Dipandanginya ponsel di tangannya,tak seperti biasanya Karina mematikan ponselnya terlebih dulu, selama apapun Derian menelpon, Karina tak pernah mematikan terlebih dulu
Walaupun akhirnya sampai tertidur pulas dengan ponsel menyala saat Derian menelponnya malam-malam sebagai pengantar tidur.
Masih ditatapnya ponsel itu, mencari nomer ponsel Karina, diurungkan lagi untuk menghubunginya lagi.Setelah lama berpikir Derian mendial nomer orang suruhannya yang mengawasi rumah Karina.
**
"Masuklah!"titah Derian tanpa bantahan membuka pintu mobilnya saat melihat Karina keluar dari minimart dekat rumahnya, wajahnya dingin dan datar.
Karina diam tak bergerak, menatap Derian lekat, terlihat sedikit kemarahan,kerinduan dan kabut gairah di matanya,namun hanya sekilas,tak heran dirinya bagaimana Derian bisa tau dari mana dirinya ada disana, Karina sadar dimanapun dan apapun yang dilakukannya Derian selalu tau.
Entah dia diawasi atau dibuntuti Karina tak mau ambil pusing memikirkan, selama Derian tak macam-macam dihadapan banyak orang.
Derian mendekat mengambil barang belanjaan Karina yang lumayan banyak, dibawanya masuk ke bagasi mobilnya.Karina masih diam tak menjawab tapi berjalan masuk ke dalam mobil.Diikuti Derian juga memutar masuk ke kursi pengemudi setelah menutup pintu mobil untuk Karina.
Tak ada percakapan apapun dalam perjalanan, Karina tak bertanya mau dibawa kemana,dia hanya diam, bicara pun percuma saat Derian sedang emosi.
Mobil berhenti di tempat parkir apartemen mewah milik Derian, dia keluar mobil diikuti Karina ikut turun mengikuti Derian menuju lift. Di dalam mereka masih tetap diam tak ada yang mau memulai untuk bicara.Lantai 15 tempat tinggal Derian, Derian menarik pergelangan tangan Karina sedikit kasar tak sabar untuk segera tiba.
Karina hanya mengikuti langkah lebar Derian dengan berlari kecil.Derian menempelkan kartu kunci apartemennya,tanda bunyi tit membuka pintu kamarnya, menarik Karina ke dalam tak sabaran.
Sebulan bagai setahun bagi Derian tak bertemu kekasihnya walau sering lewat ponselnya melepas rindu tapi masih belum cukup puas mengobati rasa rindunya.
**
Sampai jam 12 siang, terdengar nafas teratur dari Karina, kelelahan percintaan mereka memuaskan keduanya membuat Karina mengantuk tak dapat dibendung lagi.
Derian tersenyum menatap kekasihnya yang tertidur kelelahan untuk melayaninya, kemarahan tadi yang sempat hampir meledak menguap saat menatap kekasihnya tertidur dengan wajah seperti bayi.Dikecupnya di kening Karina agak lama,ke hidung, mata, pipi dan bibir Karina tak terlewatkan, menarik selimut menutupi tubuh mereka yang tanpa sehelai benangpun.
Menarik Karina masuk lebih dalam lebih erat ke dalam pelukannya.Begitu besar rasa cintanya yang tak bisa dilukiskan kata-kata, dirinya mungkin tak bisa hidup jika Karina pergi meninggalkannya,tapi itu tak akan dibiarkannya terjadi, apapun akan dilakukannya untuk mempertahankan Karina di sisinya, walau harus sedikit lebih egois.
Dibuka matanya perlahan, menatap sekeliling,bukan di rumahnya.Karina terbangun dari tidurnya, melihat keluar jendela sudah gelap,tanda malam telah tiba. Dikenakannya bajunya yang tercecer.
"Kau sudah bangun sayang?"sapa Derian muncul masuk kamar membawa nampan berisi makanan.Meletakkan di atas nakas, membantu mengancingkan dres Karina duduk di tepi ranjang.
"Makanlah,kau pasti lapar,"ucap Derian mengambil makanan di piring menyuapi Karina.
"Aku harus pulang,besok aku kerja,"tolak Karina sambil menahan tangan Derian yang hendak menyuapinya.
Karina menyisir rambutnya berdiri merapikan pakaiannya. Derian meletakkan lagi makanan itu di atas nakas.Mendekap tubuh Karina, meletakkan dagunya di bahu Karina mengendus lehernya tercium aroma tubuh Karina yang menenangkannya, menggigit kecil dibahu.
"Menginaplah,temani aku malam ini disini," bisik Derian lirih tepat di telinga Karina sambil mengulumnya.Karina menggeliat merasakan merinding di tubuhnya.
"Tidak bisa,,aku besok harus berangkat pagi. Ada sedikit masalah, lagipula kau besok juga harus kerja?" jawab Karina tersenyum masih dalam posisi itu.
"Besok aku libur,aku mau bermalas-malasan denganmu, kemarin aku baru pulang mengurus bisnisku di kota A setelah 10 hari disana,aku ingin menghabiskan waktu bersamamu,"
"Pulanglah! Habiskan waktumu bersama keluargamu, mereka lebih membutuhkanmu disaat libur seperti ini, apalagi anak - anakmu,"ucap Karina memegang punggung tangan Derian dan berbalik menghadapnya.
"Kau tak mau bersamaku,kau mau pergi meninggalkanku?"jawab Derian dengan sorot mata dingin tak suka, menahan amarahnya. Karina tersenyum menangkup kedua pipi Derian, mengecup bibir sekilas.
"Aku ada pekerjaan,ada seorang anak di tempat kerjaku yang tak mau dibujuk selain oleh diriku,dia akan menangis tak berhenti," ucap Karina lembut.
"Kenapa harus kau,kemana pekerja yang lain?Apa semua hal harus mencarimu?" jawab Derian ketus masih tak terima.
"Apa kau tak kasihan melihat anak kecil menangis yang tak mau dibujuk dengan siapapun, sedangkan kita bisa menenangkannya? Bagaimana jika hal itu terjadi pada anakmu,apa kau akan diam saja?" jelas Karina mengambil hati Derian.
"Aku masih merindukanmu,masih ingin bersamamu,di sisiku, kalau perlu selamanya tetaplah bersamaku!"bisik Derian lirih mengeratkan pelukannya merasa tak rela ditinggalkan dan tak mampu berpisah.
Jiwa posesifnya saat bersama Karina membuatnya enggan menerimanya jika dia lebih memperhatikan orang lain walau itu suaminya,anaknya atau siapapun itu, bahkan anak kecil di tempatnya bekerja pun Derian tetap tak terima.
"Aku pulang,"pamitnya melepas pelukannya tapi Derian malah semakin mengeratkan pelukannya tanpa menjawab.
"Kau membuatku sesak,"ucap Karina lagi.
"Aku akan mengantarkanmu,"Derian melepas pelukannya menarik pergelangan tangan Karina.
"Tapi..."
"Tak ada bantahan!"titah Derian memaksa, menatap Karina dengan sorot mata tajam dan dingin.Karina menghembuskan nafasnya mengalah, menurutinya, membantah pun percuma, Derian bukan orang yang dengan mudahnya menyerah sebelum keinginannya terpenuhi.
**
Dengan malas Derian memasuki kamarnya yang dingin, jam dinding kamarnya menunjukkan pukul 11 malam,sudah 2 tahun lalu dirinya tidur di kamar terpisah dengan istrinya, pertengkaran, perselisihan dan salah paham keduanya membuat Derian memilih tidur di kamar masing-masing.
Dirinya sudah tak berhasrat dan bergairah menyentuh istrinya setelah memergoki istrinya tidur dengan lelaki lain yang entahlah siapa, yang dengan mudahnya mereka tidur di kamar mereka.Seketika Derian murka, menghajar lelaki itu dan mengamuk apapun yang ada di dekatnya.
Ketakutan kedua putrinya membuat dirinya menghentikan kemarahannya pergi meninggalkan rumah itu.Hujan deras mengguyur mobil Lamborghini-nya,melaju kencang tanpa tujuan hingga sampai saat dirinya bertemu Karina untuk pertama kalinya.
Karina yang menangis di pinggir jalan di tengah hujan deras malam itu.Membuat Derian trenyuh kasihan dan membawanya ke apartemennya.
Mulai saat itulah dirinya kagum dan 'suka' pada Karina, kepribadiannya yang lembut dan penuh misteri semakin membuatnya penasaran untuk mengenalnya lebih dekat.
Dia memilih pulang ke rumah tak ke apartemennya karena terlalu membuatnya akan merindukan Karina.
Derian bangkit dari tempat tidur berjalan ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.
TBC
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Mega
sama thorr alur sm judulnya,,, aku msh lanjut,,,👍👍👍👍
2022-08-25
1
Noni Kartika Wati
cerai kan aja Karina sama suaminya thor,,nikahkan sama Demian biar ga berbuat dosa terus kasian
2021-11-10
0
Rina Dryanty
suka aku Thor..masih penasaran
2020-12-31
1