Bab 8 Bukti

Lagi dan lagi, Firman menjadikan alasan lembur pada istrinya hanya untuk menemani Shela berbelanja hingga memadu kasih kembali di kos2 an Shela.

Seperti sore ini, firman yang biasa pulang pukul 5 sore mendadak pamit lembur pada Andin.

"Iya sayang, maaf ya mas hari ini lembur lagi, tapi besok InsyaAllah engga"ucap Firman dari sebrang telepon.

" iya mas, pulangnya jangan kemalaman yaa"

Shela hanya mencebikkan bibir mendengar Firman sedang bertukar kabar dengan istrinya.

"Katanya udah ga cintaaa, masih sayang2an" cibirnya

"Yaa gimana, kalo tiba-tiba bisa curiga dong, lagian dia ga bisa apa-apa selain minta uang sama aku, kalo udah waktunya aku akan cerai in dia. Aku buat seakan-akan semua kesalahan ada padanya"

"Serius mas? Aku bakal jadi satu-satunya?"tanya Shela dengan mata berbinar-binar.

"Dua rius tiga rius malah. Kamu gausah khawatir yaaa, aku pasti akan segera menikahi kamu. Tapi sebelum itu. Sekarang si joni minta dilepasin tuh" tunjukkan pada si adik kecil di bawah sana.

"Ah kamu mass" ia mencubit gemas perut Firman.

Kos-kos an tempat Shela tinggal memang tipe kos-an uang yang bebas, jadi ia bisa dengan leluasa mengajak laki-laki masuk ke dalam kamarnya. Bahkan sudah lebih dari 7kali Firman masuk ke dalam kos-kos an Shela demi menyalurkan hasrat nya.

Andin meremas pelan handphone yang ia pegang. Tidak bisa, ia tidak bisa berdiam diri lebih lama lagi.

"Iya, nanti malam aku akan melakukannya"gumam Andin.

Seperti sore-sore sebelumnya.

Andin mulai memasak kembali karena sang mertua sudah berdendang dari siang.

"Masih untung ibu udah belanja. Kamu tinggal masak. Jadi gausah capek2 belanja. Tinggal masak aja harus nunggu diperintah! " ucapnya pada Andin yang saat ini sedang memotong sayuran di dapur.

"Kalo gamau belanja yaudah gausah belanja"

"Apa kamu bilang??!!! "

"Gapapa buk, eh jangan melotot gitu, serem ah. Ntar copot mata ibu"

"Heh kamu ini sama orang tua udah mulai berani yaaa"

"Kalo ibu masih ngomel. Gajadi masak aku. Biarin ibu sama Mulan kelaparan"

"Yaudah terusin masakan. Jangan sampe anakku nanti pulang kuliah gada makanan ya"

Andin hanya bisa memutar bola matanya malas

"Eh bu, besok ibu gada rencana pergi keluar? " setelah 40 menit berkutat di dapur, Andin menghampiri ibu mertuanya tangan endang menonton TV.

"Kenapa? Mau ngasih duit? "

"Ada 500 buat ibu"

"Serius kamu? Tapi dari mana kamu dapet uang segitu banyak? Nyuri uang anakku ya kamu? " tuduh bu Winda dengan menunjuk muka Andin dengan telunjuknya.

Andin  menurunkan tangan ibu mertuanya dan berkata "Gausah su'udzon buk, itu uangku sendirii. Terserah mau aku dapet dari mana yang penting itu uang halal. Kalau ibu gamau yaudah"

"Heh yaudah sinii"

"Sebentar aku ambil dulu uangnya " ucapnya sambil berlalu ke dalam kamar.

"Hihi lumayan dapet duit buat jalan-jalan"

Sekeluarnya Andin dari dalam kamar. Ia segera memberikan uang itu untuk ibu mertuanya. Ia sengaja memberikan uang karena ia berencana akan memasang CCTV besok di rumah.

Maghrib telah datang, Andin segera mengajak putrinya untuk sholat maghrib terlebih dahulu dan setelahnya mengajak putrinya makan malam.

Mulan pun juga susah pulang sekitar jam 5 sore tadi. Ia beralasan pulang sore karena harus ke perpustakaan sebentar.

Selesai makan malam, dengan tidak tau dirinya bu Winda dan Mulan buru-buru masuk ke dalam kamar tanpa membereskan bekas mereka makan. Andin yang sejatinya tidak bisa melihat rumah kotor segera membersihkan meja makan serta mencuci sehat piring.

Malam harinya, lebih tepatnya dini dari. Lagi dan lagi Firman baru saja pulang dari kos-kosam Shela. Sebelumnya ia sempat tertidur di sana dan terbangun karena ia harus pulang agar istrinya tidak curiga padanya.

Selesai bersih-bersih. Firman segera menuju samping tempat tidur guna merebahkan kembali tubuhnya. Tak butuh waktu lama untuknya terlelap.

Andin yang memang belum tertidur, segera bangun dan berjalan ke sisi ranjang sebelah guna mengambil handphone suaminya. Memang dasarnya tukang s*lingkuh. Handphone suaminya pun yang biasanya tidak berpasword tiba-tiba sekarang dikunci menggunakan sidik jari untuk membukanya. Dengan hati-hati ia mengambil sebelah jari suaminya. Dan. Klik. Terbuka. Handphone Firman terbuka.

"Hufttt" Andin buru-buru berpindah ke tempatnya kembali.

Tidak, Andin tidak akan memeriksa riwayat chat suaminya dengan gund*knya.

Ia akan memeriksa rekening suami dan bukti transfer annya.

Ia begitu syok karena adanya beberapa bukti transferan ke rekening seseorang atas nama SA. Tidak tanggung-tanggung. Sudah beberapa kali suaminya ini mentransfer uang pada SA ini dengan nominal berbeda-beda. Mulai dari 5juta hingga yang paling fantastis 25juta.

Ya Allah mas, segitu teganya kamu terhadapku.

Andin buru-buru menyalin riwayat transferan tersebut dan mengirimkannya pada handphone Andin sendiri. Tak lupa ia juga memasang sadap pada handphone suaminya.

Setelahnya, ia kembalikan ke tempat semula.

Sekuat apapun Andin, ia akan tetap meneteskan air mata setelah tau suaminya bermain g*la di belakangnya. Tak dipungkiri juga ada rasa sakit yang menghantam dadanya bagai di Palu godam. Sakit, bertahun-tahun ia bersama suaminya jelas ia sangat mencintai suaminya. Tapi apakah bisa ia bertahan dengan laki-laki yang jelas telah membagi cinta serta tubuhnya dengan wanita lain. Ia bahkan sudah beberapa bulan ini tidak mendapatkan nafkah batin dari suaminya.

Ia tahu suaminya muak dengan bentuk tubuh yang ia punya sekarang. Tapi ia tidak akan merubahnya sebelum ia berpisah nanti. Karena jika ia berubah sekarang. Tak menutup kemungkinan suaminya itu akan tergila-gila kembali padanya. Ia punya salon, ia punya uang. Bukan suatu hal yang sulit untuk merubah penampilan. Tetapi ia lebih memilih penampilan seperti ini demi menghindari disentuh oleh suaminya. Karena ia sudah terlanjur jijik pada suaminya.

Pagi harinya, karena bahan di kulkas sudah penuh. Ia kembali memasak sarapan untuk semua orang. Sebelumnya, ia juga sudah menyiapkan baju kerja suaminya. Karena bagaimana pun, itu masih tanggung jawabnya. Akan berdosa ia jika tidak melayani kebutuhan suaminya. Walaupun ia melakukannya dengan hati yang dongkol.

"Hoaammm. Gitu dong masak lagi. Jangan jadi istri tidak tau diri, udah numpang malah gamau masak"ucap bu Winda yang baru keluar dari dalam kamar.

" ih nenek jorok, masak beleknya masih banyak tuh di mata"ucap Fara sambil menuding mata bu Winda.

"Eh cucu kurang aj*r kamu ya, sama orang tua berani yaa. Ini pasti karena ajaran kamu kan Andin" marah bu Winda pada cucunya.

"Bu, Fara benar, kalau mau sarapan. Baiknya ibu cuci muka dulu" tidak, bukan Andin yang menjawab. Melainkan Firman. Karena ia lun sedikit risih melihat penampilan ibunya.

"Dan mana Mulan? Ga ke kampus dia? " lanjutnya.

"Kamu juga, malah sama aja kaya anakmu. Adikmu masuk siang. Biarin aja dia tidur" ucap bu Winda sambil berlalu ke dalam kamar guna membasuh muka.

Tingg.

Handphone Firman berbunyi. Firman buru-buru mengecek handphone nya. Sudah jelas itu dari g*ndiknya.

"Belum puas kah perempuan gatal ini semalam dengan suamiku"batin Andin melirik suaminya.

Setelah suaminya berangkat. Dan ibu mertuanya kembali ke kamar, ia pun juga berangkat mengantarkan putrinya. Biarlah meja makan bekas mereka sarapan bersepah. Nanti akan ia bereskan selepas mengantar putrinya.

Di tengah jalan selepas mengantar putrinya sekolah. Ia iseng mampir ke sebuah cafe yang baru buka. Ia akan mencoba menu baru di cafe tersebut.

Tanpa ia sangka. Ada sepasang mata yang mengawasi masuknya ia ke cafe tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!