Part 6. Bertemu dia

Happy reading....

Ting!

Sebuah notifikasi, membuyarkan imaginasi pemuda bertubuh atletis itu. Lantas dengan segera, ia raih gawai yang berada tidak jauh dari tempatnya berbaring.

"Za, bagaimana keadaan kamu sekarang? Nun."

Reza mengerutkan dahinya saat membaca pesan yang baru saja masuk. "Nun? Siapa Nun? Nun huruf hijaiyah?" gumamnya pelan. Otaknya masih menerka nerka, mungkin saja teman lama, pikirnya.

"Ya, aku baik baik saja!" Reza membalas pesan tersebut.

Ting!

Tanpa berganti menit, pesannya oun sudah mendapatkan balasan.

"Kata kak Vino kamu sakit, sakit apa Za?"

Reza berpikir keras, mencerna maksud yang baginya sulit diterima akal sehat.

'Kapan aku sakit, bukannya tadi aku dikelas sama Vino!' Gumam Reza

"Aku, nggak sakit kok. Aku baik-baik saja!" balasnya lagi.

Ting!

"Cepat sekali dia membalasnya!" Reza kembali membuka pesan.

"Ooh, ya sudah besok pagi kita bertemu di perpus ya, kita cari buku panduan sekalian ngobrol, kangen juga seharian tidak bertemu wajah jutek kamu, hihi."

"Kangen? wajah jutek? Apakah tampangku terlihat jutek?" Reza menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Siapa Nun? Otaknya masih mencari daftar nama di kepalanya. Pikirannya masih Blank.

Ia kembali membalas pesan itu dengn singkat, "oke, baiklah!" Reza tak sabar ingin segera esok, ia penasaran teman mana yang bernama Nun.

Malam sudah semakin larut, hembusan angin pun sudah mulai terasa lebih dingin. Memaksanya masuk kedalam selimut tebal. Pun matanya yang sudah mulai berat merasakan kantuk.

Terang sudah berganti redup, lampu utama kini sudah berganti lampu tidur. Perlahan tapi pasti, suara semilir angin membawanya terbang ke alam mimpi.

Di tempat lain, seorang pria paruh baya sedang berbicara pada seseorang via telepon.

"Bagus, atur jadwal untuk malam minggu depan. Jangan sampai anak itu kabur lagi. Terus pantau dia, dan kabarkan padaku apapun yang kau lihat. Mengerti!"

"Baik sir."

Sambungan telepon pun terputus, menyisakan keheningan. 'Jangan sampai anak itu kabur lagi, membuat malu saja.'

"Papi..."

"Hmm..." Pria itu menyahut.

"Sudah malam, Bukannya besok pagi Papi ada rapat penting? Ayo, cepat tidur!"

Pria paruh baya itu berjalan ke ranjang, merebahkan badannya dan mulai menutup matanya.

"Papi..." terdengar suara lembut istrinya.

"Hmm..."

"Masih kepikiran?" tanya sang istri.

"Sudahlah, tidak usah dipikirkan lagi anak itu. Biar besok Papi bicara langsung secara empat mata."

"Ayo tidur, tadi kau mengajakku tidur" Sambil memiringkan badannya menghadap istrinya. Perlahan namun pasti, mereka pun terlelap dalam mimpi sambil memeluk satu sama lain.

.

"Re, tadi Abang bertemu kawanmu dikampus." Reza(Rena Zahira) yang tengah menonton film kesukaanya di laptop, menoleh ke arah sumber suara.

"Siapa bang?" Reza menghadap Abangnya yang berdiri di ambang pintu.

"Ainun, dia bertanya tentangmu," jawab Vino sambil mengaduk kopi luwaknya.

"Terus abang jawab apa?" tanya Reza penuh selidik.

"Ya, jawab apa adanya lah!"

"Ooo ... " Reza hanya manggut manggut-manggut. Matanya kembali ke arah laptop.

"Tadi dia minta nomor kontak kamu yang baru juga."

"Terus Abang kasih?" matanya masih tetap fokus ke laptop.

"Enggak,"

"Kok begitu sih, dia kan temen aku bang!" kali ini Reza mengangkat kepalanya dengan mata menyorot tajam kearah sang Abang.

"Aku kasih nomor kontak Reza temenku. Hahaha!" Vino tergelak.

"Bang, mereka kan tidak akur, Bagaimana jika mereka tambah saling membenci?" sungut Reza memasang wajah kesal.

"Semoga saja dengan begitu mereka jadi akur, sebal juga melihat mereka selalu bertengkar setiap bertemu. Aku kerjain aja mereka, hahaha!" gelak tawa Vino semakin terdengar keras, tidak bisa ditahan lagi.

Reza terdiam, tak habis pikir dengan kejahilan abangnya itu. Tapi ada benarnya juga, melihat Ainun yang marah saat mereka di kafe waktu itu, hingga terjadilah adu mulut antara Reza dan Ainun. Ia pun sebenarnya merasa jengah, meja mereka menjadi tontonan pengunjung kafe lainnya saat itu.

.

Pagi ini, Ainun sudah bersiap berangkat ke kampus, sebenarnya jam mata kuliah hari ini masih dua jam lagi. Mengingat semalam dia mengajak Reza untuk menemaninya di perpustakaan, jadi pagi ini, ia pun harus segera berangkat kekampus.

Pak Rido mengantar ketiga anaknya ke sekolah masing-masing. Sekolah Refan dan Dalia bersebelahan, jadi cukup sekali jalan saja mengantarkan keduanya.

"Belajar yang rajin, dan jangan nakal ya anak anak ayah!" ucap pak Ridho sebelum kedua anaknya melangkah masuk.

"Iya yah, kami masuk dulu ya yah," pamit Refan mencium tangan Ayah dan kakaknya, Ainun. Bergantian dengan sang adik, Dalia.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikum salam!" Ainun dan pak Ridho menjawab serempak.

Mobil pun melaju kembali, kali ini tujuannya ke Universitas tempat dimana Ainun menimba ilmu. "Yah, hari ini aku pulang jam dua siang," Ainun memberitahu Ayahnya, sebelum ayahnya bertanya terlebih dahulu.

"Nanti ayah jemput, sekalian pulangnya kita kepetshop." Ainun hanya mengangguk.

Sesampainya di kampus Tujuan Ainun adalah perpustakaan. Ia juga sudah memberitahu pada temannya yang lain untuk berkumpul di perpustakaan.

Ainun merogoh gawainya dari saku celana, kemudian mengirimkan oesan singkat. "Za udah diperpus nih,"

Belum ada jawaban.

Tiga menit kemudian, ting!

"Aku baru sampai, masih diparkiran."

Ainun hanya tersenyum kecil, dan segeran membalas dengan emoticon oke.

Sepuluh menit kemudian, notifikasi pesan masuk terdengar dari ponselnya. Ainun oun segera membuka pesan tersebut.

"Kau pakai baju apa?"

Ainun mengernyit heran, mimik wajahnya menampilkan kebingungan. Ainun memutar kepalanya kesana dan kemari dan memastikan keberadaan Reza. Tidak ada! Ia kembali mengetik pesan.

"Aku dimeja no 11, kemeja maroon."

"Oke, I'm coming!"

Reza mengedarkan pandangannya, menilik nomor meja no 11. Ada gadis yang sedang duduk membelakanginya disana, dengan rambut ikal yang diikat kuda, menampilkan leher jenjang miliknya. Dan dia juga memakai kemeja berwarna maroon. Mungkin gadis itu teman lamanya, makanya dia tidak mengenali sama sekali. Tak menunggu lama, Reza segera menghampiri gadis itu.

"Hallo ... " sapanya dari arah belakang dengan senyum mengembang.

Gadis itu menoleh. Dengan wajah yang sama-sama terkejut, sepersekian detik mereka hanya terdiam, menatap satu sama lain dengan tatapan canggung.

'Tunggu dulu, Nun.. maksudnya Ainun? Astagaa..' gumam Reza dalam hati, Ia baru tersadar.

'Kenapa makhluk aneh itu ada disini, dan apa katanya tadi? Halloo..! apa aku tidak salah dengar, dia menyapaku begitu?'. Ainun nampak keheranan, bukan! Tapi bingung.

Ainun segera tersadar dari sepersekian detik lamunannya, "Kau ... "

"Untuk apa mengajakku bertemu disini?" Reza memotong suara Ainun dengan suara datar, Reza mengerti sekarang, pesan semalam pasti dari Ainun.

"Aku tidak pernah mengajakmu bertemu!" sanggah Ainun dengan wajah yang masih bingung.

Reza menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Ainun. Ainun masih terdiam, memperhatikan tingkah Reza yang menurutnya aneh.

Reza mengeluarkan ponselnya, dan menekan calling pada nomor kontak 'Nun'.

Tak berselang lama ponsel Ainun berdering. Ainun segera melihat panggilannya. 'Reza'. Reza mematikan panggilannya, seketika ponsel Ainun pun mati. Dia menekan calling Kembali. Dan lagi, ponsel ainun berdering kembali. Ainun makin bingung.

Reza membalikkan ponselnya dan memperlihatkan pada Ainun. Reza mematikan panggilannya lagi. Dan ya, ponselnya pun mati. Itu artinya ....

Ainun mengerti, tapi kenapa Nomornya ada di Reza, atau ... dia kan yang menghubungi Reza, seharusnya dia kan menghubungi Reza ... matanya membulat.

"Tunggu dulu ... 'Reza' ... Aku kemarin diberi nomor kontak oleh kak Vino ... oh ya Ampuuun ... kenapa ada dua Reza siiih ....! kak Vino pasti memberiku nomor yang salah! bagaimana ini? " Gumamnya dalam hati.

Reza masih terdiam, tapi manik matanya terus memperhatikan Ainun yang terlihat gusar.

Ainun sekarang terlihat salah tingkah. Ia menggigit bibir bawah miliknya. Seketika pula manik Reza turun kearah bibir tipis Ainun. Seksi. apa? Baru saja dia mengucapkan bibir itu seksi, meskipun dia mengucapkannya dalam hati. oh ayolah Reza. Bukannya bibir itu yang selalu marah-marah jika bertemu denganmu.

"Tolong jangan gigit bibirmu." pinta Reza masih dengan nada datarnya, dia merasa terganggu dengan itu.

Ainun yang sedang salah tingkah pun cepat-cepat mengalihkan pandangannya kesamping. Biasanya jika bertemu dengan Reza, Ia akan menjawab apapun dengan ketus. Tapi sekarang, melihatnya saja sudah aah, tidak tau harus bagaimana.

"Keadaan seperti apa ini? kenapa rasanya kikuk sekali?" batin Reza.

"Eheem, boleh aku bicara?" Reza mulai memecah keheningan dimeja itu.

"Hmm," Ainun menganggukkan kepalanya, tapi wajahnya tetap melihat kesamping. Ia malu. Ya, malu. Kerena Ia yang pertama mengirim pesan pada Reza. Meski nyatanya itu salah kirim, tapi tetap saja ia merasa malu.

To be continue

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian like dan comment yaa... kritik dan saran kalian sangat membangun. Support kalian sangat aku butuhkan...

luv luv luv luv luv*

Olive Sparkly

❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Ami💞4hy🥀

Ami💞4hy🥀

😂😂😂😂😂 Tom Jerry bertemu berdua langsung kikuk

2020-12-16

0

@ Ela Sukma Thea*

@ Ela Sukma Thea*

ngakak hahaha, vino god job mga dgn gini mreka akur

2020-12-16

0

yoemi noor

yoemi noor

bertemu dia ... bertemu aku mau gak? 😅😅😅

2020-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 (Prolog) Salah Naik
2 Tom And Jerry
3 Part. 3 CLBK
4 Part 4. Tentang Gita Happy reading guys.....
5 Part 5. Sewot
6 Part 6. Bertemu dia
7 Part 7. Obrolan singkat
8 Part 8. Makan malam
9 Part 9. Peternakan
10 Part 10. Sarapan bersama
11 Part 11. trik Wewe gombel
12 Part 12. Patah hati?
13 Part 13. Bayangan dirimu...
14 Part 14. Curhat
15 Part 15. menyambut kecewa
16 Part 16. Pertemuan pertama mereka
17 Part 17. Persiapan pesta
18 Part 18. Pesta ulang tahun
19 Part 19. Pesta ulang tahun II
20 Part 20. Menjadikanmu special
21 Part 21. Dia baik baik saja...
22 Part 22. Kekhawatiran yang beralasan
23 Part 23. Mencemaskanmu...
24 Part 24. Menemuinya?
25 Part 25. Siapa aku..
26 Part 26. Memulai pencarian
27 Part 27. Anantha?
28 28. Secercah harapan
29 29. Membalas kelicikan
30 30. Kebenaran yang menyakitkan
31 31. Menjadi pemberani
32 Terjerembab bersama
33 Mengobati luka bersama
34 Mission
35 Mission 2
36 Tentang Dika
37 Mission 3
38 Menemukanmu
39 Bolehkan aku memelukmu?
40 Percakapan penuh keegoisan
41 Pertemuan sengit
42 Percakapan dua insan
43 Marimar versi lokal
44 Trik Ainun
45 S E B LA K Challenge
46 Berdamai dengan masalalu
47 Bertemu camer
48 Yank...
49 Nikmat nya Berjamaah
50 Pulang bersama
51 Bertemu Ibu
52 Pembicaraan singkat
53 Hati Sarah
54 Trauma Dika
55 Luka lama Rekha
56 Berita yang mengejutkan
57 Album lama
58 Berjumpa sahabat
59 Teman kondangan
60 Teman kondangan 2
61 Menanti kehadiran
62 kebenaran yang tak terduga
63 Kita Bersaudara
64 Melukis
65 Pesan Cinta
66 Sebuah kenyataan
67 Obat nyamuk
68 Gara-gara donat
69 Dua Ibu luar biasa
70 Bekas yang menempel
71 Memulai pertemuan
72 Sebuah kebenaran
73 Dilema...
74 Kekhawatiran
75 Mencoba melupakan
76 Masih selalu terkenang
77 Selalu tersimpan rapi
78 Resapan hati terdalam
79 Menyesal?
80 Memoar membawa cinta kembali (TAMAT)
Episodes

Updated 80 Episodes

1
(Prolog) Salah Naik
2
Tom And Jerry
3
Part. 3 CLBK
4
Part 4. Tentang Gita Happy reading guys.....
5
Part 5. Sewot
6
Part 6. Bertemu dia
7
Part 7. Obrolan singkat
8
Part 8. Makan malam
9
Part 9. Peternakan
10
Part 10. Sarapan bersama
11
Part 11. trik Wewe gombel
12
Part 12. Patah hati?
13
Part 13. Bayangan dirimu...
14
Part 14. Curhat
15
Part 15. menyambut kecewa
16
Part 16. Pertemuan pertama mereka
17
Part 17. Persiapan pesta
18
Part 18. Pesta ulang tahun
19
Part 19. Pesta ulang tahun II
20
Part 20. Menjadikanmu special
21
Part 21. Dia baik baik saja...
22
Part 22. Kekhawatiran yang beralasan
23
Part 23. Mencemaskanmu...
24
Part 24. Menemuinya?
25
Part 25. Siapa aku..
26
Part 26. Memulai pencarian
27
Part 27. Anantha?
28
28. Secercah harapan
29
29. Membalas kelicikan
30
30. Kebenaran yang menyakitkan
31
31. Menjadi pemberani
32
Terjerembab bersama
33
Mengobati luka bersama
34
Mission
35
Mission 2
36
Tentang Dika
37
Mission 3
38
Menemukanmu
39
Bolehkan aku memelukmu?
40
Percakapan penuh keegoisan
41
Pertemuan sengit
42
Percakapan dua insan
43
Marimar versi lokal
44
Trik Ainun
45
S E B LA K Challenge
46
Berdamai dengan masalalu
47
Bertemu camer
48
Yank...
49
Nikmat nya Berjamaah
50
Pulang bersama
51
Bertemu Ibu
52
Pembicaraan singkat
53
Hati Sarah
54
Trauma Dika
55
Luka lama Rekha
56
Berita yang mengejutkan
57
Album lama
58
Berjumpa sahabat
59
Teman kondangan
60
Teman kondangan 2
61
Menanti kehadiran
62
kebenaran yang tak terduga
63
Kita Bersaudara
64
Melukis
65
Pesan Cinta
66
Sebuah kenyataan
67
Obat nyamuk
68
Gara-gara donat
69
Dua Ibu luar biasa
70
Bekas yang menempel
71
Memulai pertemuan
72
Sebuah kebenaran
73
Dilema...
74
Kekhawatiran
75
Mencoba melupakan
76
Masih selalu terkenang
77
Selalu tersimpan rapi
78
Resapan hati terdalam
79
Menyesal?
80
Memoar membawa cinta kembali (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!