"Ibuuuu"
Andin tersadar dari lamunannya karena mendengar teriakan putrinya dari luar.
Sebelumnya ia sedang menonton rekaman CCTV di HP nya. Yang tersambung dengan rumahnya. Ia melihat bagaimana kakak iparnya itu tiba-tiba datang ke rumahnya, ia juga mendengar semua permasalahan yang menimpa kakak iparnya.
Ia sungguh tak habis fikir. Bagaimana dengan mudahnya kakak iparnya itu membawa serta anak dan suaminya, bahkan anaknya sekarang sedang menempati kamar milik fara. Benar-benar sudah kelewat batas.
"Ibu kenapa melamun? " tanya Fara pada ibunya.
"Iya sayang, kenapa kamu melamun? " tanya bu Margareth.
"Tidakpapa ma"
**
Terhitung sudah 5hari Andin berada di rumah mama nya. Sebenarnya ia merasa sangat malu untuk mengunjungi orangtuanya. Terlebih jika mengingat keputusan nya yang menentang orangtua. Namun,jika bukan kesini ia pun juga kebingungan kemana ia akan mendinginkan emosinya saat ini.
Hari ini, saatnya ia dan putrinya kembali ke kediamannya.
Jujur ia sedikit ragu, namun dengen berbekal banyak bukti tentang perselingkuhan suaminya, ia akan mulai mengatur strategi agar bisa lepas dari bayang-bayang suaminya.
Terlebih ia harus mengamankan rumahnya dari niat buruk mertua dan kakak iparnya.
Ia pulang dengan diantar sopir keluarga. Pak Mamat.
Selama di rumah orangtuanya. Ia benar-benar bisa kembali mendapatkan jati dirinya. Ia sadar, saat nanti ia kembali ke rumahnya. Semua itu akan berubah. Ia mungkin akan kembali lagi menjadi pembantu di rumahnya sendiri.
Semasa di rumah orangtua. Sama sekali suaminya itu tidak pernah menanyakan kabar ia maupun putrinya. Keterlaluan!!
**
"Assalamu'alaikum" sapa Andin setelah sampai di rumahnya.
"Walaikumsalam" jawab seseorang dari dalam rumah yang tak lain adalah Retno.
"Loh Andin, kamu sudah pulang? Masuk yuk"
"Iya mbak, kenapa mbak tiba-tiba ada disini" tanya Andin berpura-pura tidak tahu.
"Engh sini duduk dulu ndin"
"Fara, kamu ke dalam kamar dulu ya nak" pintar Andin pada putrinya.
"Iya Buu"
"Sekarang certia lah mbak" tawar Andin pada kakak iparnya. Sebenarnya ia sudah tahu alasan kakak iparnya ini tinggal disini. Namun ia hanya ingin tahu langsung dari mulut kakaknya ini.
"Sebenarnya, rumah mbak.. Sedang direnovasi ndin, mbak sudah ke rumah ibu, tapi ternyata ibu ada disini. Jadi, daripada mbak dirumah ibu sendiri kayanya lebih baik mbak disini deh. Mbak juga bisa bantu-bantu kamu nanti"jelas Mbak Retno.
Andin hanya mengangkat alisnya sebelah " bantu-bantu? Tapi aku lihat rumah ini kotor sekali mbak. Kalo bantu-bantu harusnya bersih dong"
"Yaa itu karena mbak belum sempat aja" kesal Retno
"Mbak udah berapa lama disini? "
"Dua harian"
"Selama itu mbak ngapain aja? Mbak kalo mau numpang itu sadar diri dong mbak" ucap Andin dengan tegasnya.
"Kamu apa-apaan sih ndin. Kenapa sekarang jadi meributkan masalah sepele gini sihh. Lagian nih haa, ini tuh rumah adikku. Yang lebih pantas itu akuu bukan kamuu" geram Retno pada Andin.
Atas perselisihan itu, bu Winda yang berada di kamar pun segera keluar.
"Heh heh ada apa ini? "
"Ini bu, menantumu. Masa sekarang aku disini jadi masalah. Biasanya juga ga papa. Tadi nyuruh-nyuruh aku buat nglakuin semua pekerjaan rumahh"
"Yang nyuruh buat ngerjain semuanya siapa mbak? Aku cuman nyuruh mbak buat beresin bekasnya mbak. Apa itu salah? "
"Salahh!! Karena kamu mulai melawan! "
Bukan, bukan suara Retno. Melainkan itu suara bu Winda.
Andin terperangah mendengar bentakan ibu mertuanya. Dia diam-diam sudah mengaktifkan kamera di ponselnya demi merekam kejadian yang dialami. Ia sengaja mendebat ibu mertua serta kakak iparnya. Karen Ia akan mencari tahu sejauh mana mereka menyerangnya.
"Dimana bagianku melawan bu, mbak Retno disini numpang kan? Lagian mbak Retno juga se enaknya dateng tanpa izin ke aku lebih dulu. Sudah sepantasnya orang numpang itu sadar diri. Paling tidak bungkus makanan ini buang lah ke tempatnya. Bukan berserakan seperti ini! " balas Andin tak kalah sengitnya sambil melempar bungkus makanan.
Plakk
Pipi Andin seketika mencetak lima jari tangan bekas tamparan ibu mertuanya. Sungguh bukan karena tamparan ini ia merasa sakit. Namun karena perlakuan ibu mertuanya. Dulu, walaupun ibu mertuanya ketus. Ia tak pernah main tangan. sekarang? Orangtua Andin saja tidak pernah bermain tangan dengannya. Wanita ini yang hanya ibu mertua saja sudah seperti ini. Beruntung tadi ia telah merekam semua yang terjadi. Ia jadi bisa menggunakan rekaman ini untuk dibawa ke pengadilan kelak.
Sudah jelas! Berarti inilah topeng sebenarnya ibu mertuanya.
"Ada apa ini? " itu suara Sugeng yang baru saja keluar dari dalam kamar dengan menggendong Chika.
"Ini mas, si Andin, masa aku cuma tidak membuang sampah saja jadi masalah. Malah marah-marah"
"Ya itu memang salahmu Ret, sudah jelas kita disini numpang, seharusnya kita itu jaga kebersihan dong disini. Kalau habis Ngapa-ngapain kamu harus tanggung jawab"
Entahlah, kenapa kakak iparku yang laki-laki ini membelaku. Tapi memang setahuku hanya dia yang sedikit normal dari yang lain. Atau mungkin karena beda gen.
Tanpa banyak kata, Andin segera masuk ke dalam kamarnya ia tak mau tau lagi dengan yang dilakukan penghuni rumah ini. Toh ia hanya akan mengerjakan apa yang menyangkut ia, suami dan anaknya. Lagi-lagi harus suaminya. Karena ya memang ia masih berstatus istri.
"Dasar nyebelinn! " gerutu Retno dan langsung pergi ke kamar ibunya untuk tidur kembali.
**
Jam makan siang, Lagi-lagi Alex harus menghadiri makan siang bersama perempuan yang sudah mamanya kenalkan.
Entah sudah berapa wanita yang mamanya kenalkan itu padanya.
"Haii, sudah lama ya kamu nunggunya? Aku Angel" sapa seorang wanita cantik dengan rambut sebahu dan pakaian setengah terbukanya. Alex cukup meringir melihat pakaian yang dikenakan wanita ini. Lihat, demi untuk mencari perhatian seorang Alex ia rela berpanas-panasan dengan pakaian terbukanya itu.
"Ya sudah lama, sekarang pesanlah. Aku banyak pekerjaan setelah ini" ucap Alex dengan ketusnya.
Tak lama pelayan datang dan mencatat menu yang mereka pesan.
"Kamu dulu kuliah di LN ya. Tante Rindi udah cerita sama aku. Aku juga dulu kuliah di LN. sekarang masih nyari-nyari pekerjaan. Kalau kamu tidak keberatan. Boleh dong aku ikut gabung di perus.. "
"Tidak! " potong Alex.
"Ha? Tapi aku belum selesai bicara loh"
"Di perusahaan ku. Semua karyawan yang mau bekerja. Harus melewati proses interview dulu. Kalau pihak HRD menerima. Ya kamu bisa bekerja. Jangan apa-apa kamu bergantung dengan orang dalam"
'Sialan, kalau kamu tidak kaya dan tampan aku juga ogah merendahkan harga diriku sampai seperti ini'batin Angel dengan geramnya.
Beruntung pesanan mereka telah sampai. Alex memanfaatkan momen ini untuk makan dengan tenang tanpa harus berbicara pada perempuan jadi-jadian ini.
Mereka makan dalam diam. Walaupun Angel sesekali masih mencari perhatian Alex degan mengajaknya berbicara. Namun Alex hanya diam tak menanggapi.
'Menyebalkannn!!!! 'Gerutu Angel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments