Di kantor, Derian tak menghiraukan sapaan para karyawannya saat dia memasuki kantor menuju ruangannya, wajahnya yang memerah menahan amarah membuatnya terlihat menakutkan.
Noah tak berani bicara apapun, mood tuannya setelah bicara dengan kekasihnya Karina yang biasanya terpancar kebahagiaan kini tak ada, hanya aura kemarahan yang ingin segera dituntaskan.
"Aaaargh..."teriak Derian setibanya di ruangannya dengan membuang apapun yang ada di mejanya, emosinya memucak hingga ke ubun-ubun, Noah dan asisten sekretaris yang ada di luar ruangan hanya bergidik ngeri mendengar teriakkan kemarahan sang big boss,tak berani berbuat apapun.
Hanya diam mengheningkan cipta, Noah masih berpikir apa yang membuat tuannya begitu marah, padahal hanya Karinalah orang yang bisa meluluhkan hati tuannya selama ini, sekarang karena Karina tuannya marah sampai mengamuk seperti itu.
Masih dengan wajah diselimuti amarah yang sudah tak seperti tadi, Derian mengambil sebatang rokok dan menyulutnya, menghembus asapnya kasar, selama ini Derian tak pernah merokok lagi setelah mengenal wanita itu, demi wanita itu dia rela berhenti merokok untuk menghilangkan rasa kesedihan dan kegelisahannya selama ini.
Hari ini pertama kalinya dia mengulang kembali kebiasaan kecanduan merokoknya, dulu sebelum mengenal Karina, Derian melampiaskan segala kekesalannya dengan merokok bahkan bisa menghabiskan berbungkus-bungkus rokok dalam setiap kemarahannya.
Kali ini kemarahannya sudah tak terbendung lagi, ucapan Karina walau terdengar gurauan mampu membuatnya sakit,sedih,kecewa dan marah sekaligus patah hati.Dia tau seharusnya tak seegois itu, bagaimanapun dia tak mau membagi miliknya.
Karina adalah miliknya tak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya, katakanlah egois dirinya, dari awal mengenal Karina, Derian sudah mengenal Karina seorang yang bersuami tentu saja dirinya tak peduli, perasaannya yang membuncah seperti remaja saat pertama kali jatuh cinta membuatnya buta akan semua itu.
Hayalan keinginan untuk memilikinya menyeruak mendekati Karina dengan cara apapun,bagai bak gayung bersambut, ternyata Karina juga mengatakan menyukainya, perasaan bahagia yang tak bisa dilukiskan kata-kata membuat seorang Derian yang telah lama menutup hatinya berbunga-bunga.
Hanya mengatakan menyukainya,tak pernah sekalipun Karina bilang mencintainya, tapi itu tak menyurutkan Derian untuk menuntut lebih, apalagi Karina tak menolak sentuhan darinya, baginya Karina selalu ada di setiap waktu saat dibutuhkan itu sudah cukup baginya,bahkan setiap percintaan mereka, Karina terlihat menikmati dan terpancar kebahagiaan di matanya.
Dihempaskan nafasnya perlahan,mereda emosi, Derian tak ingin menunjukkan kemarahannya pada siapapun hanya mungkin wajah dingin dan datar pada orang lain saat emosinya memuncak.
Tok tok tok
Ketukan Noah di pintu ruangannya karena dirasa tuannya sudah tak ada suara lagi.
"Tuan...aku Noah?"seru Noah masih di balik pintu.
"Masuk!" perintah Derian setelah mendengar suara sekretarisnya.Noah membuka pintu perlahan masih dengan waspada berharap tuannya sudah tidak marah lagi.Dia masuk mendekati tuannya.
"Breafing dengan karyawan sudah akan dimulai tuan? Tinggal menunggu anda,"ucap Noah datar seolah-olah tak terjadi apapun.
Derian masih tak bergeming menghadap jendela kaca di dalam ruangannya tanpa menjawab ucapan Noah.Noah memandang sekeliling, semua barang di meja tuannya sudah berserakan tak pada tempatnya lagi.
Dia tak bertanya apapun karena sudah tau akan seperti ini,di setiap tuannya marah semua barang yang ada di ruangannya pasti hancur, Noah tak bisa mencegahnya, mungkin itu lebih baik tuannya meluapkan amarahnya daripada harus berteriak tak jelas pada setiap karyawannya.
Dulu sebelum mengenal Karina, tuannya bahkan mampu membunuh seseorang hanya untuk meluapkan amarahnya,tapi setelah mengenal Karina tuannya tak pernah marah ataupun menunjukkan emosi amarahnya.
Baru kali ini kemarahannya seperti tak bisa ditolerir lagi membuatnya untuk tidak mengamuk,ini masih belum apa-apa,ini masih bisa dikategorikan masalah ringan, biasanya tuannya terlalu marah tapi tak dirinyalah yang membuat kesalahan itu, sehingga tidak bisa diluapkan secara langsung kepada seseorang.
Apakah kesalahan anda terlalu vatal tuan, hingga anda meluapkan kemarahan anda pada diri anda sendiri,batin Noah melihat tangan kanan tuannya berdarah.
"Biar saya obati lukanya tuan?"ucap Noah mengambil kotak P3K yang dimintanya tadi pada asistennya sebelum masuk ke ruangan tuannya.
Derian melirik tangan kanannya yang berdarah yang tidak didasari sejak tadi,rasa sakit hatinya lebih sakit daripada rasa sakit berdarah di tangannya.Dihempaskan tubuhnya duduk di sofa dekat mejanya yang selamat dari amukannya.
"Noah, suruh seseorang mengawasi rumah Karina dan laporkan siapapun yang keluar masuk dari rumahnya! siapapun!"perintah Derian lebih tenang tanpa emosi masih dengan wajah dingin dan datar.
Ucapan Karina yang mengatakan tidur dengan suaminya membuat emosinya memuncak, dia cemburu,dia marah saat Karina mengatakan suaminya di rumah dan tidur dengannya, membayangkan percintaan panas Karina dengan suaminya membuatnya emosinya kembali memuncak dan berusaha meredamnya.
Dia tak mau berbagi miliknya dengan siapapun walaupun dengan suami Karina yang adalah pasangan sahnya.Tapi setelah menyelidiki rumah tangga Karina yang dimadu suaminya membuatnya berpikir untuk memilikinya untuk dirinya sendiri.Biarlah dirinya egois, kehilangan kasih sayang dan perhatian dari ibunya membuatnya sangat posesif apa yang menjadi miliknya.
"Baik tuan,"jawab Noah sambil masih mengobati luka di tangan tuannya.
Diraihnya jas mahalnya yang diletakkan di sandaran kursi mejanya,Derian keluar ruangan menuju tempat breafing yang sudah ditunggu karyawannya.
Karina mencoba bangun dari tidurnya sambil masih memegangi kepalanya yang berdenyut, mengurungkan niatnya untuk bangun karena merasakan sakit kepala yang tak bisa ditahan lagi, selalu seperti ini setelah pulang berlibur dengan kekasihnya.
Karina pasti akan merasakan sakit kepala yang tak bisa ditahan.Disentuh dahinya agak hangat, diletakkan kembali kepalanya berbaring kembali. Niatnya mau bangun membuatnya kehilangan kesadaran dan menutup matanya, sudah tak mengingat apapun lagi.
**
Pukul 11 malam, dibuka matanya perlahan, sakit kepalanya sudah berangsur membaik, tapi panas tubuhnya masih dirasa hangat, dirinya beranjak bangun keluar kamar,menuju dapur mengambil air minum, menghabiskan satu botol sedang,rasa hausnya dari pagi terasa lega membasahi kerongkongannya.
Bunyi perutnya membuatnya mencari di dalam kulkas apapun yang bisa dimakan. Sandwich telur sosis yang tertata rapi di kulkas membuatnya mengerutkan kening, diingatnya dirinya tak pernah punya itu, diraihnya di bawa ke meja makan, terdapat memo 'maaf,aku hanya bisa membuat ini, makanlah selagi sempat,sebesar apapun emosi tetap membutuhkan tenaga, ditambah gambar emoticon senyum'.
Karina tersenyum mengejek,mengejek kebodohan dirinya sendiri yang masih harus bertahan dalam kehidupan rumah tangganya yang begitu rumit.Tubuhnya luruh,isakan tangis terdengar di ruangan itu meratapi nasibnya tanpa ada yang bisa meredakannya...
TBC
Mohon dukung karya perdana saya,like dan vote nya,, makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 209 Episodes
Comments
Noni Kartika Wati
Karina kenapa ga minta cerai
2021-11-10
1
Maya Kandana
istrinya derian siapa Thor?
2021-05-03
0
suga BTS
maaf ya ka AQ nyimak tpi jujur msh bingung alur.Derian siapa Karina siapa tpi AQ nyimak aja dlu😱🙏🙏🙏
2021-02-12
6