Bab 6 Mertua Julid

Apa kurangku selama ini mas, semua kebutuhan mu selalu aku penuhi. Setiap hari aku diam saat kamu perlakukan semaumu. Dulu saja kamu sangat memanjakanku setiap hari. Apa karena bentuk tubuhku? Atau apa? Atau hanya karena sudah bosan? Atau? Ini menang jati dirimu? Yang gemar bermain api di belakang ku.

Sesampainya di rumah, Andin segera menuju dapur. Karena sang mertua pasti sudah mengomel karena seharian ia tidak memasak. Hanya memasak untuk sarapan tadi pagi.

Dan benar saja. Belum sampai dalam rumah saja sudah terdengar teriakan ibu mertua.

"Baguuusssss, jadi istri saja sudah berani keluar keluar rumah sampai dia,,, "

"Assalamu'alaikum bu"potong Andin

"Hmmmm, Walaikumsalam"

"Ini bu, sudah kubelikan makanan di luar buat ibu nanti makan siang" ucap Andin sambil menyodorkan makanan pada . Bu Winda segera menyambar makanan yang dibawa Andin.

"Punya uang juga kamu"

Hiruk pikuk pagi menjelang siang di kota metropolitan ini sangan terasa untuk semua orang. Mereka yang bekerja di bawah sinar matahari langsung akan sangat merasakan keperkasaan sang surya dalam menyinari hari-hari mereka.

Terlebih bagi sebagian orang yang bekerja di dalam kantor. Ruangan yang difasilitasi Ac Itu sangat tidak terasa kesejukannya.

Bahkan sebagian dari mereka sudah tidak memperdulikan dandanannya. Banyak yang make up nya sudah luntur akibat keringat, ataupun kemeja mereka yang sudah terbuka di bagian kancingnya

Namun, panasnya siang hari itu sama sekali tidak mengganggu keromantisan 2 insan manusia tangan sedang meneguk madu di ruangan manager.

"Ahhhh masss, nikmat banget ini lohh" racau Shela saat Firman dengan membabi buta meny*sap leher jenjang miliknya.

"Teruslah mendes*h Shel. Aku suka suaramu"

Tok tok tok...

Kegiatan mereka terhenti saat mendengar suara ketukan pintu dari arah luar.

"Sialan, siapa sih ganggu aja" gerutu Firman karena aksinya harus terhenti.

"Masuk!!" Perintah Firman dari dalam ruangan.

Shela yang mengetahui ada orang di luar segera membenahi pakaian serta dandanan menornya.

"Permisi pak, ini laporan keuangan bulan ini, mohon segera anda cek" bawahan Firman itu mengerahkan dokumen berisi laporan keuangan bulan ini. Setelahnya, ia segera keluar dari ruangan atasannya. Namun, sebelum keliru, ia sempat melirik kepada Shela. Sebagai laki-laki dewasa tentu ia tahu apa yang baru saja terjadi pada atasan dan perempuan itu. Dengan celana atasannya yang sedikit menggembung di bagian tertentu, dasi yang sudah tak beraturan. dan apa itu, bahkan belahan d*d* perempuan itu terlihat.

"Kenapa masih disitu? Keluarrr! "Bentak Firman pada bawahannya.

"M-maaf pak, permisi" ia buru-buru keluar dan menutup pintu nya.

"Sayanggg, kamu sibuk sekali yaa, aku balik aja deh ke kantor. Kamu terusin pekerjaan kamu" ucap Shela dengan manja pada Firman.

"Eh tapi sayang. Kenapa buru-buru bukannya tadi katamu bossmu itu sedang libur. Dan dengan baiknya ia menyuruh mu untuk libur juga"

"Emhhh, maksudku aku mau ke salon dulu. Byeee sayanggg"

C*p, Shela pamit keluar pada Firman sambil menc*um pipi Firman.

Blammm..

Pintu tertutup

"Hah dokumen s*alan. Harus meriksa lagi. Males banget aku meriksa ginian"

IQ Firman memang di bawah rata-rata. Ia bahkan hanya lulusan SMA . Ia tidak tau bagaimana cara mengecek laporan keuangan selama ini.

Ia hanya sedang beruntung saja bisa memperistri seorang anak konglomerat. Dan bisa di titik sekarang. Menjadi seorang manager keuangan. Namun, dengan jabatan yang ia miliki menjadikan seorang Firman gelap mata dan bermain api di belakang istrinya.

Ayah Andin berfikir, jika ia memberikan pekerjaan pada menantunya, hidup Andin akan bahagia karena ia akan mendapatkan kehidupan yang layak dari gaji di atas rata-rata sang suami.

Tapi Andin dengan pandainya menutupi semua yang terjadi pada dirinya dari keluarganya.

-

-

"G*la lo Shel, dari mana aja lo, mentang-mentang elo sales pemasaran dan elo bisa keluar kantor kapanpun jadi elo bisa se enaknya begini. Ga dapet target baru tau rasa lo" ucap Nindi teman sekantor Shela. Yang sama-sama seorang sales.

Shela, yang mengaku sebagai sekretaris boss besar pada Firman sebenarnya hanyalah seorang sales pemasaran pada sebuah perusahaan.

Dengan pekerjaan ini, ia dengan mudahnya keluar masuk kantor karena memang ia harus

memasarkan produk dari kantornya.

"Berisikkk. Ntar kalo gue dapet target, terus gue dapet bonus besar jangan iri yaa, gue tuh dari tadi keliling buat cari konsumen tau gaa"

"Ya ga sampe 3jam lebih Shel. Jangan-janganlo ketemu sama pacar lo yang katanya suami orang itu yaa hahaha"

"S*alan loo" dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara Shela dan Nindi di kantin kantor. Karena memang hal itu bertepatan dengan jam makan siang kantor.

Brukkk

Tanpa sengaja Shela menabrak punggung kokoh di depannya. Di pemilik punggung kokoh itu berbalik dan menatap tajam Shela. Shela yang ditatap tajam seperti itu hanya bisa menundukkan kepala sedalam-dalamnya dengan wajahnya yang pucat sepucat kapas.

"Mamp*ss gw" batin Shela

"Baru pertama kali ini saya mengunjungi kantin kantor saya. Dan saya sudah mendapatkan kejadian yang membuat saya tidak mood untuk makan cihhh menyebalkan" gerutu sang boss dan berlalu begitu saja dari hadapan Shela yang masih takut untuk mengangkat wajahnya.

"Lain kali hati-hati kamu" ucap sang asisten pribadi.

"Gapapa lo Shel? " tanya Nindi pada Shela.

"G*la. Ganteng bangetttttt Ninnnn" kalo gue bisa dapetin pak boss. Hah gue buang tuh si Firman k*mprettt. Ga bakal habis 7 turunan kekayaan gue" khayal Shela lalu pergi meninggalkan Nindi yang masih tekejut dengan kejadian barusan.

Di lain tempat, di sore hari

Dorr dorrr dorrr

"Andinn, ini kenapa kamu tidak memasak, lihat jam berapa sekarangg" teriak bu Winda dari luar kamar Andin, karena dari siang setelah menjemput anaknya, hingga sore Andin sama sekali tidak menunjukkan barang hidungnya.

"Bukannya bahan makanan habis ya bu. Ibu belum belanja kah?"

"Halah kamu ini alesan. Yaa belanja lah kamu"

"Mana uangnya buuu" ucap Andin sambil menyodorkan tangannya hendak meminta uang pada ibu mertuanya.

"Gada uang. Habiss, kamu aja yang beli"

"Aku juga gada yang buuu"

Perdebatan mereka baru berhenti setelah mendengar sesorang membuka pintu dari luar.

"Buu, mbakk. Kalian apa-apan sih. Udah kaya anak kecil. Berantem terusss" kesal Mulan saat baru datang.

"Kamu juga, perempuan lupa pulang. Kemana kamu dari kemarinn" bentak bu Winda pada anak perempuannya.

"Apaan sih bu, mas Firman kan udah bilang sama ibu kalau aku nginep di rumah temenku. Apa sih yang kalian ributkan?"

"Mbakmu ini Lan, masa sore tidak masak sama sekali, kesel ibu. Huh" berjalan dengan menghenta-hentakkan kakinya dan masuk ke dalam kamar.

"Kenapa mbak ga masak? "

"Tanya sama ibumu" ketus Andin dan langsung masuk ke dalam kamar.

-

-

Hingga menjelang tengah malam, Firman sama sekali belum pulang. Sejak tadi, Andin sudah menghubungi namun tidak ada jawaban sama sekali. Bahkan sekarang, HP nya tidak dapat dihubungi.

"Kemana saja kamu mass" batin Andin dengan resah.

Terpopuler

Comments

Ninik

Ninik

katanya saat pertama kenal Andin firman sebagai supir pribadi bos berarti kan bpknya Andin trs katanya skrg jabatan Asmen keuangan tp dibab ini manager keuangan

2025-04-09

1

Hoa xương rồng

Hoa xương rồng

Aduh, thor bikin jantungku berdetak kencang

2025-04-09

1

Ayuma Utari

Ayuma Utari

semoga kedepannya tambah bikin senam jantungg😂

2025-04-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!