Karina membuka matanya perlahan, menatap sekeliling ruangan yang berwarna putih,dia menoleh merasa sesuatu yang sakit di tangan kirinya. Infus?batin Karina ternyata dirinya dibawa ke rumah sakit.Sekilas mengingat apa yang terjadi sebelum dirinya jatuh pingsan, bu Ajeng,bu mita, batin Karina.Suara pintu kamar didorong terbuka muncul Ajeng dan Mita rekan kerjanya di tempatnya bekerja.
"Bu Karin,anda sudah sadar?"seru Ajeng senang. Karina hanya tersenyum berusaha untuk bangun tapi dicegah Ajeng.
"Kau harus banyak istirahat,itulah yang dikatakan dokter dan....."ucapnya menggantung.
"Dan apa?Apa kata dokter?"tanya Karina penasaran.
"Dokter sudah datang."seru Mita memecah kecanggungan.
"Selamat malam Bu,biar saya periksa sebentar,"ucap dokter itu memeriksa secara detail tubuh Karina memastikan bahwa benar-benar tak ada yang terlewati.
Dokter melepas stetoskopnya dan meletakkan mengalung di lehernya.
"Kondisi sudah lebih baik,tinggal pemulihan saja,kurangi berpikir berat, jangan terlalu stres ,itu akan sedikit mempercepat kesembuhan."jelas dokter perempuan itu panjang lebar.
"Saya sakit...apa dok?"tanya Karina ragu.
"Ah,,saya belum bilang ya?"Kata dokter sambil menatap Ajeng dan Mita bergantian.Karina semakin takut mendengar penjelasan dokter yang terlihat ragu-ragu.
"Anda mengalami keguguran, sudah memasuki 4 minggu,mungkin akibat stres dan kelelahan anda,dan usahakan kurangi dalam keaktifan ehem..dalam berhubungan dengan suami anda."jelas dokter itu membuat Karina terkejut tak percaya.
"Sa sa ya hamil dok,dan keguguran?"ucap Karina terkejut tak percaya sambil mengelus perutnya,diam.
"Tapi saya sudah lama menikah dengan suami saya hampir 15 tahun tapi kami tak kunjung bisa..."lanjut Karina ragu sambil melirik kedua rekan kerjanya.
"Mungkin salah satu dari kalian kurang sehat,bukan mandul Lo, mungkin akhir-akhir ini suami sedang senang atau bahagia, itu juga bisa jadi salah satu faktor, serta pola makan hidup sehat itu bisa mempengaruhinya,tapi satu hal yang pasti semua atas izin Tuhan."jelas dokter.Karina masih shock tak percaya bahwa dirinya bisa hamil, walau sudah keguguran,padahal dirinya sudah menyerah untuk menginginkan keturunan, mungkinlah ini anak Derian, Karina berpikir keras alangkah bahagianya jika dirinya hamil anak Derian tapi saat memikirkan kembali hubungan mereka, Karina kembali murung.
"Bu,, Karin.."sela Ajeng membuyarkan lamunan Karina.
"Ah iya,"kaget karina,menatap kedua rekannya.
"Saya sudah menghubungi suami anda, mungkin sebentar lagi dia datang.."
"Sayang..."seru seseorang muncul dari pintu mengejutkan Karina dan rekan kerjanya, pasalnya suami yang muncul bukan seseorang yang mereka kira.Bukan orang yang datang ke tempat kerja mereka yang mengaku sebagai suami Karina.
Derian langsung menghampiri Karina yang berwajah pias, langsung menatap kedua rekannya yang kebingungan.
"Di di a,,"ragu Karina.
"Ah tadi andakah yang menghubungi saya?"ucap Derian menyalami kedua rekan Karina, kedua rekan kerja Karina hanya mengangguk menatap Derian terpesona karena ketampanannya. Derian hanya senyum-senyum sendiri melihat kedua rekan kerja Karina yang dasarnya seorang jomblo,menatapnya penuh kekaguman. Mereka saling bersalaman dan berkenalan.
"Dia sepupuku, sepertinya kalian salah menekan nomor ponselnya sebagai suamiku,"jelas Karina yang ditatap Derian tak suka dan dingin.
"Ah masa bu,tadi aku mencari di panggilan terakhir ponsel bu Karin tertera sayangku Lo,iya kan Bu Mita?"ucap Ajeng polos sambil menoleh ke arah Mita,Mita pun hanya meng iyakan.
"Tapi bagaimana kalian bisa datang ke rumahku?"tanya Karina mengalihkan pembicaraan dari topik membahas.Sedang Derian pamit keluar sebentar menerima telepon.
"Oh,tadi kami kawatir sudah dua hari anda izin sakit,jadi kami tadi menengok ibu,eh waktu dipanggil-panggil tak ada jawaban,kami menengok jendela dekat pintu dan terkejut melihat bu Karin tergeletak,kami berusaha menggedor-gedor pintu,tapi tiba-tiba ada seorang pria datang tiba-tiba membantu kami mendobrak pintu rumah bu Karin ,ah, mungkin pintu rumah ibu sekarang sudah rusak."jelas Ajeng panjang lebar.Ajeng dan Mita rekan kerja yang berumur selisih 10 tahun dari Karina,meski begitu Karina memperlakukan mereka seperti temannya seumuran dirinya.
"Terimakasih,, telah menolong,,"ucap Karina.
"Ah,karena sudah malam dan bu Karin sudah ada yang menunggu,kami permisi pulang dulu,besok juga akhir pekan lebih baik Bu Karin istirahat aja ya?"pamit Mita diangguki Ajeng.
"Boleh minta tolong sekali lagi?"mohon Karina.
"Iya bu?"
"Tolong rahasiakan tentang keadaan saya,jika rekan-rekan tau tolong jangan katakan tentang keadaan saya?"mohon Karina. Kedua rekan Karina yang memaklumi keadaan Karina mengangguk mengiyakan malah memberi semangat.
Setelah Derian melihat rekan kerja Karina keluar dan pamit dengannya.Derian langsung masuk menemui Karina.
"Maaf,,"bisik Derian lirih mendekap tubuh Karina merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Karina. Karina hanya menepuk-nepuk punggung Derian.
"Kenapa kau tak bilang kalau sakit? Bagian mana yang sakit,disini, disini,"cemas Derian menunjuk bagian-bagian tubuh Karina yang dimungkinkan sakit.
"Apa aku terlalu memaksamu kemarin?Apa mungkin,,"Karina menutup bibir Derian dengan bibirnya yang begitu cerewet protektif terhadap apa yang terjadi padanya. Derian malah memperdalam ciuman Karina menekan tengkuknya. Karina mendorong tubuh Derian merasa kehabisan nafas.
"Kau tau aku cemas sekali mendengar kau pingsan dan dokter bilang kalau kau hamil dan keguguran.."bisik Derian lirih di akhir kata mengelus perut Karina. Karina kembali menitikkan air matanya mendengar Derian menyebut tentang kehamilan bahkan sudah keguguran.
"Seharusnya anak kita hidup disini?"ucap Derian lemah masih dengan mengelus perut Karina, Karina masih diam dalam tangisnya, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Maaf"ucap Derian lirih menarik Karina dalam pelukannya. Air mata Karina semakin deras tapi tak bersuara. Derian semakin merasa bersalah, dadanya sesak serasa dihujam batu besar.
**
Dua hari Karina dirawat,bukan, Karina meminta Derian untuk pulang setelah dua hari meski dokter melarangnya tapi dengan berbagai alasan dokter mengizinkannya dengan serangkaian catatan agar pasien tetap mematuhi semua hal yang dikatakan sang dokter.
"Aku ingin pulang ke rumah!"ucap Karina saat melihat mobil terparkir di gedung apartemen Derian. Derian tak menjawab, sopirnya membuka mobil dan Derian keluar.
"Aku mohon,"mohon Karina memelas.
"Aku akan merawatmu disini?"balas Derian menahan emosinya.
"Kumohon,"mohon Karina masih berharap.
"Kenapa?Siapa yang akan merawatmu di rumah?Suamimu?Tidak,aku tak izinkan." ucap Derian tegas berusaha membantu Karina turun.
"Tapi dia suamiku?Dan aku harus pulang?"tolak Karina.
"Kumohon,biarkan aku merawatmu disini, setidaknya sampai kau sembuh,jangan membuatku merasa bersalah?"mohon Derian ganti memelas menarik simpati Karina.
"Sampai aku sembuh?"tanya Karina meyakinkan,dia tak mau jika sewaktu-waktu rekan kerjanya ingin menjenguknya dan tak menemukan dirinya tak di rumahnya,Tak mungkin pula Karina memberitahukan dirinya berada disini dan membawa mereka kesini. Karina turun dari mobil tapi Derian sigap langsung membopong tubuh Karina.
"Aku akan jalan sendiri,aku sudah bisa ..,"
"Diamlah!"teriak Derian,Karina tak menjawab lagi menurut, mengalungkan tangannya di leher Derian. Meletakkan kepalanya semakin dalam ke dada Derian yang bidang.
Sepasang mata yang mengawasi dari kejauhan, mengepalkan tangannya memukul batang pohon disebelahnya membuat tangannya berdarah. Melihat seorang lelaki lain menggendong tubuh istrinya.Reno berlari tanpa basa-basi langsung melayangkan tinjunya ke wajah Derian penuh emosi.
Derian sedikit terhuyung sambil mempertahankan gendongan mencegah Karina jatuh.
"Brengsek turunkan istriku!"teriak Reno dengan emosi memuncak.
TBC
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
rose
alammaaakkkk
2021-08-29
0
Andi Bujuk
kspok ..rasain karina
2021-04-28
0
Nur Afifah Jusmaniar
wooowwwww 😠
2020-11-09
3