Happy reading ....
"Iya ayah, wa'alaikum salam," Ainun menutup panggilan telepon nya.
"*C*oba dari tadi Ayah menelpon, pasti aku sudah ikut Ross pulang," Ainun menggrutu kecil.
Hari ini terasa begitu lelah, padatnya jam mata kuliah mengharuskannya pulang petang. Ainun melangkahkan kaki ke depan kampus, berniat memesan taksi online. Tapi...
keriyuuuk keriyuuukk
Ainun memegangi perutnya, laparnya ....
Matanya bergerilya mencari cari persinggahan yang bisa menenangkan cacing di perutnya. Dengan langkah semangat, kakinya ia ayunkan ke arah yang dituju. Langkahnya terhendi di depan sebuah minimarket, ia akan membeli beberapa makanan dan minuman untuk sedikit mengganjal perut keroncongannya.
Gadis berlesung pipi itu, memilih dan memilah makanan yang menjadi seleranya, serta tak lupa pula menyambar sebotol minuman isotonik di rak. Ia berharap bisa menggantikan energi nya yang menipis.
Selesai berbelanja, Ainun menuju Halte yang berada beberapa meter dari sana, ia berjalan sedikit santai dan sesekali melihat sekeliling.
Matanya tertuju pada satu titik dibalik kaca pembatas didalam kafe, merasa tidak yakin Ainun berjalan mendekat dan mencoba mengenali dua orang yang sedang berbincang di dalam sana.
Matanya membulat penuh, kedua tangannya segera menutup mulutnya yang ternganga, tatkala melihat seorang pemuda tengah menggenggam tangan seorang gadis. Dan yang membuat Ainun tercengang, kedua orang dalam pengelihatannya tersebut adalah Gita dan Reza! Tidak salah lagi.
Rasanya, tulang belulang seakan melemas. Bukan tanpa sebab, rasanya akhir-akhir ini Ainun terbuai oleh setiap sikap Reza. Rasa yang berbeda ketika berjumpa, menantikan kabar ketika berjauhan. Bahkan Ainun pun sebenarnya belum bisa mendefinisikan apa yang seberarnya terjadi. Yang dia tau, ada getaran aneh ketika bersamanya, atau sekedar berbalas pesan dengannya.
Tapi ini, kenapa rasanya begitu mengoyakkan hati. Melihat adegan romantis di depan matanya, meski itu hanya genggaman tangan biasa, hatinya seolah menjadi hampa, terjun bebas tanpa pengendali.
Rasa lapar yang menggema di otaknya seakan sirna, para cacing yang meronta minta jatah pun seakan mengerti situasi hati pemiliknya.
Aaakhhh..!! Ainun begitu bodohnya, merasa dihianati oleh orang yang bahkan bukan siapa-siapa baginya. Kenapa otaknya menjadi sebodoh ini sekarang?
Ia merutuki kebodohannya, jika yang dilihatnya itu benar, memangnya kenapa? ada yang salah? tidak kan?! dia tidak punya hak sama sekali, sama sekali!
Ainun berjalan menjauh, terburu buru menundukkan kepalanya. Dan lagi-lagi, berkat keteledorannya kali ini pun dia menabrak seseroang. Huuuft, cerobohnya dia!
Beberapa kotak makanan terjatuh, termasuk plastik belanjaanya juga. Tanpa babibu, Ainun berjongkok memungutinya.
"Maaf, maaf kan saya, saya akan menggantinya," Ainun sibuk memunguti makanan yang terjatuh tadi, tapi penampakannya sudah berantakan dan tidak terselamatkan. "Yaaaah .... "
"Ainun ya?" tanya sosok didepannya yang masih setia berdiri.
Ainun mendongakkan kepalanya dan bangkit setelah melihat siapa sosok itu. "Kak Vino?"
Keterkejutan Ainun berubah menjadi rasa bersalah karena telah menjatuhkan makanan Vino, Ia berniat membelinya lagi. Tapi, Vino menolak, dengan alasan makanan yang dibelinya tadi sudah habis. Ainun jadi semakin bersalah, "Maaf ya kak, aku terlalu ceroboh,"
"Tidak apa apa Nun, nanti dijalan bisa dicari lagi siapa tau ada," Vino berujar.
Ainun terdiam, dia pun bingung akan menggantinya bagaimana. Sedangkan waktu juga sudah mulai petang.
"Sudah mau magrib, kamu belum pulang?" tanya Vino lemudian.
"Belum kak, mobil Ayah mogok di jalan dan aku akan memesan taksi online saja," jawab Ainun
"Bukannya kata adikku kamu tidak pernah bepergian kecuali dengan ayahmu, apa kamu yakin?" Ainun tercengang, kenapa Kak Vino bisa tau, aakh, Reza comeeeel!
Ainun sebenarnya takut, baru kali ini Ayahnya tidak bisa menjemput. Biasanya jika ayah repot atau sakit, om Danang yang menggantikan menjemput, tapi om Danang sedang di luar kota bersama istrinya.
"Tidak apa apa kak, InsyaAllah berani,"
Vino merasa tidak tega meninggalkannya sendirian, di waktu yang sudah mau magrib begini. Meski keadaan masih lumayan ramai, tapi sepertinya Ainun tidak terbiasa.
Vino masuk kedalam mobilnya, kemudian membuka kacanya.
"Ayoo aku antar," Ajak Vino
"Emm, tidak kak, terima kasih aku akan memesan taksi saja," tolak Ainun selembut mungkin agar Vino tidak tersinggung.
"Ayolah sebentar lagi magrib, banyak wewe gombel berkeliaran, sekalian kita cari makanan yang kau tabrak tadi" Vino beralasan, padahal ia tidak tega meninggalkan Ainun sendirian.
Ainun terkesiap, apa katanya tadi wewe gombel? hah?! Bulu kuduknya mendadak berdiri.
Ragu-ragu ainun hendak memajukan badannya, menatap langit yang mulai menggelap. Ia menepiskan rasa takutnya, tapi apalah daya, dasarnya memang penakut untuk hal seperti itu.
Vino membuka pintu dari dalam, "masuklah, tunggu apa lagi."
"Apa tidak merepotkan?" Ainun masih bertahan meski ragu.
"Masih mau menunggu wewe gombel?" Vino mulai menggoda.
Ainun semakin dibuat parno. Bagaimana bisa? Aaakkkh... baiklah aku mengalah, pekiknya dalam hati. Tidak bisa dibayangkan dirinya dikuntit wewe gombel. Mendengar ceritanya saja sudah bikin bergidik.
Ainun masuk kedalam mobil, dan Vino langsung menjalankan mobilnya.
"Rumahmu, dimana?" tanya Vino
"Di desa Cimonde kak,"
"Dekat rumahnya Ross dong ya, "
"Kak Vino tau?" Ainun penasaran.
"Ya, beberapa hari yang lalu, jemput adikku ke sana, desa cimonde juga, apa Ross tetanggamu juga?" Jelas Vino. "heem."
Setengah jam berlalu, dan Adzan magrib sudah berkumandang, menyeru setiap telinga yang mendengarnya untuk tunduk beribadah kepada-Nya.
Vino memarkirkan mobilnya di parkiran masjid yang cukup besar. Ia mengambil paperbag di jok belakang yang berisi sarung dan kopiah.
"Sudah masuk waktu sholat. Ayo, kita sholat magrib dulu!" ajak Vino.
Ainun terdiam, ia malu jika dirinya sedang berhalangan. "Emm, akuu.. sedang tidak sholat kak," ucapnya lirih, suaranya mengecil sehingga hampir tak terdengar.
Tapi untungnya masih di dalam mobil, jadi Vino masih bisa mendengar meski samar-samar. Vino tersenyum melihat Ainun yang nampak malu. "Ya sudah, aku tinggal dulu ya, berani kan?" Ainun menganggukan kepalanya.
Lagi, dan lagi, Vino mengusap puncak rambut Ainun. Membuat wajah pemiliknya jadi seperti kepiting rebus.
*K*ak Vinoo.... apakah dia memang seperti ini pada siapapun? Ah yaa... dia kan kakaknya Reza(Rena Zahira) pasti dia juga sering bersikap seperti itu pada adiknya. Jangan sampai aku ke ge'er an.
Lima belas menit berlalu, tampak Vino sudah keluar dari dalam masjid. Ujung rambut yang terlihat basah menambah kharisma dan ketampanannya. Wajahnya yang terlihat segar, ditambah senyum sumringah terlukis di wajahnya.
Vino kembali melajukan mobilnya, dengan tidak terlalu cepat dan tidak santai juga.
Di perjalanan, hening menyapa, hanya suara radio yang terdengar, memperdengarkan suara seorang penyiar radio yang begitu asyik terdengar.
"Hai sahabat Bolly Radio Gelora FM, dimanapun kalian berada, pastinya bahagia selalu bukan... yaa walaupun lagi gak bahagia bahagia banget seenggaknya masih hidup kan ya.. hahaha acha acha... becanda kaliii... hari ini banyak banget atensi nih, dan kebanyakan dari kaula muda. Kita akan bacakan Random ya sobat bolly, putar putar putar, aduk aduk aduk, hap dapat! Nah kira kira apa ya isi atensinya... oke atensinya datang dari Bagus dengan nomor 08127373xxx, 'kak aku lagi patah hati, request lagu Vaaste *dong,'
Memangnya lagu Vaaste lagu patah hati ya?
Ngomong ngomong patah hati nih ya, banyak peneliti menyatakan bahwa hasil tes nya menunjukkan jika patah hati berlangsung akan terjadi perubahan ritme jantung yang dramatis dan tekanan darah yang mirip dengan serangan jantung. Ketika patah hati sebagian jantung akan membesar untuk sementara waktu gitu nih guys, dan katanya lagi nih, patah hati juga bisa membuat jantung tidak memompa darah dengan baik.
*N*ah loh kebayang kan klo lagi patah hati terus jantungnya berenti mompa darah. jadi jangan coba coba patah hati deh, sini biar abang sambungin lagi biar jantung adek aman, cie illeh...
ya udah deh biar gak banyak yang patah hati, mari kita dengarkan bersama bergoyang bersama dan bernyanyi bersama. diiringi lagu Vaaste dari Dhvani Bhanushali dan Nikhil D'Souza, Check it out*....."
Ainun menyimak semua perkataan yg diutarakan oleh penyiar radio, menyentil sedikit hatinya, seolah dia sedang patah hati. Merasakan setiap alunan musiknya, dan suara merdu penyanyinya membuat Ainun memejamkan mata, menikmati setiap liriknya.
Vaaste jaan bhi du
Main gawah emaan bhi du
kismato ka likha mod du
badle mein main tere
jo khuda khud bhi de
jannate sach kaho chood du
Tumse zaada main na jaanu
tumse khud ko main pehchanu
tumko bas main apna maanu mahiya
Vaaste jaan bhi du
Main gawah emaan bhi du
kismato ka likha mod du
Teri alava koi bhi khawish
nahi hei baaki dil mein
khadam uthau jaha bhi jaau
tujhi se jaau millne
tere liye mere safar
tere bina main jaau khidar
tumse jaada main na jaanu
tumse khud ko main pehchanu
tumko bas main apna manu mahiya
Vaaste jaan bhi du
Main gawah emaan bhi du
kismato ka likha mod du
badle mein main tere
jo khuda khud bhi de
jannate sach kaho chood du
tu hi hai sawera mera
tu hi kinara mera
tu hi hai dariya mera
khuda ka jariya mera
tujhi se hota suru
ye mera kaarvan
tujhi pe jaake khatam
ye mera saara jaha
Vaaste jaan bhi du
Main gawah emaan bhi du
kismato ka likha mod du
🎶Dhvani Bhanushali Feat Nikhil D'Souza
To be continue...
🌹🌹🌹
Terima kasih sudah bersedia membaca kisah Ainun dan kawan kawan, Jangan lupa untuk rate bintang 5, like dan vote seikhlasnya.
Tinggalkan jejak kalian di kolom komentar yaa... kritik dan saran kalian sangat membangun. Support kalian sangat aku butuhkan..!!
luv luv luv luv luv*
Olive Sparkly
❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
@ Ela Sukma Thea*
ishh jadi ikutan nyanyi kan😂😂
2020-12-16
0
R⃟•♀𝕽𝖆𝒚𝒚𝖆𝖓𝒛𝒛⚤
like like like
2020-12-06
1
𝕸𝖆'𝕶' 𝖈𝖚𝖙𝖊
arti vaaste iku bagus loh...
2020-12-05
1