sopirnya kini."
Kuda besi zaman modern itu kini telah melaju membelah Jalanan kota kecil ini, menyalip beberapa mobil.
Ainun masih tidak menyadari, hanya fokus pada gadgetnya yang menamoilkan beberapa deretan foto-foto dari laman instagram.
Tidak memperdulikan Ross dan Mytha yang sudah tergabung di bangku belakang, yang hanya memperdengarkan ocehan dan bayolan receh mereka.
Lima belas menit menjadi sopir dadakan, membuatnya bosan dan ingin menyapa Ainun. Tapi urung dilakukannya, membiarkan saja Ainun yang menyadari.
Mobil berhenti melaju, menyadarkan semua penumpang bahwa tujuan mereka telah sampai. Ainun masih santai dan belum menyadari. Akibat terlalu cuek, sampai tidak memperdulikan sekitar.
Tidak memperhatikan apapun yang menurutnya tidak perlu diketahui. yaa... Ainun fikir Ia dan kawan-kawannya sekarang sedang naik taxy online, begitu penuturan Ross dalam pesan chat nya.
Ross dan Mytha sudah keluar terlebih dahulu meninggalkan Ainun yang masih melepaskan seatbelt.
Pintu hendak dibuka seketika tangan Ainun terhenti saat ada tangan lain yang menyentuh pergelangan tangannya, "Reza!" serunya.
"Aku kesal karena kamu baru menyadarinya," ujar Reza menampilkan wajah kesal. pura pura kesal.
"Aku kira kamu... sopir taxy!" Ainun yang masih dilanda kebingungan hanya berkata sesuai perkiraan nya. Ada desiran aneh berhadapan langsung dengan Reza setelah beberapa kali ia mencoba menghindar.
"Hampir setengah jam duduk berdampingan pun kamu masih cuek, keterlaluan!" Reza bersungut
"emm, aku tidak menyadari.. maaf" Ainun hanya tersenyum getir mendapati wajah Reza yang kesal.
"Acara sudah akan dimulai, kita akan terlambat, ayo!" Ajak Ainun yang ingin segera keluar dari mobil.
Lagi lagi tangannya dicekal oleh Reza, "sebentar, hanya sebentar" ucapnya menqtap manik Ainun.
"maksudmu?" ainun terheran. Wajah polosnya menunjukan bahwa Ainun tidak peka pada situasi ini, Ia hanya risih, risih dengan jantungnya yang bertabuh dan siap loncat kapan pun itu. ditambah dengan tatapan Reza yang menyorot dan menusuk hatinya.
"Ayo kita masuk, tidak baik berlama-lama berduaan didalam mobil, nanti kita malah disangka pasangan mesum." Reza melepas tangannya dan membuka pintu mobil.
"Hah?!" mulut Ainun ternganga, matanya membulat sempurna mendengar kata pasangan. Apakah mereka pasangan? otak nya yang malah kotor sekarang. huh!
"Ayo nona, kita akan terlambat" Reza membuka pintu untuk Ainun, mengulurkan tangannya, terlihat Romantis. Membuyarkan Ainun dengan sikap terkejutnya, menyambut hangat uluran tangan reza dengn tanpa sadarnya.
Reza memindahkan posisi tangan Ainun ke lengan atasnya. Ainun masih pasrah. Reza tersenyum penuh kemenangan. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih, berjalan beriringan dengan tangan Ainun yang menggandeng lengan Reza. So sweet.
Langkah Reza nampak sempurna dengan setelan tuxedo dengan dasi kupu-kupu hitam, rambutnya yang terlihat sangat rapi, wangi parfum yang khas dan tentu saja dengan senyum yang merekah bergandengan dengan gadis yang sudah memporak porandakan hatinya.
Ainun masih belum tersadar, seperti tengah terhipnotis oleh perlakuan Reza. Ia memang mendambakan diperlakukan manis oleh seorang pria tampan, terlebih itu Reza. Ainun benar-benar hilang kendali. Sebegitu parahkah efek jatuh cinta?
Semua mata tertuju ke arah dua makhluk berbeda jenis kelamin yang sedang merasakan panah asmara. Terlebih pada tangan Ainu yang menggaet lengan Reza.
Banyak mata memandang betapa serasi keduanya, bahkan tak sedikit pula yang dibuatnya patah hati melihat Sosok tampan idolanya berjalan bergandengan dengan seorang gadis.
Tampak disana sudah ada Rezi yang datang menemani Gita, Ross dan Mytha yang sudah bergambung bersama Rena.
"Kita terlambat, lihatlah mereka memperhatikan kita seperti pengantin yang sedang berjalan dialtar, " Bisik Reza mendekatkan kepalanya.
Ainun hanya terdiam, tidak tahu harus berkata apa, tujuannya hanya satu, segera sampai di kumpulan teman-temannya.
Dan saat Ainun akan melangkah lebih cepat, tangannya seperti terikat sesuatu. Mendapati jemarinya yang sedari tadi bertengger manja dilengan kokoh Reza, menariknya kemudian melepaskannya.
Dengan segera, Reza menyambar jemari Ainun menautkannya dengan jemarinya, merapatkan hingga tidak bisa terlepas.
Ainun hanya tercengang, wajahnya berubah blushing, mendapati Reza yang mendominasi setiap langkahnya kini.
"Le-lepaskan tanganku,!" pinta Ainun dengan suara berbisik lemah.
"Tidak untuk sekarang, biarkan saja" Reza hanya menjawab enteng. Ainun pasrah, mengikuti kemana Langkah Reza.
Gita dan yang lain tersenyum mendapati rencana mereka sukses, meski belum seratus persen.
Ya.. ini semua ide Gita, Mendengar pengakuan Reza waktu itu membuatnya gembira. Sejauh ini bukan tidak ada yang mau atau suka dengan Ainun. Karena sifatnya yang cuek dan cenderung galak inilah, para pria mundur untuk mendekatinya. Berbeda dengan Reza, dia semakin penasaran dibuatnya.
Gita merencanakan penjemputan, sampai sesuatu juga yang sudah dipersiapkannya bersama Rezi, untuk Reza dan Ainun.
Semua undangan berkumpul, melingkari Nara yang sedang berulang tahun, menyalami dan memberikan selamat ulang tahun untuknya.
Reza yang masih tidak mau melepas genggaman tangannya, mendekat pada Nara dan memberikan ucapan selamat.
"Selamat ulang tahun, Reza" ucap Reza seraya bersalaman dengan Nara.
"Tidak, namaku Nara sekarang, memanggil dengan nama itu membuat Ainun menjadi bingung, ya kan Ainun" kilah Nara, dengan mengerlingkan matanya ke arah Ainun.
Nara yang sudah diberi tahu oleh sahabatnya yang lain, Kini ia akan terus menggoda Ainun, dengan menaik turunkan alisnya.
"Selamat ulang tahun ya RENA ZAHIRA, sahabat ku sayang," Ucapan ainun menekankan pada Nama lengkap Nara. melepaskan genggaman Reza dan menyalami Nara dan memeluknya erat.
Ainun berpindah posisi sedikit lebih menjauhi Reza, Reza hanya tersenyum mendapati tingkah malu-malu Ainun. Ia membiarkan Ainun bercengkrama dengan para sahabatnya itu.
Reza menghampiri Rezi dan Vino yang sedang mengobrol disatu meja. Bergabung kemudian ikut mengobrol.
Matanya tidak lepas terus menatap ke arah Ainun yang sedang berkumpul dengan sahabatnya.
Vino, merasa patah hatinya melihat kebersamaan Reza dan Ainun tadi. Ia menjadi sungkan menyapa Reza, ada kekecewaan bergelayut didalam hatinya.
Dia kira Reza tidak akan pernah menyukainya, terlebih dulu mereka sering sekali bertengkar. Tapi sekarang, lihatlah! tatapan matanya pun memperlihatkan begolitu Reza sangat mengagumi Ainun.
"Bang, dicari papa..." Nampak Bian, adik bungsu Vino menyusul.
"Aku kesana dulu ya... " Vino pamit kepada duo kembar di dekatnya.
"oke, " "hem" dua jawaban dengan ekspresi wajah pun berbeda.
Vino berjalan gontai, tidak ada semangat tapi begitupun, hari ini adalah hari spesial adik gadisnya, dia tidak mau merusaknya.
"Gimana menurut lo,?" tanya Reza
"Apanya?" Memang dasar Rezi, tidak peka untuk hal semacam ini.
"Calon adik ipar lo," jawabnya kesal mendengar jawaban Rezi yang malah balik bertanya.
"Oh, dia?" Tunjuknya ke arah Ainun.
"not bad, she's beautifull." lanjutnya datar.
"Gue kaya pernah liat dia, sepertinya dia anak pemilik peternakan domba" ujarnya kemudian.
"Kapan lo ketemu dia?" Reza yang kepo mendekatkan kurainya ke arah Rezi.
"Mungkin sekitar seminggu yang lalu, lo diajak gak mau." seru Reza melirik masam adik kembarnya.
Sekitar seminggu yang lalu, Tadinya duo kembar hendak mengambil domba untuk acara syukuran dan aqiqah di yayasan panti asuhan milik mami mereka. Tapi Reza yang malas tidak mau ikut. Jika saja dia tau akan bertemu Ainun, mungkin dia tidak akan menolaknya.
"Rencana buat gue udah disiapin belom?" telisik Reza penuh harap.
"udah, lo tenang aja.. siapin diri lo aja untuk ditolak, hahahhaa" gelak Rezi.
"iiish, parah lo!" Geram Reza menepak kepala Rezi.
"lo pukul gue lagi, gue batalin rencananya!" ancam Rezi dan berpura pura mengambil ponsel hendak menghubungi seseorang.
"Ck, Gitu aja ngancem, sebel gue" Reza mencebik kesal.
"Jadi gak nih?" ancamnya lagi.
"Iya jadi lah, tega lo!" Reza pasrah.
Bonus Visual duo kembar Pria tamvan... ayooo yang mana Reza dan yang mana Rezi...
To be continue....
🌹🌹🌹
Sebenarnya Rencana apa ya yang sudah disiapkan oleh Rezi...?
mau tau jawabannya, cekidot di up an selanjutnya ya....
Thanks pake bangeet banget banget... buat readers yang masih mantengin cerita Ainun dan Reza.
Dan juga yang udah kasih like rate dan vote untuk novel ini, insya Allah author akan tetap semangat nulis.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dikolom komentar yaa....
Salam bahagia selalu luuuvvvvv
Olive Sparkly
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
@ Ela Sukma Thea*
emmhh
2020-12-17
0
safik🆘𝕱𝖘 ᶯᵗ⃝🐍
ati2 jgn ampe salah.....
2020-12-06
1
𝕸𝖆𝖘𝖎𝖙𝖆𝖍 𝕬𝖟𝖟𝖆𝖍𝖗𝖆
reza dan Rezi ada disitu kok ainun belum tahu ya kak ☺
2020-12-03
1