Happy reading...
"Bye Nun..."
"Bye... hati hati yaa...!"
Semuanya sudah berpamitan untuk pulang, tinggallah Ainun seorang diri yang sedang menunggu jemputan Ayahnya.
Gita tiba tiba berpamitan terlebih dulu, dengan wajah yang tak bisa ditebak dan terlihat tergesa gesa, terlihat cemas. Entah kenapa? Biasanya ia tidak pernah menyembunyikan masalah apapun terlebih terhadap Ainun. Ada apa dengan Gita? apa dia sakit? atau keluarganya ada yang sakit? Entahlah, biasanya ia yang paling antusias mengajak teman yang lain untuk berkumpul di kafe, tapi mendadak ia pulang lebih dulu dengan terburu buru.
Masih teringat kejadian memalukan tadi, seandainya bisa memutar mundur waktu, Ainun pasti akan segera membalas perlakuan jahil Reza. Hatinya masih panas dan kesal, sebab kejadian tersebut.
'Kuharap tidak akan pernah bertemu dengan Pemuda sinting tadi, benar-benar menyebalkan!!' Ainun menggerutu dalam hatinya.
Terlihat bagaimana raut wajahnya saat dikerjai Reza tadi, sangat memalukan!
"Dasaaaaaarrr... cowok saraaaapppp," ingin rasanya berteriak namun umpatan demi umpatan hanya bisa berlalu di dalam hatinya saja.
Rasanya semakin menyebalkan, berbagai macan umpatan juga sudah hendak terlepas dari kerongkongannya. Akan tetapi, masih bisa ia tahan. Mengingat tidak ada yang tahu bagaimana menyebalkannya Reza. Bagaimana ia selalu saja masuk dalam perangkap kejahilannya.
.
Satu jam yang lalu ...
"Emm, kami boleh ikut gabung?" tiba-tiba saja Reza langsung mengambil kursi dan duduk di samping Ainun yang memang dari tadi kosong.
"Boleh kok kak, silahkan!" Ross menyahut antusias.
Mytha yang berada tepat didepan nya pun, semakin senang berhadapan langsung dengan wajah tampan Reza. Cuci mata, pikirnya. Otaknya selalu saja begitu, tidak pernah bisa liat wajah yang bening, seketika tak berkedip.
"Kalian sedang mengerjakan tugas dari siapa?" tanya Reza, tapi ekor matanya mengikuti arah Ainun yang hanya cuek meski berada di sampingnya, tepatnya pura-pura cuek.
"Pak Hermah, kak!" Jawab Ross
"Hmm..." Reza menganggukkan kepalanya.
"Za, aku ke toilet dulu ya, sebentar kok!"
"Hmmm..."
Reza yang ditinggal sendirian bersama para gadis menjadi sedikit canggung, tapi rasa percaya dirinya lebih tinggi. Jadi, dia tetap memasang ekspresi wajah sebiasa mungkin, meski dia sangat tidak enak jiwa dan hatinya berkumpul bersama para gadis ini, cowok sendirian dalam satu meja panjang... jika ada yang lihat, apa kata mereka? Oh my God!
Tiba tiba...
"Guys, aku pulang dulu ya... Mama aku kirim pesan, suruh pulang cepat. Kalian lanjuk saja ya, maaf!"
"Loh, koh begitu... Gak seru ah jadi males deh bahas tugasnya!" Mytha langsung nyeletuk.
Gita yang merasa harus segera pulang hanya bisa memasang wajah memelas.
" Yaaah..., ya sudah, Gita pulang duluan aja, takut nya penting, hati-hati Git" ucap Ainun.
"Aku pergi yaa" sambil melambai lambaikan tangan pada teman temannya Gita berlalu ke parkiran, terlihat adiknya yang ternyata sudah ada di depan kafe sudah menjemputnya.
"Maaf ya lama, " Vino menepuk bahu Reza dan langsung duduk disampingnya.
Suasana di antara mereka sebenarnya sangat hangat, Ross dan Mytha yang blak-blakan dan ramai dengan cekikikan khas keduanya. Ditambah Reza yang terlihat kalem tapi pintar berkelakar.
Reza menggeser pelan kertas kecil tepat didepan Ainun. Sangat pelan dan hati-hati supaya tidak ada yang memperhatikan.
Ekor mata Ainun sejenak melirik kesamping, dilihatnya reza juga tampak melalukan hal yang sama.
'idiiıiih!! ni orang maunya apa sih?'
Matanya dibuat setajam mungkin lebih tajam dari pada silet dan pedang Sayyidina Aly. Lalu ia tarik kembali matanya untuk melihat apa yang ditulis reza, karena Ia belum sempat membacanya tadi.
"Haiii..."
Apa apaan ini!! lantas ia menarik kertas dan sengaja menjatuhkannya.
Tak lama, kertas itu datang lagi, oh bukan! ini baru.
"*In**gat aku*?"
'Jiiaaaahhh, siapa dia harus aku ingat!,' batin ainun. Lagi lagi ia menjatuhkan kertas itu dengan sengaja, tanpa menunjukan ekspresi apapun. Datar.
Sejurus kemudian...
weeekk weeekkk wekkk weeekkk....
Ainun seperti mendengr suara bebek... Iya benar! suara bebek. Tapi dimana? sepertinya dekat!
Ia segera meloncat berdiri diatas kursi dan menjerit sekuat tenaga secara SPONTAN.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakh"
Dengan wajah yang sudah terlihat pucat, Ainun ketakutan.
Melihat ainun yang begitu panik, cepat cepat Reza meng off kan audio ponselnya. Ya.. itu memang kerjaannya. Ada-ada saja Reza, darimana juga dia dapat suara bebek itu?
Sebenarnya bukan hanya telinga ainun yang mendengar, yang lain pun sama. Hanya saja suaranya tidak terlalu jelas, karena ponsel Reza sengaja di dekatkan dengan kursi Ainun, maka gadis berambut ikal inilah mendengar lebih jelas.
Dan benar dugaan Reza, reaksinya sama seperti dulu saat dia dan teman-temannya dulu mengerjainya saat di perkemahan. Reza menyeringai kecil, menarik sudut bibirnya sebelah.
Semua orang menoleh kearah Ainun, "Ada apa nun?"
"Bbe-be-bbebek..!!" Dengan terbata bata ia berusaha menjawab, kepalanya celingak celinguk mencari sesuatu dibawah sana.
"Hhhaaaaah!?" Kompak sekali mereka menjawab.
Vino dengan gerakan antusiasnya segera memeriksa kebawah meja. "Eeeeh.. abang mau ngapain?" Seketika adiknya memekik.
"Memeriksa," Dengan polosnya Vino menjawab.
Hei, disana kan banyak kaki kaki bergelayut, apa-apan sih Vino, bisa-bisanya dia mengintip ke bawah meja. Mau liat kaki-kaki mulus para gadis yaa?
"Iiiihh Abang!!" Adiknya sudah membulatkan matanya dengan tajam ke arah Vino.
"Eh maaf!!" Ia segera merapikan kembali posisi duduknya.
"Hei... masih betah jadi tontonan pengunjung kafe?" seru Reza dengan santainya. "Cepat turun!!"
Ainun yang sedari tadi memaku berdiri diaras kursi tersentak tersadar dan segera turun. Tapi karena gugup kakinya terkilir dan...
bruuuk
Reza yang duduk disebelahnya pun tertimpa, dengan posisi yang sangat tidak menguntungkan bagi keduanya.
Ainun terduduk dipangkuan Reza dan badan yang saling menempel, wajahnya mendarat manja di dada reza dengan tangan segera memegang pinggang reza. Mirip seperti film romantis drakor.
Reza yang terkaget hanya bisa melongo, terlihat keterkejutan diwajahnya. Akibat terlalu kaget, Ainun pun segera mengangkat kepalanya. Dan ...
duuuk
"Aduuuuuh..!!"
Kepalanya tidak sengaja membentur dagu reza yang sedikit menunduk itu. 'Ya ampun, kenapa jadi seperti ini siiih!' batin Ainun kesal.
"Ma-maaf!" Cepat cepat Ainun berdiri dan duduk di tempatnya semula. Seisi meja menjadi speechless. Seisi Kafe bahkan.
"Kamu gak apa apa nun?" tanya Ross khawatir.
"I-iya ga pa pa!" Masih dengan mimik wajah yang sama, dan bertambah rona kemerahannya. Malu.
Keadaan menjadi canggung. Fyuuuuhhh.
"Ekhem," Vino berdehem agar suasana tidak terlalu canggung.
'Ya ampuuun, apa yang kulakukan? semua mata seolah menatapku jadi aneh!' Ainun membatin.
"Dasar cewek semprulll, dikira daguku ini bola kali yaa, main sundul aja!" Reza menggerutu sambil mengusap usap dagunya yang sakit.
"Heii, kan sudah minta maaf, namanya juga nggak sengaja!" sergah Ainun.
"Makanya kalo mau turun tuh liat-liat!" matanya memicing sinis ke arah Ainun
"Iiih, lagian ngapain juga duduk disitu, sengaja ya mau deket-deket aku?" Ainun tak mau kalah, kali ini Ia pasang wajah galaknya.
"Astaga, kau dari dulu tidak pernah berubah. Selalu marah-marah, atau kau sengaja ya, jatuh dipangkuan ku? sampai menyentuhku lagi," balas Reza, tangannya menepuk-nepuk bagian tubuhnya, tepatnya bekas terjatuhnya Ainun tadi.
"Luar biasa ge'ernya, kau... dasar sin-"
"Eeeh.. kok ini malah berantem siih... nanti jadi jodoh loh," Mytha dengan gemasnya memotong kata-kata Ainun.
Gemas karena mereka berdua bersikukuh mempertahankan ego masing masing yang justru lerlihat lucu. Benar-benar seperti tom and jerry. Yang lain, seakan hanya jadi penonton.
"Apaan siih, gila aja aku berjodoh sama dia, amit-amit." Ainun mengetukkan telunjukknya ke meja.
"Cewek seperti dirimu, mana ada yang mau, apalagi aku, ogah!"
Keduanya sama sama menghadap saling membelakangi, seperti anak kecil yang sedang marahan. Vino dan yang lainnya hanya terkekeh melihat tingkah dua manusia penuh ego ini. Sama sekali tidak ada yang mau mengalah.
"Kayaknya cinta lama bersemi kembali nih yaa, setelah beberapa tahun tak jumpa.." Celetuk vino diiringi tawa "hahah"
"whatttt??"
Semua teman Ainun terperanjat.
~ ~ ~ ~ ~
tiiiin tiiiin...
Suara klakson mobil, membuyarkan lamunannya. Segera ia menghambur dan masuk ke dalam mobil itu.
"Kok sendirian, teman temanmu mana?"
"Sudah pada pulang yah, lagian ayah lama banget jemputnya."
"Maaf ya nak, tadi Ibu minta diantar kepasar dulu. Ayo, kita pulang sekalian jemput ibu, mungkin sudah selesai belanjanya."
Ainun hanya menganggukkan kepalanya, hatinya masih badmood.
To be continue...
Terima kasih, sudah mampir untuk membaca karya amatiran Olive, semoga kalian syukak dan jangan lupa like and tinggalkan kritik dan saran dikolom komentar.
luvvvvv🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
ichiko
slow motion ala ala iyekaaan
2020-12-23
0
@ Ela Sukma Thea*
syukaa rezaa gokil juga ya wkwk
2020-12-15
0
𝕸𝖆'𝕶' 𝖈𝖚𝖙𝖊
lanjut baca
semoga selesai maraton malam ini
2020-12-02
1