"Aku harus kerja," ucap Karina dalam dekapan Derian.Derian membuka matanya perlahan.
"Aku akan mengantarmu,"katanya bangkit untuk bangun.
"Tidak.Aku akan berangkat sendiri,kau pergilah urus pekerjaanmu sendiri,"sela Karina menahan Derian untuk bangun.Karina bangun, Derian tak menahan lagi.Menatap Karina lekat yang masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tubuhnya.Derian bangun duduk di tepi ranjangnya.Menatap pintu kamar mandi yang tak kunjung buka.Memikirkan dirinya akan berpisah lagi dengan Karina membuatnya frustasi, perasaan bahagia kembali meredup mendengar Karina hendak pergi kerja dan entah kapan lagi akan menginap di apartemennya.Menghembuskan nafas kasar, mengusap wajahnya.
Karina melihat Derian berwajah kusut dan tak semangat, tersenyum mengambil bajunya yang sudah ada di tempat Derian.Derian memang menyiapkan baju untuk Karina selama ada di apartemennya,jadi saat Karina akan ada di apartemennya tak perlu bingung untuk baju ganti.Derian masih berpikir keras, terlihat begitu frustasi,tak menyadari Karina sudah keluar dari kamar mandi mengganti bajunya di walk-in closet.
"Biarkan aku mengantarkanmu pergi, kita tak tau kapan akan bertemu lagi.Pekerjaanku minggu ini sangat padat, mungkin kita akan lama bertemu lagi,"ucap Derian masih belum menyerah pada Karina.
Karina duduk di meja rias memoles make up tipis pada wajahnya.Derian mendekat memegang kedua lengan Karina mengecup bahu Karina mesra.
"Aku masih merindukanmu,"bisik Derian lirih meletakkan kepalanya menelungkup di bahu Karina mengendus pundaknya.Karina menghentikan memoles wajahnya, mengusap rambut Derian lembut.
"Kenapa kau pikir kita tak akan bertemu lagi,aku akan menunggumu sampai pulang kerja,"ucap Karina lembut, melanjutkan menyisir rambutnya.Derian membuka matanya lebar kembali mendongakkan kepalanya menatap bayangan wajah Karina di cermin depannya.Karina tersenyum penuh arti.
"Maksudmu?"tanya Derian masih dengan raut wajah kebingungan.
"Setelah aku selesai bekerja,aku akan pulang kemari,kau...tak ... keberatan kan?"tanya Karina perlahan menggoda Derian.
"Apa maksudmu?Katakan sekali lagi?"tanya Derian memutar tubuh Karina menghadapnya.
"Setelah pulang kerja aku akan kembali lagi kesini.Itupun jika kau mengizinkannya,,"kata Karina masih tersenyum menggoda.
"Benarkah,,kau akan menginap lagi,disini,,bersamaku,,?"tanya Derian antusias masih tak percaya apa yang diucapkan Karina.Karina hanya tersenyum.
"Tentu saja, sejak kapan kau harus minta izin padaku untuk datang kesini,Ah, kemarin aku sudah memberikan kartu kunci apartemenku,kau masih menyimpannya kan?"tanya Derian masih antusias tersenyum bahagia.
"Mandilah,,!akan kusiapkan sarapan untuk kita,"ucap Karina tersenyum lembut.
"Baiklah,"jawab Derian menuju kamar mandi setelah mengecup bibir Karina sekilas.
"Kau yakin mau berangkat sendiri?Tak mau kuantar?"tanya Derian lagi,sudah ke 3x nya Derian bertanya, sambil menggenggam erat jemari tangan Karina.
"Aku tak akan pulang kemari jika kau memaksaku untuk mengantarku.."ucap Karina tegas, membuat Derian diam tak bicara lagi.Dering ponselnya memecah keheningan di dalam lift.
"Ya,,"
"..."
"Kami turun, suruh dia menunggu, sebentar lagi,"jawab Derian, menutup ponselnya.
Bunyi ting, pintu lift terbuka, mereka keluar gedung bersama-sama masih menggenggam erat jemari tangan Karina.Karina hanya menurut mengikuti,menuju taxi yang sudah dipesan sekretaris Derian,Noah.
"Antar ke tempat tujuannya pak!"titah Derian memberikan beberapa lembar uang kepada sopir taksi itu.Derian ganti melihat Karina yang duduk di belakang kursi penumpang.
"Hati-hati.Hubungi aku jika sudah sampai,aku akan pulang secepatnya sore ini dan menyelesaikan semua pekerjaanku,,"kata Derian posesif.
"Baiklah"jawab Karina menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan Derian yang overprotektif,bahkan dirinya menyiapkan taksi sebelum dia memintanya.Karina melambaikan tangannya saat taksi meninggalkan gedung apartemen Derian.
"Kita ke kantor Noah,aku ingin segera menyelesaikan pekerjaanku dan segera pulang ke apartemen,"ucap Derian dengan senyum lebar, hatinya sedang bahagia berbunga-bunga, moodnya benar-benar sedang baik, sambil masuk ke dalam mobilnya yang sudah dibukakan sekretarisnya Noah.
"Ya tuan,"jawab Noah menundukkan kepalanya.
**
Seminggu sudah Karina tak pulang ke rumah, pulang pergi dari apartemen Derian, trauma pelecehan suaminya masih membuatnya tubuhnya bergetar ketakutan jika mengingatnya.Derian juga tak banyak bertanya kenapa dirinya tak pulang ke rumahnya,Karina juga tak pernah bercerita, bahkan Derian memenuhi permintaan Karina untuk tidak menyentuhnya sementara ini,hanya menginap tidur dan memeluknya sampai pagi.Derian tak mempermasalahkannya, apapun akan dilakukan agar Karina tetap mau bersamanya, menginap di tempatnya, bersama di sisinya, menemaninya,mood Derian setiap hari membaik mengingat setiap dia pulang ada yang sedang menunggunya. Sebenarnya Derian penasaran apa yang terjadi pada Karina hingga Karina berubah datang sendiri ke apartemennya menginap tanpa dia minta.Derian bisa saja menyuruh seseorang menyelidiki yang sedang dialami Karina,tapi Derian menunggu untuk Karina bercerita sendiri.
Di tempat kerja Karina, kesibukan para guru yang mengajar dan para pekerja yang mengurus anak yang dititipkan membuat Karina juga sibuk.
"Bu Karin!"seru salah seorang rekan kerjanya melambai padanya.
"Ya bu Ajeng?"tanya Karina mendekat yang ternyata bu Ajeng rekan sesama guru.
"Ada yang nyari?Tuh,,,di depan, katanya suami bu Karin,cakep ya?"gurau bu Ajeng senyum-senyum.
"Su..ami?"jawab Karina gugup. Ada apa dia kemari?batin Karina.
"Dia nunggu di bangku depan Bu?"kata bu Ajeng lagi.Karina mengangguk berjalan melangkah mendekati orang yang dimaksud,Reno suaminya.
Suara keheningan anak-anak bermain tak jauh dari tempat mereka duduk lumayan jauh, Karina masih ragu mendekati Reno,rasa gugupnya masih terlihat jelas.Reno berjalan lebih dekat.
"Stop!"tahan Karina sebelum Reno lebih dekat lagi berdiri hendak pergi meninggalkan.
"Aku akan tetap disini,aku janji,"seru Reno mencoba membujuk Karina agar tak pergi, sebenarnya Reno agak mendekat karena dirasa duduk terlalu jauh 5 m,Reno ingin bicara lebih nyaman biar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka yang mungkin pembicaraan yang lebih pribadi.
Karina berbalik urung untuk pergi, apapun yang terjadi dia harus menghadapinya cepat atau lambat.
"Maaf,, maafkan aku,,"seru Reno berlutut dihadapan Karina tanpa memikirkan apa pandangan orang lainnya di sekitar taman.Karina tersentak tak menyangka perlakuan nekat Reno berlutut dihadapannya.Orang-orang pasti dirinya sangatlah jahat membuat seorang lelaki yang rela berlutut.Karina masih diam tak menjawab menunggu apalagi yang akan dikatakan Reno.
"Kumohon maafkan aku,aku salah,aku sungguh menyesal,aku khilaf,aku janji tak akan pernah mengulanginya,kita sama-sama bersalah,kita mulai dari awal lagi,saling memaafkan,saling mencintai, hidup seperti sebelumnya melupakan semua hal yang salah yang terjadi antara kita. Dan aku juga berjanji untuk menceraikannya hanya beristrikan dirimu, hanya dirimu, walau tanpa anak disisi kita.kita bisa hidup berdua saja bersama,"kata Reno panjang lebar mendongak menatap Karina masih dalam keadaan berlutut.Karina hanya diam menatap Reno, melihat sorot matanya mencari celah kebohongan dari dalam matanya,tapi perkataannya tulus, itulah yang ditangkap Karina.
"Pertama,aku harap kau berdiri, jangan berlutut seperti itu di tempat umum,itu menunjukkan kalau aku terlihat seperti akulah orangnya disini yang kejam,"ucap Karina.
Reno berdiri dari berlututnya, tersenyum penuh makna menatap Karina sudah mau bicara padanya walau masih terdengar ketus.
"Kau mau memaafkan aku?"tanya Reno berharap.
TBC
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Mega
kabur terus,masalah ngk bakalan selesai kl ngk di hadapi,perempuan dewasa tp kyk ABG kabur2an,,,, kl udh ngk mau yg pisah/cerai kan slsai dan tdk akan ada yg di sakiti berkepanjangan,,,,
2022-08-25
0
Noni Kartika Wati
cerai aja lho Karina,,,toh Reno juga sudah punya istri lain
2021-11-10
0