Derian menurunkan Karina perlahan demi meladeni suami Karina. Karina yang juga masih terkejut melihat Reno yang tiba-tiba muncul semakin cemas melihat aura kemarahan dari wajah keduanya.
Bugh,, keduanya terlibat baku hantam,saling pukul tak ada yang mau mengalah,Karina hanya menjerit katakutan tapi tak digubris keduanya.Hingga satpam yang berjaga di apartemen itu datang melerai mereka, memisahkan keduanya. Suara ribut mereka membuat orang-orang yang mendengarnya mendekati mereka.
"Br*****k kau, apa yang sudah kau lakukan pada istriku?"seru Reno masih berteriak. Derian tak menjawab teriakan Reno demi menatap Karina yang memohon memberi kode menggelengkan kepala untuk tidak bicara apapun,tak menjawab apapun,banyak orang yang menatap mereka, Derian menatap sekeliling melihat sudah banyak orang berkerumun. Reno mencekal erat pergelangan tangan Karina,menandai menunjukkan kepemilikan. Derian menatap tajam tangan Karina yang dipegang erat itu tak suka,dia juga cemburu,dia benci tak bisa bicara dan melakukan apapun.
Derian menyadari walau dirinya sangat mencintai Karina dia tak bisa melakukan apapun untuk mempertahankan Karina di hadapan suaminya,meski tau keadaan hubungan Karina dengan suaminya tak begitu baik tetap saja mereka memiliki hubungan sah dimata hukum dan agama. Jika dirinya tetap nekat melawan itu malah akan membuat Karina malu dan Derian tak mau hal itu terjadi. Untuk saat ini Derian terpaksa mengalah, tak mau berbuntut panjang dan hanya akan membuat malu Karina , Derian terpaksa merelakan Reno suami Karina membawa Karina pergi. Derian mengumpat kesal,masuk ke gedung apartemennya setelah melihat Karina dibawa pergi suaminya.
"Aaaarg.. br*****k,"teriak Derian membuang semua barang di atas meja kerjanya di apartemennya. Tak berhenti Derian mengumpat kesal dan sumpah serapah keluar dari mulutnya menyesali ada juga hal yang tidak bisa dilakukan meski kekuasaan dan kekuatan yang dimilikinya sangat besar yang juga tak bisa membantunya menyelesaikan masalahnya.
Tak berhenti disitu Derian membuang,
membanting apa saja yang masih terletak rapi di kamarnya itu hingga tak ada barang yang masih utuh di ruang kerjanya.
Sekretaris Noah yang datang atas kabar dari sang sopir berdiri di pintu luar ruang kerja tuannya belum berani mengetuk pintu karena masih mendengar tuannya emosi kembali yang belum bisa dikendalikannya.
Noah hanya menghela nafas,saat dirinya mendengar tuannya mendapat telepon tentang pingsannya Karina,tanpa berpikir panjang, tuannya langsung pergi, padahal saat itu mereka sedang rapat dengan klien penting,Noah yang melihat tuannya sudah seperti orang gila tak banyak bertanya langsung mengendalikan situasi meeting meski sulit meyakinkan klien tapi akhirnya Noah berhasil.
Tuannya benar-benar sangat mencintai Karina,mungkin jika dia harus memilih,
mungkin tuannya akan memilih mati saja daripada ditinggal kekasihnya Karina. Entah mulai kapan tuannya itu begitu terobsesi dan protektif terhadap Karina.
Derian menyalakan batang rokoknya, masih diselimuti emosi amarahnya, luka ditubuhnya karena baku hantam tadi seperti tak berasa karena sangat marahnya dirinya.
Tok tok tok suara ketukan pintu,Noah yang dirasa tuannya sudah mulai tenang memberanikan diri.
"Saya Noah tuan?"seru Noah dari balik pintu ruang kerjanya.
"Masuk!"jawab Derian.
Noah masuk masih merasa ngilu menatap ruang kerja tuannya berantakan tak beraturan bahkan tak ada barang yang tersematkan,hanya pigura foto menggantung di dinding ruangan itu.
"Biarkan saya mengobati luka anda tuan?"pinta Noah lemah. Derian melirik tangannya yang terluka. Noah meletakkan kursi di sebelah Derian berdiri dan Derian mendudukinya. Noah mulai mengobati luka-luka di tubuh majikannya tanpa bicara apapun, keduanya mengheningkan cipta tiada yang bicara, Derian menghela nafas panjang seolah bebannya begitu berat,tapi dicobanya untuk mengontrol emosinya yang semakin sesak di dada.
**
Reno membuka pintu mobilnya tempat Karina duduk. Karina tak banyak bicara dan menurut. Berjalan dulu memasuki pintu rumah masuk ke kamarnya, keadaan dirinya masih terkejut setelah kepergok dirinya bersama Derian di depan mata suaminya, sekarang dirinya pasrah dengan keadaannya apalah beda dirinya dengan suaminya, suaminya lebih baik meski menikah siri tanpa sepengetahuannya, tapi dirinya melakukan hal dosa tanpa ikatan apapun hanya perasaan saling mencintai dan membutuhkan. Reno menyiapkan tempat tidurnya.
"Istirahatlah,kau butuh tidur,badanmu masih belum sehat?"ucap Reno lembut tak membahas masalah tadi seolah tak terjadi apapun. Karina pun menurut juga tak bicara apapun berusaha menjelaskan,dia membaringkan tubuhnya. Reno menarik selimut menutupi tubuh Karina dan meninggalkan Karina di dalam kamarnya.
Karina hanya menatap punggung Reno pilu, dadanya sesak, air matanya mengalir membuat Karina menangis dalam diam di balik selimutnya. Karina ingin berlari memeluk Derian tadi,tapi otak dan pikirannya menghentikan,dia masih tau untuk tak melakukan hal bodoh itu, bagaimanapun mereka salah,Reno tetaplah suami sahnya terlepas dari masalah yang terjadi antara mereka. Karina pun masih sadar diri untuk tak melakukan kebodohan di hadapan banyak orang.
**
Karina mulai menjalani kehidupannya seperti biasa, suaminya terkadang ikut tinggal di rumah itu untuk menjaganya tentu saja mereka tidur di kamar terpisah. Karina tak membicarakan apapun. Berangkat dan pulang kerja dilakukan seperti biasa,bahkan suaminya memaksanya mengantar jemputnya, di tempat kerjapun seperti tak terjadi apapun bahkan kedua rekan kerjanya tak banyak bertanya melihat Karina selalu murung dengan senyum dipaksakan. Seolah menanggung beban yang begitu berat.
Sudah lebih sebulan rutinitas itu dijalaninya juga suaminya yang tak pernah sekalipun memberikan kesempatan untuk sendiri meski mereka tak melakukan apapun selain rutinitas keseharian. Bahkan Reno suka rela tak menuntut istrinya untuk berhubungan intim dengannya demi istrinya agar masih tetap bersamanya tanpa menuntut perceraian.
Waktu Karina dihabiskan hanya melamun di jendela balkon kamarnya.Bahkan urusan makan-makanannya Reno semua yang mengurus dan itu dituruti Karina tanpa banyak bantahan dan bicara. Bahkan pertanyaan Reno dijawab sekedarnya saja seolah tak bersemangat untuk meladeni.
Selama itu pula Karina tak pernah bertemu atau menemui Derian,entah bagaimana kabar Derian sekian minggu tak bertemu dirinya, ponselnya pun tak pernah berdering menerima panggilan dari Derian,Karina pun juga enggan untuk menghubunginya dulu.
Sampai saat makan malamnya bersama suaminya hari itu.
"Aku sedang proses bercerai dengan istriku?" kata Reno kala itu merujuk pada istri ke 2nya. Karina masih diam tak menjawab meneruskan makannya seolah tak mendengar apapun.
"Dan kita akan hidup seperti dulu berdua di rumah ini."ucap Reno lagi. Karina masih tetap diam tak menjawab,diapun juga bingung menjawab apa.
"Kita akan saling berubah dan melupakan masa lalu,kita mulai lagi dari awal,"lanjut Reno lagi.
"Kau tak keberatan kan?"tanya Reno ragu tak melihat reaksi Karina. Karina yang merasa harus menjawab pertanyaan itu meletakkan sendok menghentikan makannya.
"Lalu anakmu?Apa kau berniat untuk menelantarkannya?"tanya Karina menatap Reno yang gugup mendengar pertanyaan Karina yang tak disangkanya.
TBC
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Andi Bujuk
karina..ngga ada otak
2021-04-28
0
Mariani Sitepu
Karina Karina.....
2021-03-25
1