Dering ponselnya di kamar berbunyi berulang-ulang,Karina yang sedang berendam di dalam bath up terpaksa menghentikannya. Dibilas tubuhnya di bawah shower, memakai kimono mandi berjalan menuju dering ponselnya yang berbunyi berulang kali.
"Halo,,"sapanya tanpa melihat siapa yang telepon.
"Aku di depan rumahmu," balas yang di seberang.Karina mengerutkan alisnya, melihat kembali nama penelpon, ditutupnya mulutnya yang terkejut, tertulis nama Derian di ponselnya. Untuk apa dia kesini? ditutupnya kembali ponselnya, berlarian ke depan pintu membukanya.
Pintu terbuka menampilkan sosok Derian dengan wajah dingin dan datarnya, melihat Karina masih berbalut handuk kimono membuat hasratnya muncul,Derian mendorong masuk memegang kedua pipi Karina mengecup, ******* dan melahap bibir dengan kasar,ingatan tentang kemarahan tadi pagi menyeruak membuatnya kehilangan kendali, menerobos masuk lidahnya mengabsen setiap gigi Karina, pintu ditutup dengan kakinya.
Setelah 1 jam, pergulatan panas berakhir,Karina memakai kimono mandinya lagi.Derian membenahi kembali pakaiannya, duduk bersisian di sofa.
"Kenapa datang? Sudah kukatakan jangan datang ke rumah,aku tak mau suamiku tau tentang kita,kau sudah janji,"ucap Karina setelah keduanya diam tanpa ada yang mulai bicara lebih dulu.
"Bagaimana kalau kita menikah siri?"kata Derian tanpa menjawab ucapan Karina, menoleh menghadapnya.Karina balik menatap mata Derian mencari keseriusan lewat sorot matanya.Tak bisa dipungkiri sorot matanya menunjukkan keseriusannya.
"Aku mau ganti baju dulu,"ucap Karina sambil berdiri ke kamarnya, yang tangannya langsung ditarik Derian yang ikut berdiri,tubuh Karina membentur dada bidang Derian.
"Setidaknya tinggallah di apartemenku agar aku tenang,kau tau sejak kemarin aku mencemaskanmu karena ponselmu tak bisa dihubungi,dan pagi tadi kau juga tak mengangkatnya berulang kali," bisik Derian lirih di dekat telinga Karina, terus membenamkan kepala Karina ke dadanya,memeluk erat seolah tak mau dilepaskannya.
"Maaf...aku tak mungkin meninggalkan rumah, walau begitu toh kita masih bisa bertemu untuk janjian ketemu di luar,dan kumohon jangan pernah datang kesini lagi?Aku takut jika saat kau kesini, suamiku ada di rumah," jawab Karina lirih tapi masih bisa didengar Derian.
Aku tau sejak semalam suamimu tak pulang karena aku mengawasi rumahmu lewat orangku,sampai kapan kau akan terus berbohong.Maka dari itu aku nekat datang kemari karena sampai sekarang pun dia tak kembali,batin Derian.
"Kau sangat keras kepala, kenapa kau tak mau menurut untuk permintaanku yang satu ini," ucap Derian akhirnya seraya melepas pelukannya,menangkup kedua pipi Karina mengecup bibirnya sekilas.Karina tersenyum.
"Aku sudah berkali-kali mengatakan aku bisa menuruti semua keinginanmu,tapi jangan pernah memintaku untuk pergi dari rumahku,"ucap Karina tersenyum.
"Baiklah... aku akan kembali ke kantor, jangan sampai ponselmu mati lagi..."ucap Derian sambil membelai rambut Karina lembut, penuh kasih sayang. Dikecupnya lagi bibir Karina sekilas sebelum dirinya benar-benar pergi.
Karina merasa bahagia atas perhatian Derian, semakin besar rasa cintanya kepada lelaki ini, melebihi cintanya pada suaminya dulu sebelum dikhianati.
**
Hari Selasa, setelah kemarin izin sakit dari tempatnya bekerja,Karina tak mungkin izin lagi, setelah cutinya hari jumat kemarin. Karina bekerja di sekolah TK tak jauh dari rumahnya.
Bertahun-tahun pernikahannya dengan suaminya yang tak kunjung mempunyai anak membuatnya mengabdikan diri untuk bekerja di sekolah TK yang merangkap penitipan anak, sekolah yang setelah usai pelajaran bisa menitipkan anak mereka jika orang tuanya tidak bisa menjemput atau kedua orang tuanya bekerja.Di tempat itu tutup setiap sore jam 5 sampai semua anak sudah dijemput orang tua mereka masing-masing.
Sekolah itu cukup elit, terlihat orang tua dari anak-anak itu banyak yang diantar jemput oleh mobil mewah, terkadang hanya seorang sopir keluarga anak itu yang menjemput.
Karena sudah terpercaya untuk menitipkan anak-anak mereka,bahkan mereka bersedia merogoh kocek lebih dalam agar anak mereka bisa terurus di sana.
"Selamat pagi Bu Karin," sapa anak-anak melihat guru kesayangan mereka tiba, banyak dari mereka menyayangi Karina,sebab Karina adalah guru yang baik,sabar dan penyayang, bahkan banyak anak yang menyayangkan saat Karina izin sakit sehari kemarin seperti berhari-hari tidak masuk.
"Bu Karin," sapa Ajeng teman Karina yang menjadi guru dual sekolah itu juga.Karina menoleh ke sumber suara.
"Tolong ada anak baru menangis,kemarin mereka baru pindah kemari, adiknya tak mau ditinggal kakaknya ke kelas?Kami sudah kuwalahan membujuk dengan berbagai cara apapun, sampai-sampai kemarin kakaknya terpaksa tak masuk kelas karena adiknya tak mau ditinggalkan," jelas Ajeng memelas terlihat lelah.
"Dimana anak itu sekarang?" jawab Karina. Ajeng berjalan menuju kelas sebelah kantor tempat anak-anak yang dibawah umur balita yang dititipkan orang tua mereka.
"Itu anaknya Bu, yang menunduk menangis memegang baju kakaknya,"menunjuk seorang gadis kecil yang memegang baju seorang gadis kecil juga yang selisih mungkin 2 tahunan seolah tak mau ditinggal.Karina mendekati gadis kecil itu, menekuk lututnya menyamakan tinggi badan gadis kecil itu.
"Hai adik cantik,,siapa namamu?"sapa Karina.Gadis kecil itu masih terdiam masih enggan menjawab.
"Mau ikut ibu, gimana kalau kita bermain ayunan diluar? Biarkan kakakmu belajar, Ok?" seru Karina tersenyum sambil mengacungkan ibu jarinya. Masih tetap diam tak menjawab.
"Baiklah...kalau begitu biarkan kakakmu saja yang bermain dengan ibu?" bujuknya lagi.
"Oh ya nama ibu Karina,panggil Bu Karin,,oh ya siapa nama kakakmu?" kata Karina berganti memandang kakak gadis kecil itu.
"Angel bu," jawab kakak gadis itu yang bernama Angel.
"Kalau adik kecil ini siapa?" tanya Karina lagi ganti menatap gadis kecil itu.
"Putli..."jawab gadis kecil itu lirih hampir tak terdengar dengan cadelnya.
"Oh putri...putri ternyata cantik ya...seperti tuan putri,"ucap Karina berharap dapat membujuk Putri dengan tersenyum lebar.
"Putri mau bermain dengan ibu,ibu akan menemani Putri bermain dan biarkan kakakmu belajar, Ok..." kata Karina mengedipkan mata terus tersenyum,guru yang lain menatap interaksi antara gadis kecil yang bernama Putri itu, yang dari kemarin sulit untuk dibujuk.
Semuanya bernafas lega saat tangan Putri meraih tangan Karina yang terulur untuk mengajak Putri bermain.Kakaknya Angel tersenyum dan bergegas menuju kelas setelah perjuangan panjang membujuk adiknya untuk melepaskannya.
Karina menggandeng gadis kecil itu ke halaman mencoba bermain ayunan,prosotan dan juga mencoba bermacam mainan lainnya. Putri tertawa-tawa kecil kadang terbahak-bahak saat Karina menceritakan cerita lucu saat sudah mencoba bermacam mainan, mereka duduk di bangku dekat mainan, mengobrol berbagai yang bisa membuat Putri berhenti merasa sendirian.
Karina yang begitu menginginkan seorang anak tentu juga sangat bahagia bisa merasakan langsung menjadi seorang ibu, itulah sebabnya dirinya memilih untuk bekerja menjadi guru TK sekaligus merangkap tempat penitipan anak,siapa tau dirinya akan juga bisa memiliki anak, seandainya suaminya tidak menikah lagi.
TBC
Mohon like dan vote nya,, makasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Rose
mulai faham thor ,tapi chapter 1 sampe 4 masi bingung apalagi cp 1 pengenalan karakter masi amburadul ,bagus cerita nya semangat author
2021-02-18
4