Bab 5 Mengikuti

Tingg

Bunyi pesan masuk pada HP Andin.

Andin memerhatikan sebuah foto yang dikirim oleh orang kepercayaan Visca.

"Perempuan ini kan" ia memperhatikan dengan seksama perempuan yang sedang bergelayut manja pada lengan suaminya.

"Sudah sejauh mana hubunganmu mas" gumamnya pada diri sendiri

Drttt.. Drttt... Drttt. Tak lama Visca menghubungi Andin kembali.

"Bagaimana bu, apakah ibu ingin saya menyuruh orang kepercayaan saya untuk mendekat? "

"Tidak, sebelumnya terimakasih telah membantuku, bayaranmu akan ku transfer"

"Baik bu terimakasih" panggilan berakhir.

Andin tidak bisa berdiam diri saja mulai sekarang. Ia harus bisa mengumpulkan lebih banyak bukti tentang hubungan suaminya dengan perempuan tersebut.

Malam harinya. Sekitar jam 9malam. Firman baru saja pulang ke rumahnya. Saat memasuki rumah, ia melihat istrinya sedang duduk di meja makan dengan berbagai menu masakan.

"Baru pulang mas? Kemana mulan? Kok sendirian? "

Firman seketika gugup untuk sekedar menjawab pertanyaan istrinya.

"Mulan pulang ke rumah temannya. Sayang, mas mau makan. Siapkan ya"  Andin hanya membalas dengan anggukan kepala.

Aroma inii, Andin mencium wangi parfum yang berbeda dari yang biasanya suaminya pakai. Aroma ini lebih dominan ke aroma vanilla.

"Biar kubantu lepas bajumu mas" Andin hendak mengulurkan tangan membantu suaminya melepas baju. Tetapi ditepis oleh Firman.

"Maaf sayang, mas bisa melepasnya sendiri"

Setelah ganti baju dan mandi, Firman kembali menemui istrinya di meja makan dan mulai memakan makanan yang telah disiapkan Andin.

"Mas, minggu depan Fara ada studytour ke kebun binatang. Kamu akan kasih Fara uang jajan kan? "

Tingg. Firman meletakkan sendok sedikit kasar pada piring.

"Lihat2 nanti" jawab Firman asal. Setelah selesai ia langsung berdiri dari kursi dan masuk ke dalam kamar.

-

-

Senin pagi, Andin sudah berkutat di dapur sedari subuh, selesai menunaikan ibadah wajib ia langsung menuju dapur untuk melihat ada bahan makanan apa di dalam kulkas. Ia segera memasak makanan sesuai bahan yang tersisa.

Setelah selesai memasak, Andin segera menuju kamar putrinya untuk membangunkannya. Karena jam sudah menunjukkan pukul 6pagi.

"Sayang bangun, sudah jam 6,waktunya mandi lalu sekolahhh"

"Hoaammm, iya buuu" jawab Fara dan langsung menuju ke kamar mandi.

Setelahnya, Andin buru-buru masuk kembali ke kamarnya untuk membangunkan suaminya. Ini hari senin, tentu suaminya akan kembali bekerja. Kalau telat membangunkan, bisa kena marah lagi Andin.

"Mas bangun, jam 6 lebih. Keburu macet nanti di jalan"

"Ah jam berapa sekarang? " tanya Firman dengan mata yang masih setengah terpejam.

"Jam 6lebih 15 menit mas"

"Ah baiklah, tolong siapkan kemejaku"

Andin segera menuju ruang ganti dan mengambil setelan jas untuk dipakai suaminya. Ia meyetrikanya terlebih dahulu.

Setelah semua siap, ia keluar dan kembali ke kamar putrinya untuk melihat apakah putrinya sudah siap atau belum.

"Ah ternyata putri ibu sudah siap. Cantiknyaaa" pujinya pada putrinya.

"Sini, tinggal rambutnya biar ibu tata. Dan Fara akan semakin cantikkk"

Jam sudah menunjukkan pukul 6.40 menit, mereka semua telah berkumpul di meja makan. Tak terkecuali ibu mertua Andin.

"Mana ayam gorengnya? Kenapa cuma oseng sawi dan telur dadar? " tanya Firman pada istrinya.

"Uang ada pada ibu mas. Suruh ibu belanja. Aku tak memegang uang sama sekali. Kemarin aku sudah bilang ke ibu kalau bahan di kulkas habis"

"Eh kok jadi ibu,, ya kamu lah yang harus belanjaa kenapa ibuu" perdebatan pun tak ter elakkan.

"Kan uang kemarin udah ibu ambil semua. Harusnya untuk 3hari kedepan masih ada Buu"

Tiit.. Tiit... Tiiittt...

Token listrik berbunyi.

"Kenapa belum beli pulsa listrik? " tanya Firman pada istrinya.

"Uang udah diambil seua sama ibu mas kemarin"

Bu Winda seketika gugup mendapati anaknya meliriknya dengan raut wajah penuh tanda tanya.

"Uangnya habis" ucap bu Winda tanpa rasa bersalah.

"Kok bisa bu? Trus kenapa uangnya ibu ambil dari Andin? Selama ini Andin yang ngatur semua baik2 saja"

"Heh firman, uangnya kemarin cuma sisa 300 ribu, udah habis ibu bayar buat wifi dan air. Gada sisa. Makanya kemarin ibu tidak belanja"

Pfftttt

"Apa kamu??!! " tanya bu Winda pada Andin dengan ketua

"Kan udah aku bilang mas. Uang 400untuk nafkah sebulan. Dan harus memenuhi semua kebutuhan rumah. Kamu yakin? Zaman sekarang mas. Semua serba mahal. Fara? Sudah makannya? Yuk ibu antar sekolah"

"Iya buuu"

Sepeninggal Andin dan Fara. Meja makan hanya dipenuhi dengan dentingan sendok.

Firman menyodorkan uang 200ribu pada ibunya.

"Bayar buat token bu, jangan sampai besok aku dengan bunyi token habis lagi" lalu firman beranjak dari meja makan dan menuju kamarnya untuk mengambil tas kerjanya.

"Hehhh, 400ribu untuk sebulan. Memang pelit anakku ini"

-

-

Sepulang mengantar anaknya, Andin tidak langsung pulang ke rumahnya. Melainkan ia akan mengunjungi salonnya yang berada di daerah X. Kurang lebih 30menit perjalanan dari sekolah Fara menuju salon miliknya.

Andin diam-diam bekerja sama dengan temannya bernama Fitri untuk membangun sebuah salon. Sudah 2tahun salon itu berdiri. Setiap harinya selalu ramai hingga para pegawai sedikit kesusahan meng-handle. Andin sangat mempercayakan salon tersebut pada fitri. Setiap bulan Andin hanya mengecek laporan keuangannya.

Tidak ada yang tahu Andin mendirikan salon yang lumayan besar. Bahkan suaminya sendiri. Dan Fitri ia tunjuk sebagai penanggung jawab salon tersebut.  Yang suaminya tahu, Andin hanyalah seorang ibu rumah tangga yang kesibukannya mengurus ia dan anaknya. Tak tahu perawatan.

Untuk keperluan rumah pun, Andin selalu menutupi kekurangannya. Sehingga suaminya hanya tahu beres, makan enak, pakaian rapi, dan rumah yang sedap dipandang.

"Assalamu'alaikum Fit" sapa Andin pada fitri yang tengah berdiri di meja kasir.

"Walaikumsalam Ndinn. Duh bu bos tiba-tiba datengg"

"Stttt.. Kamu ini kebiasaan Fit"

"Hehe maaf maaf" jawab fitri dengan mengacungkan 2jarinya.

"Gimana hari ini? "Tanya Andin pada Fitri.

" alhamdulillah ramai seperti biasa. Tuh sampe antri2" tunjuk Fitri pada beberapa orang yang mengantri untuk melakukan serangkaian treatment.

Salon Andin sendiri selain melayani make up, dan kecantikan lain, juga melayani eyelashes dan manikur serta pedikur. Memang belum merambah ke pelayanan wedding.

"Kamu kenapa kalo keluar2 gapernah make-up dehh"

"Makes Fit. Mas Firman katanya suka aku yang apa adanya giniii hehe"

"Hati2 lohh. Zaman sekarang banyak suami yang serong. Di rumah katanya kaya orang kecintaan sama istrinya. Tau2 di luar suka sl*ngki. Upss.. Sorry Ndin "

"Gapapa, kalo dia berani macam2 yang rugi bukan aku tapi dia"

"Haha iya sihh. Ohya ini laporan keuangan bulan ini Ndin" ucap Fitri menyerahkan map berisi laporan keuangan.

"Bukan ini ramai sekali yaa, alhamdulillah. Berikan bonus pada karyawan yaa. Per orang 500ribu. Kita apresiasi kerja kerasnya"

"Wah beneran? Aku juga dongg? " taya Fitri dengan mata berkaca-kaca.

"Enggak kalo kamu"

"Arghhhh andinnnn"

Setelah 2jam Andin mengunjungi salonnya, ia pamit pulang pada Fitri. Ia menaiki motornya dengan santai demi menikmati semilir angin yang pada siang ini.

Tiba di lampu merah, Andin melihat sebuah mobil yang sangat ia kenal. Mobil suaminya.

"Eh mobil mas Firman, tapi ini kan bukan jalan ke kantornya"

Kaca mobil tersebut diturunkan oleh pemiliknya karena ada penjual tisu yang menawarkan dagangannya pada mobil Firman.

"Eh beneran mas Firman. Sama siapa? Perempuan itu"

Saat hendak mengejar suaminya, Andin dibuat kalangkabut lantaran tas yang ia pakai malah sobek dan membuat isinya berhamburan keluar.

"Ah sialll" umpat Andin pada tasnya.

Tiiinnnn tiiiinnn tiiinnnn. Andin segera memunguti isi tasnya karena lampu sudah berubah hijau dan kendaraan lain sudah melakukan.

Andin kehilangan jejak suaminya.

"Kemana kamu mass" batin Andin saat ia sudah mulai melakukan kembali

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

typonya thor

2025-05-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Nafkah 400ribu
2 Bab 2 Kedatangan Perusuh
3 Bab 3 Bertemu
4 Bab 4 Mulai Curiga
5 Bab 5 Mengikuti
6 Bab 6 Mertua Julid
7 Bab 7 Orang Di Masa Lalu
8 Bab 8 Bukti
9 Bab Bertemu?
10 Bab 10 Firman semakin gila
11 Bab 11
12 Bab 12 Bertemu lagi
13 Bab 13 Kedatangan Ipar
14 Bab 14 Andin Pulang
15 Bab 15 Bukti
16 Bab 16 Dilabrak
17 Bab 17 Semakin Pandai berbohong
18 Bab 18 Alex Si Dingin
19 Bab 19 Fara Dan Alex Bertemu
20 Bab 20 Andin Mulai Pintar
21 Bab 21 Andin Bekerja
22 Bab 22 Hari-hari Andin di kantor
23 Bab 23 Bertemu Pak Ridwan
24 Bab 24 Rencana Andin
25 Bab 25 Di Kampung
26 Bab 26 Keputusan Andin
27 Bab 27 Hilang
28 Bab 28
29 Bab 29 Andin Dibully
30 Bab 30
31 Bab 31 Menemui Andin
32 Bab 32
33 Bab 33 Rusuh
34 BAB 34 Saling Jambak
35 Bab 35 Paket
36 Bab 36 Terbongkar
37 Bab 37 Hilang
38 Bab 38 Hari menuju Bebas
39 Bab 39 Tak Mau Terima
40 Bab 40 Bebas
41 Bab 41 Bu Winda Kelabakan
42 Bab 42 Semua Berubah
43 Bab 43 Kedua Kalinya
44 Bab 44 Kejadian Lagi
45 Bab 45 Dipecat
46 Bab 46 Kejadian Tak Terduga
47 Bab 47
48 Bab 48 Ternyata?
49 Bab 49
50 Bab 50 Ribut
51 Bab 51 Perusuh
52 Bab 52
53 Bab 53 Baru
54 Bab 54 Andin Tahu
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57 Tak Tahu Malu
58 Bab 58 Kaget
59 Bab 59 Sakit
60 Bab 60 Restu
61 Bab 61 siapa?
62 Bab 62
63 Bab 63 Teman Saja?
64 Bab 64 Pesta
65 Bab 65 Kau?
66 Bab 66
67 Bab 67 Manusia Ini Lagi
68 Bab 68 Huru Hara Di Kantor
69 Bab 69
70 Bab 70 Ke Bali
71 Bab 71
72 Bab 72 Datang Lagi
73 Bab 73
74 Bab 74 Bukti
75 Bab 75 Tahu Sesuatu
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Bab 1 Nafkah 400ribu
2
Bab 2 Kedatangan Perusuh
3
Bab 3 Bertemu
4
Bab 4 Mulai Curiga
5
Bab 5 Mengikuti
6
Bab 6 Mertua Julid
7
Bab 7 Orang Di Masa Lalu
8
Bab 8 Bukti
9
Bab Bertemu?
10
Bab 10 Firman semakin gila
11
Bab 11
12
Bab 12 Bertemu lagi
13
Bab 13 Kedatangan Ipar
14
Bab 14 Andin Pulang
15
Bab 15 Bukti
16
Bab 16 Dilabrak
17
Bab 17 Semakin Pandai berbohong
18
Bab 18 Alex Si Dingin
19
Bab 19 Fara Dan Alex Bertemu
20
Bab 20 Andin Mulai Pintar
21
Bab 21 Andin Bekerja
22
Bab 22 Hari-hari Andin di kantor
23
Bab 23 Bertemu Pak Ridwan
24
Bab 24 Rencana Andin
25
Bab 25 Di Kampung
26
Bab 26 Keputusan Andin
27
Bab 27 Hilang
28
Bab 28
29
Bab 29 Andin Dibully
30
Bab 30
31
Bab 31 Menemui Andin
32
Bab 32
33
Bab 33 Rusuh
34
BAB 34 Saling Jambak
35
Bab 35 Paket
36
Bab 36 Terbongkar
37
Bab 37 Hilang
38
Bab 38 Hari menuju Bebas
39
Bab 39 Tak Mau Terima
40
Bab 40 Bebas
41
Bab 41 Bu Winda Kelabakan
42
Bab 42 Semua Berubah
43
Bab 43 Kedua Kalinya
44
Bab 44 Kejadian Lagi
45
Bab 45 Dipecat
46
Bab 46 Kejadian Tak Terduga
47
Bab 47
48
Bab 48 Ternyata?
49
Bab 49
50
Bab 50 Ribut
51
Bab 51 Perusuh
52
Bab 52
53
Bab 53 Baru
54
Bab 54 Andin Tahu
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57 Tak Tahu Malu
58
Bab 58 Kaget
59
Bab 59 Sakit
60
Bab 60 Restu
61
Bab 61 siapa?
62
Bab 62
63
Bab 63 Teman Saja?
64
Bab 64 Pesta
65
Bab 65 Kau?
66
Bab 66
67
Bab 67 Manusia Ini Lagi
68
Bab 68 Huru Hara Di Kantor
69
Bab 69
70
Bab 70 Ke Bali
71
Bab 71
72
Bab 72 Datang Lagi
73
Bab 73
74
Bab 74 Bukti
75
Bab 75 Tahu Sesuatu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!