Sehabis Sholat subuh sudah datang dua wanita muda yang mendandani Arumi .
menggunakan kebaya modern simple , rambutnya juga digelung kecil, memberikan sentuhan make up yang tipis tidak perlu tebal karena acaranya cuma di kantor Urusan Agama.
Arumi juga tidak tahu ,bagaimana ia bisa dinikahkan secara legal sementara ayahnya tidak ada , ia menggunakan wali hakim dengan surat kuasa yang sudah ditandatangani oleh Ayahnya karena adiknya Wahyu yang masih dalam kondisi perawatan di rumah sakit, dan syarat syarat lainnya juga tidak ada masalah . saat ia bertanya kepada Damar , lelaki itu hanya menaikkan bahunya tanda tidak tahu .
setelah dari kantor urusan agama diadakan acara kecil kecil-an sekedar pemberitahuan kalau Galang sudah menikah yang dihadiri tidak lebih dari dua puluh orang tamu
Arumi selalu menempel pada Damar sepanjang acara ,hingga Damar nyeletuk
" Rum, saat ijab kabul tadi ,bukan saya yang melakukan , tapi dia ....tuh suami kamu " dagu Damar dinaikkan menunjuk ke arah Galang yang sedang menyapa beberapa relasinya .
" kak, aku takut sama dia , kenapa dia tidak pernah tersenyum kak ? aku curiga padanya " Arumi menyipitkan matanya menatap kearah Galang yang kebetulan juga meliriknya sekilas ,
jarak antara Arumi dan Galang sekitar lima meter . ketahuan kalau Arumi melihatnya , Arumi cepat-cepat berpaling .
" curiga kenapa ? " tanya Damar pelan
" apakah dia menggunakan cairan lilin diwajahnya ? sehingga jika dia tersenyum , akan terlihat retakannya " ucap Arumi dengan hipotesa konyolnya.
seketika meledak tawa Damar.
semua tamu melihat kearah mereka, sontak Damar membungkam sedangkan Arumi pura pura melihat kebawah .
Galang berjalan mendekati keduanya .
jantung Arumi berdebar takut ,wajahnya memucat ,berbeda dengan Damar yang tetap santai .
" Bawa dia pulang ! " katanya dingin pada Damar tanpa melihat Arumi .
" oke! " sahut Damar santai .
langkah Damar yang panjang meninggalkan Arumi dibelakang , Arumi sedikit berlari untuk mensejajarkan langkahnya .tapi malang , kakinya terpeleset karena hak sepatunya yang sedikit tinggi menurut Arumi karena Arumi tidak suka memakai alas kaki yang ada hak nya ,ia lebih nyaman memakai alas kaki yang datar .
tubuh Arumi oleng , menabrak Damar yang ada di sebelahnya , untungnya Damar sigap menyanggah tubuh Arumi agar tidak mendarat indah di atas lantai yang licin.
tanpa mereka sadari , Galang menatap tajam ke arah keduanya .
" hati hati Rum ! " ucap Damar begitu Arumi sudah kembali berdiri tegak .
" kakak berjalan terlalu cepat " Arumi membela diri .
" ayo ! kamu bisa jalan kan ? " tanya Damar
" kakak kira aku bayi ? kak ,dari kantor KUA tadi kok aku tidak melihat papa sama Mama ya ? mereka kemana ? " Arumi merasa penasaran karena tidak melihat kedua mertuanya selama acara
" mereka langsung pulang , apa kamu tidak memperhatikan ? semua tamu pada umumnya laki laki dan itu cuma rekan kerja dan relasi suamimu saja ,yang umum atau yang tidak ada hubungan bisnis dengannya tidak diundang nya " Damar sudah duduk dibelakang kemudi , diikuti Arumi yang duduk disebelahnya .
" kak ,jangan nyebut suamilah ! " Arumi sedikit cemberut
" kenapa ? kan memang dia suamimu ? " kata Damar melajukan mobilnya dengan tenang .
" kalau kakak berkata begitu ,aku jadi ingat wajah dinginnya yang menakutkan , oh ya kak ,kita kekos-kosan dulu ya ! mau ambil barang barang ku "
" siaaapp kakak ipar " jawab Damar tertawa.
Arumi tersenyum masam .
masih terbayang di kepalanya saat ia menandatangani berkas berkas untuk kelengkapan administrasi pernikahan yang semula di katakan nikah siri tapi kenapa jadi menikah secara legal ? bagaimana kelak dia ingin melepaskan diri dari belenggu pernikahan aneh ini ? berkedok pernikahan tapi isinya tak ubahnya seperti akad jual beli .
sampai di kos kosan arumi mengambil tas yang sudah disiapkannya dari kemarin .mengembalikan kunci kamar pada ibu kost , sedikit berlari menuju Damar yang menunggu di depan gang .
sampai dirumah mertua kalau orang bilang ,tapi Arumi tidak bisa menyebutnya seperti itu ,karena ia adalah istri yang dibeli , jadi bukan rumah mertua tapi rumah tuannya.
Arumi langsung menuju kamar tamu tempatnya menginap malam tadi .
" ngapain kamu kesitu Rum ? barang -barang-mu sudah dipindahkan oleh Lala tadi " Damar menegurnya begitu tangan Arumi mau meraih handle pintu .
" jadi aku tidur dimana kak ? " tanya Arumi bingung.
Damar hanya melambaikan tangannya agar Arumi mengikutinya.
dengan patuh Arumi mengekori langkah Damar kelantai dua . dan berhenti di depan pintu yang tertutup rapat .
" itu kamarnya ,masuk dan istirahatlah ! " Damar memutar badannya dan masuk kekamar diseberangnya .
tangan Arumi mendorong pintu ,netranya memandang suasana kamar yang bernuansa abu abu bercampur putih tulang dan isi perabotan didalamnya bernuansa maskulin .
Arumi cepat cepat keluar dan mengetuk pintu yang berada didepan kamar yang baru dimasukinya .
" kak itu kamar siapa ? sepertinya kamar itu ada pemiliknya ? "
kedua alis Damar menaut .
" tentu saja Rum , itu kan kamar suami mu ,. sudah ya....kakak lagi terima telepon nich " Damar menggoyangkan ponselnya yang sedang mode online .
" kak ,.aku dikamar yang kemarin aja ya ! " Arumi memelas .
" kau bicarakanlah pada suamimu kalau.dia pulang nanti " Damar langsung menutup pintu .
Arumi hanya diam mematung.
▫️
▫️
▫️
🍁🍁🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
yang penasaran ttg wali nikah, coba baca lagi di awal bab ini ya. bahwa bapak nya Rumi telah menandatangani surat kuasa untuk mewakilkan kepada wali hakim karena adiknya yang masih sakit. hanya saja, entah sebab apa, Galang tidak mengatakan nya kepada Rumi maupun Damar.
sekian dan terimakasih ☺️🙏
2022-04-04
2
Erni Suhandi
galak ketus tp gak munafik memang masih polos masalah wanita ya lang
2021-10-27
1
Dwi setya Iriana
maaf soal wali nikah otukan bisa saja di wakilkan ke wali hakim apabila di rasa qali kandunh tadi berhalangan hadir dan ada surat pernyataan dri wali,dlm alur cerita di atas kan ada surat pernyataan dri bpk arumi klo aku gak salah baca ya.
2021-10-25
1