Arumi turun dari ojek onlinenya didepan pagar rumah mertuanya.
Abang ojek sedikit heran , setelah mengantar sampai alamat sesuai aplikasi pemesanan.
Rumahnya gede, mobilnya ada empat, kok naik ojek ? Mungkin tamu,
Pikir Abang ojek.
Arumi juga tidak perduli dengan wajah bingung si abang.
Arumi langsung melangkahkan kakinya melewati halaman yang lumayan luas.
Ekor matanya melirik Damar yang sedang menerima telepon di taman samping rumah sambil tertawa .
Suasana sore yang tenang, cuaca yang tidak lagi panas , sambil mengunggu senja tentu akan terasa nikmat jika duduk bercengkrama dengan keluarga sembari menikmati secangkir teh hangat dengan camilan ringan.
Itulah yang dilakukan Damar, tapi ia sendirian, tidak ada yang menemaninya untuk bercerita bertatap muka selain berbicara di ponsel entah dengan siapa.
Melihat Arumi yang baru pulang dari kampusnya, hati Damar gembira, misinya sepertinya berhasil,
dua malam sudah gadis itu tinggal dirumah ini, tidak terjadi apapun
pikirnya.
Damar menghadang langkah kaki Arumi yang mau memasuki rumah.
" Baru pulang ? "
Damar melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya, menunjukkan pukul lima
" Sudah tau nanya "
Jawab Arumi ketus .
" kelas-mu sampai sore atau ..? "
Damar sedikit membungkukkan badannya dan memiringkan kepalanya untuk dapat melihat wajah Arumi yang cemberut, karena tinggi Arumi cuma sebatas bahunya .
Galang lebih tinggi sedikit dari pada Damar .
" Kenapa ? Kakak curiga aku berbohong ? Kakak kira aku seperti kakak ? "
Arumi sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.
Damar segera memegang pergelangan tangan Arumi dan membawanya ke halaman untuk menghindari pembicaraan keduanya yang akan didengar para pekerja di rumah mamanya .
" Maksud kamu apa ? "
tanya Damar penasaran
" kakak bilang kan kalau aku hanya sebagai istri boneka tak lebih, aku menerimanya karena berpikir setelah kakaknya kakak tidak lagi memerlukan kan istri pajangan, aku bisa melanjutkan hidupku, aku harusnya menjadi istri boneka kan tidak ...."
Arumi sudah mulai menangis tidak melanjutkan ucapannya.
" Memang kenyataannya seperti itu kan ? Dia bahkan tidak mengajakmu berbicara, nanti kalau Dia memerlukan mu sebagai pendamping mungkin itu baru kau berguna baginya, memang apa yang terjadi ? Kau disuruh tidur dikamar mandi ? Enggak kan ? aku rasa dia tidak sekejam itu " Damar menatap Arumi yang sudah menyeka air matanya.
" Kakak ternyata tidak mengenal baik dia, kak " Arumi berbalik pergi.
Damar menghalangi langkahnya .
Arumi memalingkan wajahnya ke kanan menatap kearah pintu depan pagar, ada sebuah mobil yang barusan masuk .
Pada saat itu Damar melihat tanda biru keunguan yang tersembunyi di balik kerah baju saat Arumi berpaling tadi, Damar mengerti tanda apa itu, pantas saja Arumi membiarkan rambutnya tergerai di cuaca yang panas ini , biasanya ia selalu menguncir satu rambutnya kebelakang .
Kedua bola mata Damar membulat tidak percaya,
sepertinya ia tahu penyebab kemarahan Arumi .
Mungkinkah kakaknya sudah melakukannya tadi malam ? Sehingga Arumi tidak ikut sarapan pagi dan belum keluar dari kamarnya sampai Damar ke kampus dan Galang pergi ke Hotel .
Apakah aku benar benar tidak mengenal kak Galang ?
bukankah Ronald juga mengatakan kalau kak Galang tidak pernah mempunyai hubungan dengan perempuan manapun ? Ronald sudah mengikutinya selama enam tahun ? kemana mana selalu berdua ,lebih lengket dari sepasang kekasih yang lagi kasmaran, kalau orang yang tidak mengenalnya akan mengatakan jika mereka adalah pasangan penyuka sesama jenis, tapi untungnya tidak seperti itu , Ronald sudah menikah tapi belum mempunyai anak.
" Rum, maafin kakak ya ! Benar yang kamu katakan , walaupun dia saudara laki laki kakak, ternyata kakak masih belum mengenalnya dengan baik "
Damar merasa bersalah.
" Tapi Rum, kau kan dinikahinya secara sah ?"
Damar berusaha membela diri
" Hanya dia dan siapa laki laki yang meminta KTP ku kemarin dikampus yang tahu apa yang mereka lakukan sehingga pernikahan itu bisa secara sah, bukankah akan sulit bagiku untuk melepaskan diri jika kuliahku sudah tamat ? Bagaimana aku harus menjelaskan semua pada ayah dan ibuku di kampung ? "
Arumi sudah menangis kembali.
" Rum ,hentikan tangis-mu ! nanti kita bicarakan kembali . Lala sudah menuju kemari "
Damar memberi tahukan jika Lala yang membantu bantu pekerjaan ibunya sendiri yang juga bekerja di rumah Pak Darmawan dan ibu Ratih sejak dua puluh tahun yang lalu, sedikit berlari menghampiri keduanya.
" Mbak Rumi, den Galang sudah pulang, kata ibu Ratih, mbak Rumi disuruh menyusulnya ke kamar "
ujar Lala begitu ada dihadapan Arumi dan Damar.
Damar melirik Arumi yang sudah menyeka air matanya .
" pergilah Rum ! " ucap Damar pelan.
Arumi berjalan tanpa semangat menuju kedalam rumah.
▫️
▫️
▫️
🍁🍁🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Putri Cikal
pasti si galang kecanduan dech sama si arumi😂
2023-04-04
1
Khaerani Suherman
asik ni gak jaim aruminya gak kaya novel sebelah
2022-12-04
1
Dwi setya Iriana
tumpah ruah emosi rumi ke galang
2021-10-25
1