PSS-19

Kaisar merasa moodnya sangat berantakan.

“Apa aku bersenang-senang saja malam ini?” Kaisar lalu pergi ke bagian kontum di belakang untuk meminta topi, ia berniat pergi ke club malam.

Setelah meminta topi, Kaisar mengirim pesan ke Reno.

To Paman

Paman, aku pulang duluan, aku lelah sekali.

Setelah mengirim pesan ke Reno, Kaisar lalu berjalan ke depan komplek untuk memberhentikan taksi. Di jam seperti ini biasanya masih banyaj taksi lalu lalang.

“Sedang menunggu taksi?” ucap Shaika saat dirinya mendekat ke Kaisar.

Shaika sebenarnya sudah mendengar percakapan antara Kaisar dan Liora dari awal sampai akhir, ketika melihat Kaisar ke depan, Shaika mendatanginya. Shaika merasa dia dan Kiasar senasib. Jadi Shaika ingin mencoba berteman dengan Kaisar.

“Kamu mengenalku?” tanya Kaisar.

“Kamu Kaisar Raka Bramasta kan?”

“Padahal aku sudah memakai topi hitam, ternyata aku masih tetap dikenali,”

“Apa kamu ingin bersenang-senang untuk melupakan mantanmu yang menyebalkan itu? bisa-bisanya dia tanpa malu ingin kembali padamu setelah membuangmu?” ucap Shaika dengan santai.

“Dari mana kamu tau kalau Liora ingin kembali padaku?”

“Aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian dibelakang pohon,” ucap Shaika lagi dengan santai. “Maaf, aku tidak sengaja lewat dan menguping,” Shaika tersenyum dengan polos.

Kaisar memijat kepalanya, ia tidak menyangka ada yang tau apa yang di bicarakan nya dengan Liora.

“Tolong agar itu jangan sampai ketahuan oleh orang lain?” pinta Kaisar dengan sopan.

“Tenang saja, aku bukan tipe orang yang suka ikut campur dengan urusan orang lain, rahasia aman,” jawab Shaika.

Kaisar memandang wajah Shaika dengan tatapan meneliti.

“Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Kaisar penasaran.

“Pernah, dua kali, di pantai dan di restoran hotel,”jawab Shaika lagi.

“Aku ingat sekarang, kamu wanita yang waktu itu kan?” Kaisar berhasil mengingat Shaika. “Nama kamu…” Kaisar mengingat-ingat lagi nama Shaika.

“Shaika Divana Agnes,” sambung Shaika.

“Iya benar, nama kamu Shaika, kamu yang memiliki suara merdu saat menyanyikan?” Kaisar senang bertemu Shaika lagi. “Tapi kenapa kamu bisa berada di sini? kamu tinggal disekitar sini?” tanya Kaisar lagi dengan heran.

“Aku tinggal diseberang lautan,” jawab Shaika asal smabil tersenyum.

“Seberang lautan?” Kaisar mengeryitkan dahinya.

Shaika tertawa kecil melihat Kaisar bingung dengan jawaban yang dia berikan.

“Maksudku aku berasal dari negara yang pernah kamu datangi beberapa hari lalu,” Shaika memperjelas ucapan nya.

“Begitu ya?” Kaisar seakan kesal dengan tawa kecil Shaika yang dia anggap seperti mengejeknya.

“Oh ya Kai, kamu mau kemana?” Shaika mengulangi kembali pertanyaannya tadi.

“Ke club malam, kamu mau ikut?” Kaisar hanya bicara asal.

“Boleh juga, aku juga ingin bersenang-senang,” Shaika senang Kaisar mengajaknya.

“Kenapa kamu setuju? Shaika, kita berdua baru bertemu, kita juga tidak saling kenal, apa kamu tidak takut akan terjadi hal yang aneh-aneh nanti?”

“Kata orang kalau kita sudah dipertemukan dengan seseorang lebih dari tiga kali, itu artinya takdir yang tidak bisa dihindari, siapa tau kita bisa menjadi sahabat?” Shaika dengan tulus mengucapkannya. Ia merasa akan saling memahami dengan Kaisar, terlebih lagi masa lalu mereka hampir sama.

“Biasanya setiap wanita yang dekat denganku pasti akan jatuh cinta padaku, kalau kamu tidak ingin sakit hati karena aku tolak, sebaiknya jangan dekati aku, berteman saja dengan orang lain!”

“Apa kamu segitu percaya dirinya?”

“Tentu saja, karena aku memiliki jutaan pesona yang selalu mempu membuat wanita dengan cepat bertekuk lutut padaku, kamu lihat sendirikan mantanku tadi?”

“Sayangnya itu tidak berlaku untukku, dengar ya tuan tampan yang mempesona, meskipun kamu satu-satunya laki-laki didunia ini, aku lebih memilih hidup sendiri, aku bukan tipe perempuan yang gampang jatuh cinta! jadi kamu tenang saja! hanya ada pertemanan di antara kita!” tegas Shaika dengan nada bicara santai.

Mendengar jawaban Shaika yang diluar dugaannya membuat Kaisar seakan tidak percaya. Kaisar ingin membuktikannya sendiri. Dengan senyum maut yang begitu mempesona, Kaisar mendekatkan wajah tampannya ke wajah Shaika. Kaisar melihat dan dapat merasakan sendiri kalau wajah datar Shaika yang sekarang tengah tersenyum kecil tidak menunjukan ketertarikan padanya. Bahkan Shaika tidak gugup sama sekali saat di tatap dekat oleh Kaisar.

Terpopuler

Comments

@Ani Nur Meilan

@Ani Nur Meilan

semangat kk... lanjut

2020-10-30

0

⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ🦎ᵏᵉʸ

⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ🦎ᵏᵉʸ

perbab nya d banyakin lagi thor....semangat💪💪

2020-10-27

0

⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ🦎ᵏᵉʸ

⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ🦎ᵏᵉʸ

like

2020-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!